Mencintaimu,
Bagaikan tangan menggenggam angin
Namun tak pernah mampu untuk kusentuh
Menyayangimu,
Bagaikan tubuh memelihara duri
Namun tak pernah mampu untuk kucabut
Karna engkaulah duri yang terkenang selama ini
Meski sampai saat ini sakit ini
Tidak pernah dapat terobati lagi
Namun itulah sesungguhnya rasaku
Terhadapmu selama ini
Meski sampai saat ini rintih itu
Semakin tertatih-tatih
Namun itulah sesungguhnya ketulusanku
Terhadap hatimu
Adakah hatimu merasa
Adakah bathinmu melihat
Adakah cintamu memandang
Ataukah hilang rasa dalam dirimu
Kini,
Aku hanya bisa menangis
Kala jelma bayangmu melintas
Kini,
Aku hanya bisa bersedih
Kala tahuku dirimu telah meninggalkanku
"" Dirimu Yang Telah Pergi ""
( Putra Jogja )
kaupun telah berlalu meninggalkan cerita cinta, dan akupun hanya bisa terdiam menikmati kenangan pahit pada ujung rekahnya luka yang menganga,,,,, kaupun telah riliskan mahligai itu ke dalam air mata yang kerap menggenangi ruang sepiku. kau juga telah tebarkan asa kedalam imaji khayal yang kerap mengaksarakan kisah cinta seribu malam tentangmu. .... namun kini ,di mana pagi-pagi itu saat kau hadirkan sejuta arti makna sayang!!!!! by KEMBARA HATI
Cari Blog Ini
Rabu, 26 November 2014
Senin, 24 November 2014
Dawai Cinta
Telah terkuak tabir tentang malammu
Bahkan tiba dan pergimu
Bagaikan denting dawai
Sang dewi rembulan
Selaksa sayup tak lagi terdengar
Sejuta bintangpun kian bertaburan
Hingga menghiasi titik pasimu
Bak sutera kahyangan bermahkotakan
Manik manik nirwana
Yang kian membius angan
Bisik kecilku pada kediamanku
Pergilah dengan sesuka hatimu
Tak lagi ku harap nyatamu
Meski denting dawai merdu
Mendawaikan keindahan rasa
Dalam kesunyian sepenggal Jiwa
"" Dawai Cinta ""
( Putra Jogja )
Bahkan tiba dan pergimu
Bagaikan denting dawai
Sang dewi rembulan
Selaksa sayup tak lagi terdengar
Sejuta bintangpun kian bertaburan
Hingga menghiasi titik pasimu
Bak sutera kahyangan bermahkotakan
Manik manik nirwana
Yang kian membius angan
Bisik kecilku pada kediamanku
Pergilah dengan sesuka hatimu
Tak lagi ku harap nyatamu
Meski denting dawai merdu
Mendawaikan keindahan rasa
Dalam kesunyian sepenggal Jiwa
"" Dawai Cinta ""
( Putra Jogja )
Sabtu, 22 November 2014
Puisi : Binar Rindu
Desir waktu kian bergulir
Memucat paras sang nawan
Derai seketika tegup-tegup jantung
Menuntun aksara sang pemilik lara
Pijak malam mengelabuhi hening
Hasrat terpendam membeku di sendi
Hingar menggelegar menggema
Hujatan seruan seribu tanya kian melontar
Haruskah ku patri rinduku di
dalam bilik hati?
Haruskah kusulamkan cinta di setiap palung jiwaku?
Tuhan,
Bila benar binar rindu ini tak kan
Ber tuan maka redupkanlah
Bersama angan yang kerap
membayang
Di dalam purnama-purnama malam
Agar hati tak lagi melayarkan mimpi dalam kesemuannya
"" Binar Rindu ""
(Putra Jogja)
Memucat paras sang nawan
Derai seketika tegup-tegup jantung
Menuntun aksara sang pemilik lara
Pijak malam mengelabuhi hening
Hasrat terpendam membeku di sendi
Hingar menggelegar menggema
Hujatan seruan seribu tanya kian melontar
Haruskah ku patri rinduku di
dalam bilik hati?
Haruskah kusulamkan cinta di setiap palung jiwaku?
Tuhan,
Bila benar binar rindu ini tak kan
Ber tuan maka redupkanlah
Bersama angan yang kerap
membayang
Di dalam purnama-purnama malam
Agar hati tak lagi melayarkan mimpi dalam kesemuannya
"" Binar Rindu ""
(Putra Jogja)
Jumat, 21 November 2014
Senandung Kidung Rindu Kasih
Senandung kidung rindu kasih
Selalu terdengar merdu hingga
Seluruh penjuru kalbu berdansa di dalam
Sepinya hati akan kepergiaanmu
Dengan perihnya luka di dalam hati
Deraian air mata tak kunjung henti
Meskipun datangnya malam
Membawakan indahnya bintang
Dan terangnya purnama malam
Tertegun jiwa tak mampu
Tuk menggapai sebuah asa
Torehan luka yang tersisa
Tanpa senyum maupun tawa
Tanpa cinta maupun kasih sayang
Di dalam menitih gulirnya sang waktu
Semua luka telah terlukis
Menghiasi dinding hati akan
Sirnanya harapan sekerdip mata
Memangku renta dengan air mata
Mereguk semua kesenduan rasa
Semua bisikan dari dalam hati
Selalu membuatku gundah
Selembar kertas dan pena
Sahabat sepiku dalam
mengaksarakan
Segenggam luka akan tajamnya sembilu yan
Telah menancap di dalam hati
Semoga terangkaianya sajak-
sajak ini
Membuka pintu hatimu lagi
Saat dirimu nanti membacanya
Meresapinya, betapa rasa perihnya
Selama kepergiaanmu dari sisiku
” Senandung Kidung Rindu Kasih ”
(Putra Jogja)
Selalu terdengar merdu hingga
Seluruh penjuru kalbu berdansa di dalam
Sepinya hati akan kepergiaanmu
Dengan perihnya luka di dalam hati
Deraian air mata tak kunjung henti
Meskipun datangnya malam
Membawakan indahnya bintang
Dan terangnya purnama malam
Tertegun jiwa tak mampu
Tuk menggapai sebuah asa
Torehan luka yang tersisa
Tanpa senyum maupun tawa
Tanpa cinta maupun kasih sayang
Di dalam menitih gulirnya sang waktu
Semua luka telah terlukis
Menghiasi dinding hati akan
Sirnanya harapan sekerdip mata
Memangku renta dengan air mata
Mereguk semua kesenduan rasa
Semua bisikan dari dalam hati
Selalu membuatku gundah
Selembar kertas dan pena
Sahabat sepiku dalam
mengaksarakan
Segenggam luka akan tajamnya sembilu yan
Telah menancap di dalam hati
Semoga terangkaianya sajak-
sajak ini
Membuka pintu hatimu lagi
Saat dirimu nanti membacanya
Meresapinya, betapa rasa perihnya
Selama kepergiaanmu dari sisiku
” Senandung Kidung Rindu Kasih ”
(Putra Jogja)
Rabu, 19 November 2014
Aksara Pilu Dari Dalam Kalbu
Gontai langkah memijak
Kelamnya lembayung malam dalam
Genggaman sunyinya malam serasa
Kalbu di penuhi kehampaan
Meskipun hati telah
mendendangkan
Seribu nyanyian rindu namun kalbu
Masih tetap terasa di penuhi
Segumpal kegundahan terangkai
Seruan sang bayu malam
Serpihan demi serpihan yang
Selalu tertabur bersama isakkan
Setiap tangis ku kemas ke dalam
Sebuah bait-bait puisiku yang
Selalu menjadi sahabat sepiku
Riuh pun kian lirih menyerukan tanya?
Haruskah aksara pedih itu selalu tertulis dalam bait-bait puisi kesedihanku ?
Sedangkan lentik jemari telah letih
Dalam mengaksarakan
sebuah kepiluan kalbu selama ini
"" Aksara Pilu Dari Dalam Kalbu ""
(Putra Jogja)
Kelamnya lembayung malam dalam
Genggaman sunyinya malam serasa
Kalbu di penuhi kehampaan
Meskipun hati telah
mendendangkan
Seribu nyanyian rindu namun kalbu
Masih tetap terasa di penuhi
Segumpal kegundahan terangkai
Seruan sang bayu malam
Serpihan demi serpihan yang
Selalu tertabur bersama isakkan
Setiap tangis ku kemas ke dalam
Sebuah bait-bait puisiku yang
Selalu menjadi sahabat sepiku
Riuh pun kian lirih menyerukan tanya?
Haruskah aksara pedih itu selalu tertulis dalam bait-bait puisi kesedihanku ?
Sedangkan lentik jemari telah letih
Dalam mengaksarakan
sebuah kepiluan kalbu selama ini
"" Aksara Pilu Dari Dalam Kalbu ""
(Putra Jogja)
Selasa, 18 November 2014
Sang Penghianat
Hadirmu bagaikan angin
Harunya deruan sang bayu malam
Hingga sayup bisikan malam mengingatkan
Hati yang telah ter gores luka
Luka yang kian memar membahana
Lara mengikis tepian relung hati
Sadar seketika hidupku
Terasa sepi layaknya peti
Setia menunggu kematian
Tibanya hari akhir seseorang
Di penghujung penantian
Tak lagi terasa dalam lidah
Manis
Pahit
Asam
Asin
Getirnya gelora rasa
Dari dalam jiwa
Semua tertelan oleh dusta
Semua terhapus oleh penantian
Sang penghianat janji seiya sekata
Sehidup dan sematimu
Dengarlah Kasih,
Hidupku bagaikan karam
Tanpa terangnya lentera
Dan ramainya suara tawa
Dari candamu yang pernah
Mewarnai hari-hariku
"" Sang Penghianat ""
(Putra Jogja)
Harunya deruan sang bayu malam
Hingga sayup bisikan malam mengingatkan
Hati yang telah ter gores luka
Luka yang kian memar membahana
Lara mengikis tepian relung hati
Sadar seketika hidupku
Terasa sepi layaknya peti
Setia menunggu kematian
Tibanya hari akhir seseorang
Di penghujung penantian
Tak lagi terasa dalam lidah
Manis
Pahit
Asam
Asin
Getirnya gelora rasa
Dari dalam jiwa
Semua tertelan oleh dusta
Semua terhapus oleh penantian
Sang penghianat janji seiya sekata
Sehidup dan sematimu
Dengarlah Kasih,
Hidupku bagaikan karam
Tanpa terangnya lentera
Dan ramainya suara tawa
Dari candamu yang pernah
Mewarnai hari-hariku
"" Sang Penghianat ""
(Putra Jogja)
Senin, 17 November 2014
Luka Hati Aku Genggam Sendiri
Indahnya tirai senja telah merayap
Dengan perlahan ke dalam dinding hati
Indahnya sejarah silam tat kala
Ter urai kembali di sela waktu
Terlena hati dalam buaian kidung rindu
Gelora rasa serasa merajai
seluruh isi kalbu
Meskipun diri ini tak tahu art semua ini
Secawan cinta kini telah mebuatku
Mabuk kepaya di dalam gurauanmu
Kini aku hanya bisa menyulam hati
Dalam rajutan asmaradhana
Yang tlah terpenggal dalam pasungan
Sang kekasih hati
Hingga tegup jantung pun kian lirih
Akan lukisan cinta dalam hati
Yang menguruaikan kisah cinta
Luka memar yang harus ku genggam
Meskipun kerap di sudut hatiku merintih
Akan jalinan cinta yang tak terhias warna
Seribu kebimbangan iringi langkah
Yang telah terlalui dengan penuh air mata
Tirai indah pun kian memudar
Mengukir seribu tanya yang melukiskan
Keraguan akan adanya jalinan cinta
Mampukah aku bertahan dalam jalinan cinta ini ?
Haruskah diri ini larut dalam telaga cinta ?
Biarlah luka hati ku genggam di dalam kesendirianku
Biarkanlah aku tapakkan langkah
di simpang jalan
Meskipun enggan menatap
Namun terpaksa aku melangkah
di titian-titian malam
"" Luka Hati Ku Genggam Sendiri ""
(Putra Jogja)
Dengan perlahan ke dalam dinding hati
Indahnya sejarah silam tat kala
Ter urai kembali di sela waktu
Terlena hati dalam buaian kidung rindu
Gelora rasa serasa merajai
seluruh isi kalbu
Meskipun diri ini tak tahu art semua ini
Secawan cinta kini telah mebuatku
Mabuk kepaya di dalam gurauanmu
Kini aku hanya bisa menyulam hati
Dalam rajutan asmaradhana
Yang tlah terpenggal dalam pasungan
Sang kekasih hati
Hingga tegup jantung pun kian lirih
Akan lukisan cinta dalam hati
Yang menguruaikan kisah cinta
Luka memar yang harus ku genggam
Meskipun kerap di sudut hatiku merintih
Akan jalinan cinta yang tak terhias warna
Seribu kebimbangan iringi langkah
Yang telah terlalui dengan penuh air mata
Tirai indah pun kian memudar
Mengukir seribu tanya yang melukiskan
Keraguan akan adanya jalinan cinta
Mampukah aku bertahan dalam jalinan cinta ini ?
Haruskah diri ini larut dalam telaga cinta ?
Biarlah luka hati ku genggam di dalam kesendirianku
Biarkanlah aku tapakkan langkah
di simpang jalan
Meskipun enggan menatap
Namun terpaksa aku melangkah
di titian-titian malam
"" Luka Hati Ku Genggam Sendiri ""
(Putra Jogja)
Sabtu, 15 November 2014
Bukan Cinta Yang Salah
Bukan cinta yang salah
Hanya diri yang kurang memahami
Apa dan artinya cinta untuk kita
Maupun untuk orang lain
Bukan cinta yang salah
Hanya ketidak wajaran
Dalam diri yang telah dilema
Dari sebuah nafsu saling memiliki
Kasih,
Maafkanlah aku bila rasaku
Selalu mengusik kediamanmu
Kasih,
Maafkanlah aku bila rasaku
Selalu mengusik kebahagianmu
Semoga suatu saat nanti
Semua akan terbaca oleh hati kita sendiri
Karna teguh tulusku
Berpasrah pada sang padaNya
Di mana benih di tanamkan olehNya
"" Bukan Cinta Yang Salah ""
( Putra Jogja )
Hanya diri yang kurang memahami
Apa dan artinya cinta untuk kita
Maupun untuk orang lain
Bukan cinta yang salah
Hanya ketidak wajaran
Dalam diri yang telah dilema
Dari sebuah nafsu saling memiliki
Kasih,
Maafkanlah aku bila rasaku
Selalu mengusik kediamanmu
Kasih,
Maafkanlah aku bila rasaku
Selalu mengusik kebahagianmu
Semoga suatu saat nanti
Semua akan terbaca oleh hati kita sendiri
Karna teguh tulusku
Berpasrah pada sang padaNya
Di mana benih di tanamkan olehNya
"" Bukan Cinta Yang Salah ""
( Putra Jogja )
Jumat, 14 November 2014
Nafas Ter Iklhas
Ku puja rindu untukmu seorang
Ku puji syukur untukmu sang kasih
Kelak waktu mempersatukan jalinan
Kasih sayang yang tumbuh di dalam hati
Dambaku getaran nafas ter ikhlasmu
Dengan alunan kidung merdumu
Dekapi titik-titik senyapnya malam
Dari kegundahan hati saat tak berada
Di sampingmu wahai gadis pujaan
Ter simpan lama rasa ini
Tat kala tak karuan di buatnya
Ter pendam lama rindu ini
Tat kala luput terkapar
Tiada daya untuk melawannya
Duhai penjuru kutup bumi
Dengarkanlah seruan senandung rindu
Dari dalam relung hatiku
Dan gemakanlah bersama alunan
Deburan ombak rindu akan dirinya
Yang berada di sebelah seberang sana
"" Nafas Ter Iklhas ""
(Putra Jogja)
Ku puji syukur untukmu sang kasih
Kelak waktu mempersatukan jalinan
Kasih sayang yang tumbuh di dalam hati
Dambaku getaran nafas ter ikhlasmu
Dengan alunan kidung merdumu
Dekapi titik-titik senyapnya malam
Dari kegundahan hati saat tak berada
Di sampingmu wahai gadis pujaan
Ter simpan lama rasa ini
Tat kala tak karuan di buatnya
Ter pendam lama rindu ini
Tat kala luput terkapar
Tiada daya untuk melawannya
Duhai penjuru kutup bumi
Dengarkanlah seruan senandung rindu
Dari dalam relung hatiku
Dan gemakanlah bersama alunan
Deburan ombak rindu akan dirinya
Yang berada di sebelah seberang sana
"" Nafas Ter Iklhas ""
(Putra Jogja)
Kamis, 13 November 2014
Duri Dalam Sepi
Semilir angin membuwatku
Selalu hanyut dalam lamunan
Silih berganti sunyi dan ramaiku
Seiring bergulirnya sang waktu
Diamku bagaikan arca dengan
Di penuhi seribu bisu di sela
Sang waktu yang kerap
Mempertandingkan antara
Sepi dan ramaiku
Andai saja
Aku terlahir dari tetesan
Air matamu pasti ku kan selalu
Ada di pipimu hingga matipun
Akan berada di dalam pangkuanmu
Dan seandainya
Engkau terlahir dari tetesan
Air mataku ku kan bendung
Air mataku dengan harapan tak
Akan ada tetesan air mata yang
Akan jatuh dan hilang dari hidupku
Andai saja engkau tahu
Jauh di dalam sudut hatiku masih
Ada sebagian naluriku yang
Sebagian habis termakan masa
Masa yang berbalut keindahanmu
Yang selalu berkata…
Engkaulah duri di dalam sepiku
Hingga sunyipun selalu
Hinggapi malam-malamku
Dengan menyerukan tembang
Merana sang pencinta dalam kesunyian
Yang berkepanjangan
Kalimah demi kalimah telah
Ku lantunkan dan sirat ke dalam puisi
Kesedihan meskipun tak seindah
Karya puisi ternama yang selalu
Kau puja selama ini
Semoga dengan aksara ini
Engkau akan tahu pahit dan
Getirnya rasa ini
Sunyi dan sepinya hati ini
Saat tak berada di dekatmu
Sang jelita
"" Engkaulah Duri Dalam Sepiku ""
(Putra Jogja)
Selalu hanyut dalam lamunan
Silih berganti sunyi dan ramaiku
Seiring bergulirnya sang waktu
Diamku bagaikan arca dengan
Di penuhi seribu bisu di sela
Sang waktu yang kerap
Mempertandingkan antara
Sepi dan ramaiku
Andai saja
Aku terlahir dari tetesan
Air matamu pasti ku kan selalu
Ada di pipimu hingga matipun
Akan berada di dalam pangkuanmu
Dan seandainya
Engkau terlahir dari tetesan
Air mataku ku kan bendung
Air mataku dengan harapan tak
Akan ada tetesan air mata yang
Akan jatuh dan hilang dari hidupku
Andai saja engkau tahu
Jauh di dalam sudut hatiku masih
Ada sebagian naluriku yang
Sebagian habis termakan masa
Masa yang berbalut keindahanmu
Yang selalu berkata…
Engkaulah duri di dalam sepiku
Hingga sunyipun selalu
Hinggapi malam-malamku
Dengan menyerukan tembang
Merana sang pencinta dalam kesunyian
Yang berkepanjangan
Kalimah demi kalimah telah
Ku lantunkan dan sirat ke dalam puisi
Kesedihan meskipun tak seindah
Karya puisi ternama yang selalu
Kau puja selama ini
Semoga dengan aksara ini
Engkau akan tahu pahit dan
Getirnya rasa ini
Sunyi dan sepinya hati ini
Saat tak berada di dekatmu
Sang jelita
"" Engkaulah Duri Dalam Sepiku ""
(Putra Jogja)
Senin, 03 November 2014
Lantunan Kidung Cinta
Di saat bayangmu menghampiri malamku
Takkan ada kataku yang mampu melafas
Melainkan hanya ada satu kataku
Bahwa aku sangat menyayangimu
Takkan ada lagi yang mampu menggantikanmu
Takkan ada lagi yang mampu menyinggahi
Ruang
Dan singgah sana
Sesekali membayang jelma bidadaripun
Takkan mampu lunturkan asa di penghujung hidupku
Sesekali membayang jelma dewi malampun
Takkan mampu luluhkan peluh di keterbatasannya
Yang kau miliki saat ini
Duhai sang kekasih…
Adakah aku lancang mendambakanmu
Adakah aku tak pantas bila mengagumimu
Adakah aku hina menyayangimu
Adakah aku tak wajar mengikrar sumpah setiaku ini
Katakanlah kasih
Tegurkanlah kasih
Agar tulusnya kasih ini melega
Agar kidung ini melantun mendayu
Dengan senandung merinduimu
"" Lantunan Kidung Cinta ""
( Putra Jogja )
Takkan ada kataku yang mampu melafas
Melainkan hanya ada satu kataku
Bahwa aku sangat menyayangimu
Takkan ada lagi yang mampu menggantikanmu
Takkan ada lagi yang mampu menyinggahi
Ruang
Dan singgah sana
Sesekali membayang jelma bidadaripun
Takkan mampu lunturkan asa di penghujung hidupku
Sesekali membayang jelma dewi malampun
Takkan mampu luluhkan peluh di keterbatasannya
Yang kau miliki saat ini
Duhai sang kekasih…
Adakah aku lancang mendambakanmu
Adakah aku tak pantas bila mengagumimu
Adakah aku hina menyayangimu
Adakah aku tak wajar mengikrar sumpah setiaku ini
Katakanlah kasih
Tegurkanlah kasih
Agar tulusnya kasih ini melega
Agar kidung ini melantun mendayu
Dengan senandung merinduimu
"" Lantunan Kidung Cinta ""
( Putra Jogja )
Sabtu, 01 November 2014
Hati Yang Sakit
Sinar kasihmu masih kerap membias nyata
Laksana hati ingin mencari titik pasimu
Meski hanya sesaat pintalmu
Lalu hilang dihempas angin
Entah,
Kemana lagi harus kusapakan rindu ini
Sedang arahpun tiada bertuju
Entah,
Kemana lagi harus kuserukan
Sedang penjurupun terdiam membisu
Mungkinkah?
Semua kenangan itu tinggalah cerita belaka
Mungkinkah?
Semua kebersamaan itu tidak akan pernah terulang kembali
Kasih,
Jikalau ini suatu keputusanmu
Biarlah kan ku bawa pergi jauh rasa ini
Meski sakit hati yang harus ku tanggung penuh sembilu
"" Hati Yang Sakit ""
( Putra Jogja )
Laksana hati ingin mencari titik pasimu
Meski hanya sesaat pintalmu
Lalu hilang dihempas angin
Entah,
Kemana lagi harus kusapakan rindu ini
Sedang arahpun tiada bertuju
Entah,
Kemana lagi harus kuserukan
Sedang penjurupun terdiam membisu
Mungkinkah?
Semua kenangan itu tinggalah cerita belaka
Mungkinkah?
Semua kebersamaan itu tidak akan pernah terulang kembali
Kasih,
Jikalau ini suatu keputusanmu
Biarlah kan ku bawa pergi jauh rasa ini
Meski sakit hati yang harus ku tanggung penuh sembilu
"" Hati Yang Sakit ""
( Putra Jogja )
Langganan:
Komentar (Atom)