Cari Blog Ini

Kamis, 13 November 2014

Duri Dalam Sepi

Semilir angin membuwatku
 Selalu hanyut dalam lamunan
 Silih berganti sunyi dan ramaiku
 Seiring bergulirnya sang waktu


Diamku bagaikan arca dengan
 Di penuhi seribu bisu di sela
 Sang waktu yang kerap
 Mempertandingkan antara
 Sepi dan ramaiku


Andai saja
Aku terlahir dari tetesan
 Air matamu pasti ku kan selalu
 Ada di pipimu hingga matipun
 Akan berada di dalam pangkuanmu
Dan seandainya
Engkau terlahir dari tetesan
 Air mataku ku kan bendung
 Air mataku dengan harapan tak
 Akan ada tetesan air mata yang
 Akan jatuh dan hilang dari hidupku


Andai saja engkau tahu
 Jauh di dalam sudut hatiku masih
 Ada sebagian naluriku yang
 Sebagian habis termakan masa
 Masa yang berbalut keindahanmu
 Yang selalu berkata…
Engkaulah duri di dalam sepiku
Hingga sunyipun selalu
 Hinggapi malam-malamku
 Dengan menyerukan tembang
 Merana sang pencinta dalam kesunyian
 Yang berkepanjangan


Kalimah demi kalimah telah
 Ku lantunkan dan sirat ke dalam puisi
 Kesedihan meskipun tak seindah
 Karya puisi ternama yang selalu
 Kau puja selama ini


Semoga dengan aksara ini
 Engkau akan tahu pahit dan
 Getirnya rasa ini
Sunyi dan sepinya hati ini
 Saat tak berada di dekatmu
 Sang jelita



"" Engkaulah Duri Dalam Sepiku ""
(Putra Jogja)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar