Cari Blog Ini

Rabu, 26 November 2014

Dirimu Yang Telah Pergi

Mencintaimu,
 Bagaikan tangan menggenggam angin
 Namun tak pernah mampu untuk kusentuh
 Menyayangimu,
 Bagaikan tubuh memelihara duri
 Namun tak pernah mampu untuk kucabut
 Karna engkaulah duri yang terkenang selama ini


Meski sampai saat ini sakit ini
 Tidak pernah dapat terobati lagi
 Namun itulah sesungguhnya rasaku
 Terhadapmu selama ini
 Meski sampai saat ini rintih itu
 Semakin tertatih-tatih
 Namun itulah sesungguhnya ketulusanku
 Terhadap hatimu


Adakah hatimu merasa
 Adakah bathinmu melihat
 Adakah cintamu memandang
 Ataukah hilang rasa dalam dirimu


Kini,
 Aku hanya bisa menangis
 Kala jelma bayangmu melintas
 Kini,
 Aku hanya bisa bersedih
 Kala tahuku dirimu telah meninggalkanku




"" Dirimu Yang Telah Pergi ""
 ( Putra Jogja )

Senin, 24 November 2014

Dawai Cinta

Telah terkuak tabir tentang malammu
 Bahkan tiba dan pergimu
 Bagaikan denting dawai
 Sang dewi rembulan


 Selaksa sayup tak lagi terdengar
Sejuta bintangpun kian bertaburan
 Hingga menghiasi titik pasimu
 Bak sutera kahyangan bermahkotakan
 Manik manik nirwana
 Yang kian membius angan


Bisik kecilku pada kediamanku
 Pergilah dengan sesuka hatimu
 Tak lagi ku harap nyatamu
 Meski denting dawai merdu
 Mendawaikan keindahan rasa
 Dalam kesunyian sepenggal Jiwa




"" Dawai Cinta ""
 ( Putra Jogja )

Sabtu, 22 November 2014

Puisi : Binar Rindu

Desir waktu kian bergulir
 Memucat paras sang nawan
 Derai seketika tegup-tegup jantung
 Menuntun aksara sang pemilik lara


Pijak malam mengelabuhi hening
 Hasrat terpendam membeku di sendi
 Hingar menggelegar menggema
 Hujatan seruan seribu tanya kian melontar



 Haruskah ku patri rinduku di
dalam bilik hati?
Haruskah kusulamkan cinta di setiap palung jiwaku?



Tuhan,
 Bila benar binar rindu ini tak kan
 Ber tuan maka redupkanlah
 Bersama angan yang kerap
 membayang
 Di dalam purnama-purnama malam
 Agar hati tak lagi melayarkan mimpi dalam kesemuannya



"" Binar Rindu ""
(Putra Jogja)

Jumat, 21 November 2014

Senandung Kidung Rindu Kasih

Senandung kidung rindu kasih
 Selalu terdengar merdu hingga
 Seluruh penjuru kalbu berdansa di dalam
 Sepinya hati akan kepergiaanmu


 Dengan perihnya luka di dalam hati
 Deraian air mata tak kunjung henti
 Meskipun datangnya malam
 Membawakan indahnya bintang
 Dan terangnya purnama malam


 Tertegun jiwa tak mampu
 Tuk menggapai sebuah asa
 Torehan luka yang tersisa
 Tanpa senyum maupun tawa
 Tanpa cinta maupun kasih sayang
 Di dalam menitih gulirnya sang waktu


 Semua luka telah terlukis
 Menghiasi dinding hati akan
 Sirnanya harapan sekerdip mata
 Memangku renta dengan air mata
 Mereguk semua kesenduan rasa


 Semua bisikan dari dalam hati
 Selalu membuatku gundah
 Selembar kertas dan pena
 Sahabat sepiku dalam
 mengaksarakan
 Segenggam luka akan tajamnya sembilu yan
Telah menancap di dalam hati


 Semoga terangkaianya sajak-
 sajak ini
 Membuka pintu hatimu lagi
 Saat dirimu nanti membacanya
 Meresapinya, betapa rasa perihnya
 Selama kepergiaanmu dari sisiku



” Senandung Kidung Rindu Kasih ”
(Putra Jogja)

Rabu, 19 November 2014

Aksara Pilu Dari Dalam Kalbu

Gontai langkah memijak
 Kelamnya lembayung malam dalam
 Genggaman sunyinya malam serasa
 Kalbu di penuhi kehampaan


Meskipun hati telah
 mendendangkan
 Seribu nyanyian rindu namun kalbu
 Masih tetap terasa di penuhi
 Segumpal kegundahan terangkai
 Seruan sang bayu malam


Serpihan demi serpihan yang
 Selalu tertabur bersama isakkan
 Setiap tangis ku kemas ke dalam
 Sebuah bait-bait puisiku yang
 Selalu menjadi sahabat sepiku


Riuh pun kian lirih menyerukan tanya?
 Haruskah aksara pedih itu selalu tertulis dalam bait-bait puisi kesedihanku ?
 Sedangkan lentik jemari telah letih
Dalam mengaksarakan
 sebuah kepiluan kalbu selama ini



"" Aksara Pilu Dari Dalam Kalbu ""
(Putra Jogja)

Selasa, 18 November 2014

Sang Penghianat

Hadirmu bagaikan angin
Harunya deruan sang bayu malam
 Hingga sayup bisikan malam mengingatkan
 Hati yang telah ter gores luka
 Luka yang kian memar membahana
 Lara mengikis tepian relung hati


Sadar seketika hidupku
 Terasa sepi layaknya peti
 Setia menunggu kematian
 Tibanya hari akhir seseorang
 Di penghujung penantian


Tak lagi terasa dalam lidah
Manis
 Pahit
 Asam
 Asin



 Getirnya gelora rasa
 Dari dalam jiwa
Semua tertelan oleh dusta
 Semua terhapus oleh penantian
 Sang penghianat janji seiya sekata
 Sehidup dan sematimu


Dengarlah Kasih,
 Hidupku bagaikan karam
 Tanpa terangnya lentera
 Dan ramainya suara tawa
 Dari candamu yang pernah
 Mewarnai hari-hariku



"" Sang Penghianat ""
(Putra Jogja)

Senin, 17 November 2014

Luka Hati Aku Genggam Sendiri

Indahnya tirai senja telah merayap
 Dengan perlahan ke dalam dinding hati
 Indahnya sejarah silam tat kala
 Ter urai kembali di sela waktu
Terlena hati dalam buaian kidung rindu


 Gelora rasa serasa merajai
 seluruh isi kalbu
 Meskipun diri ini tak tahu art semua ini
 Secawan cinta kini telah mebuatku
 Mabuk kepaya di dalam gurauanmu


Kini aku hanya bisa menyulam hati
 Dalam rajutan asmaradhana
 Yang tlah terpenggal dalam pasungan
 Sang kekasih hati
 Hingga tegup jantung pun kian lirih
 Akan lukisan cinta dalam hati
 Yang menguruaikan kisah cinta


Luka memar yang harus ku genggam
 Meskipun kerap di sudut hatiku merintih
 Akan jalinan cinta yang tak terhias warna
 Seribu kebimbangan iringi langkah
 Yang telah terlalui dengan penuh air mata


Tirai indah pun kian memudar
 Mengukir seribu tanya yang melukiskan
 Keraguan akan adanya jalinan cinta
 Mampukah aku bertahan dalam jalinan cinta ini ?
 Haruskah diri ini larut dalam telaga cinta ?

 Biarlah luka hati ku genggam di dalam kesendirianku
Biarkanlah aku tapakkan langkah
di simpang jalan
Meskipun enggan menatap
Namun terpaksa aku melangkah
di titian-titian malam



"" Luka Hati Ku Genggam Sendiri ""
 (Putra Jogja)

Sabtu, 15 November 2014

Bukan Cinta Yang Salah

Bukan cinta yang salah
Hanya diri yang kurang memahami
Apa dan artinya cinta untuk kita
Maupun untuk orang lain


Bukan cinta yang salah
Hanya ketidak wajaran
Dalam diri yang telah dilema
Dari sebuah nafsu saling memiliki


Kasih,
Maafkanlah aku bila rasaku
Selalu mengusik kediamanmu
Kasih,
Maafkanlah aku bila rasaku
Selalu mengusik kebahagianmu


Semoga suatu saat nanti
Semua akan terbaca oleh hati kita sendiri
Karna teguh tulusku
Berpasrah pada sang padaNya
Di mana benih di tanamkan olehNya



"" Bukan Cinta Yang Salah ""
( Putra Jogja )

Jumat, 14 November 2014

Nafas Ter Iklhas

Ku puja rindu untukmu seorang
 Ku puji syukur untukmu sang kasih
 Kelak waktu mempersatukan jalinan
 Kasih sayang yang tumbuh di dalam hati


 Dambaku getaran nafas ter ikhlasmu
 Dengan alunan kidung merdumu
 Dekapi titik-titik senyapnya malam
 Dari kegundahan hati saat tak berada
 Di sampingmu wahai gadis pujaan


 Ter simpan lama rasa ini
 Tat kala tak karuan di buatnya
 Ter pendam lama rindu ini
 Tat kala luput terkapar
 Tiada daya untuk melawannya


 Duhai penjuru kutup bumi
 Dengarkanlah seruan senandung rindu
 Dari dalam relung hatiku
 Dan gemakanlah bersama alunan
 Deburan ombak rindu akan dirinya
 Yang berada di sebelah seberang sana



"" Nafas Ter Iklhas ""
 (Putra Jogja)

Kamis, 13 November 2014

Duri Dalam Sepi

Semilir angin membuwatku
 Selalu hanyut dalam lamunan
 Silih berganti sunyi dan ramaiku
 Seiring bergulirnya sang waktu


Diamku bagaikan arca dengan
 Di penuhi seribu bisu di sela
 Sang waktu yang kerap
 Mempertandingkan antara
 Sepi dan ramaiku


Andai saja
Aku terlahir dari tetesan
 Air matamu pasti ku kan selalu
 Ada di pipimu hingga matipun
 Akan berada di dalam pangkuanmu
Dan seandainya
Engkau terlahir dari tetesan
 Air mataku ku kan bendung
 Air mataku dengan harapan tak
 Akan ada tetesan air mata yang
 Akan jatuh dan hilang dari hidupku


Andai saja engkau tahu
 Jauh di dalam sudut hatiku masih
 Ada sebagian naluriku yang
 Sebagian habis termakan masa
 Masa yang berbalut keindahanmu
 Yang selalu berkata…
Engkaulah duri di dalam sepiku
Hingga sunyipun selalu
 Hinggapi malam-malamku
 Dengan menyerukan tembang
 Merana sang pencinta dalam kesunyian
 Yang berkepanjangan


Kalimah demi kalimah telah
 Ku lantunkan dan sirat ke dalam puisi
 Kesedihan meskipun tak seindah
 Karya puisi ternama yang selalu
 Kau puja selama ini


Semoga dengan aksara ini
 Engkau akan tahu pahit dan
 Getirnya rasa ini
Sunyi dan sepinya hati ini
 Saat tak berada di dekatmu
 Sang jelita



"" Engkaulah Duri Dalam Sepiku ""
(Putra Jogja)

Senin, 03 November 2014

Lantunan Kidung Cinta

Di saat bayangmu menghampiri malamku
Takkan ada kataku yang mampu melafas
Melainkan hanya ada satu kataku
Bahwa aku sangat menyayangimu

Takkan ada lagi yang mampu menggantikanmu
Takkan ada lagi yang mampu menyinggahi
Ruang
Dan singgah sana

Sesekali membayang jelma bidadaripun
Takkan mampu lunturkan asa di penghujung hidupku
Sesekali membayang jelma dewi malampun
Takkan mampu luluhkan peluh di keterbatasannya
Yang kau miliki saat ini

Duhai sang kekasih…
Adakah aku lancang mendambakanmu
Adakah aku tak pantas bila mengagumimu
Adakah aku hina menyayangimu
Adakah aku tak wajar mengikrar sumpah setiaku ini

Katakanlah kasih
Tegurkanlah kasih
Agar tulusnya kasih ini melega
Agar kidung ini melantun mendayu
Dengan senandung merinduimu


"" Lantunan Kidung Cinta ""
( Putra Jogja )

Sabtu, 01 November 2014

Hati Yang Sakit

Sinar kasihmu masih kerap membias nyata
 Laksana hati ingin mencari titik pasimu
 Meski hanya sesaat pintalmu
 Lalu hilang dihempas angin



 Entah,
 Kemana lagi harus kusapakan rindu ini
 Sedang arahpun tiada bertuju
 Entah,
 Kemana lagi harus kuserukan
 Sedang penjurupun terdiam membisu



 Mungkinkah?
 Semua kenangan itu tinggalah cerita belaka
 Mungkinkah?
 Semua kebersamaan itu tidak akan pernah terulang kembali



 Kasih,
 Jikalau ini suatu keputusanmu
 Biarlah kan ku bawa pergi jauh rasa ini
 Meski sakit hati yang harus ku tanggung penuh sembilu



"" Hati Yang Sakit ""
( Putra Jogja )