Saat bulan kembali temaram
Wajahmu mulai menawan
Senyum manjamu membuatku hanyut dalam lamunan
Hingga aku pun larut dalam pesonamu
Saat aku mendapatimu
Ada yang ganjil dalam perasaanku
Entah ini benar atau tidak
Namun aku berharap ini adalah rasa yang sebenarnya
Karna aku yakin dengan sebuah hati
Sayang,
Lihatlah aku yang selalu merindukanmu
Lihatlah aku yang selalu menunggumu
Jarak dan waktu kita memang berbeda
Namun jarak bukanlah penghalang
Namun waktu bukanlah aturan yang menyekat
Karna dengan adanya adalah suatu ujian kita
Sayang,
Aku ingin sesekali mendekapmu
Memeluk erat tubuhmu
Membisik lirih di telingamu
Dan aku ingin berkata , aku sayang sama kamu
Waktu demi waktu yang ku lalui
Masih seperti biasanya
Berbayang wajah ayumu
Berbalut rindu kasihmu
Sesekali puisi menjadi penuang rinduku
Matahari yang terbit
Tak luput dari kerinduanku
Bintang yang bertaburan
Tak luput dari kasih tulusku
Dan bulan yang melambai
Tak luput dari cinta suciku
Semoga waktu cepat berlalu
Karna aku tak lagi sanggup menahan rindu ku padamu
"" Rasa Yang Ada ""
( Putra Jogja )
kaupun telah berlalu meninggalkan cerita cinta, dan akupun hanya bisa terdiam menikmati kenangan pahit pada ujung rekahnya luka yang menganga,,,,, kaupun telah riliskan mahligai itu ke dalam air mata yang kerap menggenangi ruang sepiku. kau juga telah tebarkan asa kedalam imaji khayal yang kerap mengaksarakan kisah cinta seribu malam tentangmu. .... namun kini ,di mana pagi-pagi itu saat kau hadirkan sejuta arti makna sayang!!!!! by KEMBARA HATI
Cari Blog Ini
Sabtu, 27 September 2014
Minggu, 14 September 2014
Puisi : Sang Pemilik Tahta
Dentuman guntur menggelar dengan keras
Menyerukan langgam tembang ratapan unggkapan
Para punggawa-punggawa malang
Di dalam rontangnya buana
Hening renta mengarak pilu
Dalam vananya semesta alam
Yang telah menabur duka dalam
Hidup insan di muka bumi
Hanya bisa meratap sendu
Di dalam menitih haluan hidup
Terpenggal asa dalam
pasungan
Teragisnya tatanan alam raya
Duka lara santapan setiap
Detiknya waktu yang bergulir
Dengan tumpahnya darah
Di dalam tanah bumi pertiwi
Torehan pilu di atas lembar
Tinta bercampur tetesan air mata
Merah putih di landa darah
Menjalar perih terangkai
Tanpa tawa , canda dan gurauan
Di penghujung kutub bumi
Sisa nafas menuntun langkah
Sejenak berteduh dalam ufuknya
Yang telah membutakan mata
Sebait puisi terangkai
mengenang
Suramnya suratan takdir ini
Amaran demi amaran dariNYA
Telah mereka resapi dan pahami
Mencoba diri menghibur hati
Menanti suara
syahdu dari
Sang pemilik tahta yang
Singgah di atas sana
Rintihan mendayu duka kalbu
Rebah jiwa musam senyum
Riang tak terjamah mengakhiri
Ratapan sayu dari sebuah
Resah yang membelenggu dalam relung sukma
Tuhan :
Pabila hari ini tertumpah darah
Dalam gersangnya suryaMU
Ku kan belajar menitih haluan
hidup
Di penghujung waktuku
Pabila ribaanMU masih
Tergenggam ku kan pasrah
Di dalam genggaman
jagadMU
"" Sang Pemilik Tahta ""
( Putra Jogja )
Menyerukan langgam tembang ratapan unggkapan
Para punggawa-punggawa malang
Di dalam rontangnya buana
Hening renta mengarak pilu
Dalam vananya semesta alam
Yang telah menabur duka dalam
Hidup insan di muka bumi
Hanya bisa meratap sendu
Di dalam menitih haluan hidup
Terpenggal asa dalam
pasungan
Teragisnya tatanan alam raya
Duka lara santapan setiap
Detiknya waktu yang bergulir
Dengan tumpahnya darah
Di dalam tanah bumi pertiwi
Torehan pilu di atas lembar
Tinta bercampur tetesan air mata
Merah putih di landa darah
Menjalar perih terangkai
Tanpa tawa , canda dan gurauan
Di penghujung kutub bumi
Sisa nafas menuntun langkah
Sejenak berteduh dalam ufuknya
Yang telah membutakan mata
Sebait puisi terangkai
mengenang
Suramnya suratan takdir ini
Amaran demi amaran dariNYA
Telah mereka resapi dan pahami
Mencoba diri menghibur hati
Menanti suara
syahdu dari
Sang pemilik tahta yang
Singgah di atas sana
Rintihan mendayu duka kalbu
Rebah jiwa musam senyum
Riang tak terjamah mengakhiri
Ratapan sayu dari sebuah
Resah yang membelenggu dalam relung sukma
Tuhan :
Pabila hari ini tertumpah darah
Dalam gersangnya suryaMU
Ku kan belajar menitih haluan
hidup
Di penghujung waktuku
Pabila ribaanMU masih
Tergenggam ku kan pasrah
Di dalam genggaman
jagadMU
"" Sang Pemilik Tahta ""
( Putra Jogja )
Jumat, 12 September 2014
Puisi : Gelora Rasa
Harus ke mana lagi
Puisi cinta ini ku postkan
Hingga kau bisa membaca , mengerti
Persandingan malamku dalam keresahan
Berbagai jaringan sosial
Puisiku berbait tentangmu
Bahkan blog pun berposting tentangmu
Tentang sosok gadis pembawa cita
Ku tak pernah berharap lebih darimu
Melainkan kasih sayangmu semata
Ku tak pernah berharap bintang , bulan
Melainkan keberadaanmu di sisiku
Kasih,
Janganlah pernah lelah
Ataupun letih menemaniku
Karna kau lah gelora rasa yang ada
Bak samudera tanpa reda
"" Gelora Rasa ""
( Putra Jogja )
Puisi cinta ini ku postkan
Hingga kau bisa membaca , mengerti
Persandingan malamku dalam keresahan
Berbagai jaringan sosial
Puisiku berbait tentangmu
Bahkan blog pun berposting tentangmu
Tentang sosok gadis pembawa cita
Ku tak pernah berharap lebih darimu
Melainkan kasih sayangmu semata
Ku tak pernah berharap bintang , bulan
Melainkan keberadaanmu di sisiku
Kasih,
Janganlah pernah lelah
Ataupun letih menemaniku
Karna kau lah gelora rasa yang ada
Bak samudera tanpa reda
"" Gelora Rasa ""
( Putra Jogja )
Langganan:
Postingan (Atom)