Cari Blog Ini

Sabtu, 31 Januari 2015

Puisi : Pedihku Menyayangimu

Hendak kemana lagi, kan kubawa luka ini
Sedang pedihnya kian tak sanggup untuk kuselami
Karna semakin dalam rasa itu ku jejaki
Semakin pula aku larut nan hancur bersamanya

Mungkin aku tak sanggup memendam rasa ini
Mungkin jua aku tak mampu menenggelamkan gelora di hati
Namun aku tak pernah menginginkan semua ini
Menahan airmata, menghiba dalam getirnya

Kau jua tahu,
Bahwa aku masih di sini menantimu
Berharap kau kembali di sisiku
Kau hanya biarkan aku dalam penantianmu
Tak jua hadir
Tak jua menyapa

Hampir berapa ribu
Sajakku berujar dalam puisi, sya'ir penantianku
Namun tak pernah sedikitpun hatimu bercelah
Berbisik padaku bahwa kau masih punya hati
Hanya luka yang ku dapat

Dan di kesekian kalinya
Kau slalu buatku menangis
Bersedih, tanpa kau sadari
Aku yang teramat pedih dalam menyayangimu


"" Pedihku Menyayangimu ""
( Putra Jogja )

Kamis, 29 Januari 2015

Puisi : Kepedihan Yang Mendalam

Jauh sudah kembara dalam lanaku
Hingga kegundahan seakan menjadi keluargaku
Gelap gulita menjadi sandaran lelahku
Jiwaku hampa di selimut pilu

Bahana cinta tinggal buana
Berontak luka tenggelam lara
Bimbang menghiris tak berdaya
Berbisiklah hiba senja kala
Bahwa lukaku masih mengintainya

Duhai laksana bayu,
Sehterukanlah kesah kesuh di jiwaku
Akan hadiah luka yang kian merekah penuh sembilu
Sehingga sadarnya adalah hati yang luka

Jikalau rasa ini adalah kesalahan
Biarlah kan kubesit luka di hati
Hingga suatu masa nanti tak ada lagi air mata
Ataupun kepedihan yang mendalam


"" Kepedihan Yang Mendalam ""
( Putra Jogja )


Rabu, 28 Januari 2015

Puisi : Sadarku

Jika suatu saat nanti
Aku benar-benar pergi
Jangan pernah tanyakan mengapa?
Karna lelahku tak lagi bisa memahamimu

Jika suatu nanti
Rasaku benar-benar sudah mati
Jangan pernah tanyakan kenapa?
Karna sunyinya malam-malamku kian merasuki

Mungkin cintaku bagimu hanyalah sepindar cahaya lilin yang teramat redup menyinari
Namun di setiap do'aku padaNya
Aku slalu meminta, biarlah redupnya lilin ini slalu menyala di hatimu
Kala cahaya terang lainnya mulai padam

Tidakkah berat bukan?
Jika hanya itu permintaanku
Karna sampai detik ini
Namamu masih terlukis dalam hati
Walau ku tahu, siapalah aku ini


"" Sadarku ""
( Putra Jogja )

Senin, 26 Januari 2015

Puisi : Cinta Yang Tak Lagi Berisyarat

Segenap ratap ter toreh sesaat
 Tat kala duka menggema
 berbekas
 Bahana lara dalam vananya
 Dengan beragam mimpi
 yang ter selimuti kegelapan

 Ketika rasa beranjak pergi
 Bathinpun tersiksa mencari
 Tentang keberadaanmu
 Setibanya di lautan, sepiku mulai mengusik kediaman
Yang selalu membisik
Hanya karna di racun rasa
 Mati bernada luka dengan cerita yang meyakitkan

 Takkan ada lagi artinya ukiran
 Terus apa yang harus di fikir kembali?
 Sementara pergimu lenyap dari nyataku

 Hanya dalam Kesedihan
 ku genggam rasa
 Hingga senyumpun telah terkapar
 Takkan ada lagi rasa yang bersemi
 Takkan ada lagi cinta yang kan tumbuh

 Meskipun nada-nada bermelodi
 Layaknya hari meniti menyusuri titian-titian mega yang membisu
 Dan takkan pernah lagi mampu menguraikan kalimah

 Tuhan...
 Ijhinkanlah aku menyayanginya
 Dengan rasaku yang hanya sekejap mata menerewang
Meskipun cintanya tak lagi ber isyarat


"" Cinta Yang Tak Lagi Berisyarat ""
( Putra Jogja )

Kamis, 22 Januari 2015

Puisi : Cerita Lalu

Belum jua usai ku rangkum cerita lalu
Namun kenapa kau tega merobek naskah kisah itu
Seakan kau tak ingin melihat apa yang pernah ku alami
Saat di mana aku kau tinggalkan

Mengapa mudah kau ucap sudah?
Air mata belum jua kering di pipi
Mengapa mudah kau ucap putus?
Alur belumlah seberapa di hidup

Kau kata,
Kisah ini hanya maya
Kau kata,
Kiasan ini hanya semu semata
Lantas apa yang ada di benakmu?

Rasaku ingin jauh membawa cerita ini
Namun bayangmu slalu membias di setiap ruas simpang jalanku
Hingga hatipun tak pernah sanggup menahan pedihnya
Yang menjalar di setiap nada nadiku

Mungkin aku takkan sanggup melupakanmu
Mungkin jua aku takkan sanggup menahan pedih ini
Karna yang ada hanyalah sakit dan sakit
Saat kau jauh dariku


"" Cerita Lalu ""
( Putra Jogja )

Selasa, 20 Januari 2015

Puisi : Adakah Aku Bersalah

Malam semakin kelam
Kerdip bintang tak jua tiba
Hati semakin tersiksa
Sunyi memapah silam

Arakan awan menyelimut pilu
Gundah gulana membelenggu kalbu
Asa luruh di hempas nista
Prahara cinta berakhir lara

Rindu berkepanjangan tiada arti
Rasa bermunajad tiada pasti

Resah menyulam di atas luka
Meronta jiwa sembilu adanya
Rintih merajut di atas pedih
Menghiba kasih rasa kecewa

Duhai waktu?
Adakah aku bersalah padamu
Hingga waktumu tak jua kunjung berlalu
Lelah, letihku kau belenggukan dalam hidupku


"" Adakah Aku Bersalah ""
( Putra Jogja )

Kamis, 15 Januari 2015

Puisi : Kenangan

Lembut tuturmu menyentuh kalbu
Bak sutera kahyangan menyelimuti jiwaku
Lisan ucapmu meruntuhkan bekunya hatiku
Bak samudera menggempur karang di lautan

Kau tahu cinta?
Rasa yang dulu pernah mati
Kembali hidup bagai mimpi
Nadi yang dulu pernah berhenti
Kembali berdenyut bagai berlari

Namun ku tahu cinta,
Kau hanya mimpi sesaatku
Dimana datang dan pergimu
Hanyalah ibarat angin lalu

Berhembus di pusara mayaku
Menghilang tinggalkan sepoimu
Dan kini aku benar-benar merasa sadar
Saat sendiriku di sudut sunyi memapah kenangan kita



"" Kenangan Kita ""
( Putra Jogja )

Sabtu, 10 Januari 2015

Puisi : Temaram Purnama

Sekilas saja raut wajahmu terpandang
 Serasa surga duniaku sekarang
 Entah,
 Apakah ini hanyalah sebuah mimpi
 Ataukah hidup Ini hanyalah mimpi
 Yang teramat panjang


 Tuhan,
 Jika hidup ini sebuah mimpi
 Janganlah kau membangunkan aku
 Dari lelapnya mimpiku ini
 Karna bahagianya hati tidak akan pernah terulang lagi


 Tuhan,
 Jika hidup ini adalah sebuah perjalanan
 Tuntunlah arah kedua mata kakiku
 Agar sampai di dalam ruang singgahnya
 Hingga temaram bersama datangnya purnama-purnama malam


"" Temaram Purnama ""
( Putra Jogja )

Jumat, 09 Januari 2015

Puisi : Luka Bertaut Nanar

Ku ukir tanya di benakku
Isyarat fikir yang terukir indah atas namamu
Ku sulam kasih di hatiku
Tersemat harap di jajaran waktu


Wahai sebuah nama
Bisakah kau sekejap mengingatku?
Bisakah kau sekejap mendengarku?


Aku tahu,
Kau masih di situ
Merindukanku dalam waktumu
Menantiku dalam diammu
Menyayangiku dalam bencimu


Kau jua tahu,
Aku masih menyayangkanmu
Aku masih setia menggenggam cintaku
Aku masih selalu menantikanmu


Namun kenapa?
Berulang kali patahkan dahan asmaraku
Hingga tunas cintapun enggan lagi tumbuh di kalbu
Tumbang asapun tak bisa di pungkiri


Kenapa harus hati yang luka?
Kenapa harus jiwa yang merana?


Haruskah aku menyimpanmu dalam-dalam?
Agar rasa ini tenggelam bersamamu
Ataukah aku akhiri saja kisah ini?
Agar kau bisa bahagia dengan insan idamanmu


Ya Tuhan,
Begitu berat rasa ini melepas
Begitu sulit rasa ini menerima


Aku tahu,
Tiadalah sempurna dalam hidupku
Tiadalah sepadan dalam persandingan itu
Namun kenapa?
KAU hadirkan dia untukku?
Aku iklhas jika semua ini kehendakMU
Walau nyatanya luka bertaut nanar yang ada dalam diriku



"" Luka Bertaut Nanar ""
(Putra Jogja)

Kamis, 01 Januari 2015

Puisi : Pergilah

Terbanglah merpati putihku, rengkuhlah dunia di balik sangkar kasih ini
 Masih jauh perjalanan yang menantimu, kepakkanlah sayapmu
 Terbanglah, jelajahi luasnya hamparan langit biru
 Masih banyak cerita indah yang tengah menantimu disana, di balik kehidupan sangkar nan pengap ini
Di mana kehidupan yang
nyata dan tiada berkiaskan wajah kesemuan

 Usah kau hiraukanku yang masih terpaku di relung gelapnya lorong sangkar ini
 Gapailah warna cinta mu dimana tiada fatamorgana yang tercermin
 Usahlah kau tanya kenapa ?
Kerana kita tlah mengerti jawabnya
 Dan aku ingin menatap mu dalam senyuman yang nyata
 Senyum kebahagiaan hati dan cintamu di atas hamparan bayang kenyataan
yang tersirat
Pada seberkas cinta
 yang tergenggam di relung jiwa ini
 Kurela melepaskan sebait impian yang ku tahu tiada kan berujung


 Demi hari hari esok yang mesti kau lewati
 Di mana seribu kebahagiaan cinta
 nyata menantimu
 Di mana sejalinan hari-hari indah nyata menunggu tuk kau petik
 Kepakkanlah sayap-sayap lentikmu
Terbanglah merambahi langit
 nan luas
 Kuyakin ada sejatiNya kebahagiaan cintamu yang tengah merindukanmu


 Jangan kau tanyakan cinta padaku ?
 Jua jangan kau tanyakan mengapa pada jiwa ini ?
 Karena kau tlah tahu cinta ini begitu tulus padamu
 Jangan kau tanyakan pula tentang mimpi pada ku ?
 Karena tlah kuhempaskan semua
 impian itu
 Demi kebahagiaanmu di hari esok nanti
 Terbanglah merpatiku
 Membungbung tinggi
 Kurela melepasmu kerana rasa cintaku yang begitu dalam padamu
 Semuanya hanya menuju satu arah kebahagiaanmu



"" Pergilah ""
( Putra Jogja )