Pada wajah malam
Bias kasih kembali memintal muram
Perlahan gerimis menguak kelam
Binar rinai mendayu sendu nan tenggelam
Durjana melaknat cerita yang silam
Patahan suatu kata tak lagi bertuah
Pindar di hati redup bagai tak bersinar
Beningnya air mata menjelma darah
Beribu sajak puisi tertoreh di ujung resah
Hanya ratap menatap dalam ruang hampa
Wahai malam
Benarkah aku telah sendiri?
Benarkah aku telah tertinggal oleh rasa?
Benarkah pula aku telah terasingkan?
Jika memang itu benar, dekaplah aku dalam sunyi dan sepimu yang tak terkira
"" Rasa Yang Tertinggal ""
( Putra Jogja )
kaupun telah berlalu meninggalkan cerita cinta, dan akupun hanya bisa terdiam menikmati kenangan pahit pada ujung rekahnya luka yang menganga,,,,, kaupun telah riliskan mahligai itu ke dalam air mata yang kerap menggenangi ruang sepiku. kau juga telah tebarkan asa kedalam imaji khayal yang kerap mengaksarakan kisah cinta seribu malam tentangmu. .... namun kini ,di mana pagi-pagi itu saat kau hadirkan sejuta arti makna sayang!!!!! by KEMBARA HATI
Cari Blog Ini
Rabu, 29 Juli 2015
Sabtu, 25 Juli 2015
Puisi : Nada Sendu
Setibanya malam yang kian gelap gulita
Sunyi, sepiku mengadu di titian sang cipta
Namun keluh kesahku tiada pernah kunjung tereda
Nada sendu di kalbupun kian enggan tuk bernuansa
Adakah kau tau?
Selama detik yang waktu itu berlalu
Selama hari yang waktu itu bertamu
Sebuah rasa yang hadir di dalam relung kalbu
Menjadikan hati istana, antara kau dan aku
Aku slalu bertanya-tanya?
Kenapa harus ada pertemuan?
Kenapa harus ada rasa yang berlebihan?
Kenapa harus saling berkenalan?
Dan kenapa pula harus ada cinta?
Berujar kataku beribu pedih menyiksa
Batin meronta berselempang luka
Merintih sepi membalut jiwa
Menepi sendiri menimang lara
Akankah aku sanggup menyimpanmu?
Akankah aku sanggup membingkaimu?
Ataukah aku akan slalu menunggumu?
Walau luka yang ku tahu kian mendera pilu
"" Nada Sendu ""
( Putra Jogja )
Sunyi, sepiku mengadu di titian sang cipta
Namun keluh kesahku tiada pernah kunjung tereda
Nada sendu di kalbupun kian enggan tuk bernuansa
Adakah kau tau?
Selama detik yang waktu itu berlalu
Selama hari yang waktu itu bertamu
Sebuah rasa yang hadir di dalam relung kalbu
Menjadikan hati istana, antara kau dan aku
Aku slalu bertanya-tanya?
Kenapa harus ada pertemuan?
Kenapa harus ada rasa yang berlebihan?
Kenapa harus saling berkenalan?
Dan kenapa pula harus ada cinta?
Berujar kataku beribu pedih menyiksa
Batin meronta berselempang luka
Merintih sepi membalut jiwa
Menepi sendiri menimang lara
Akankah aku sanggup menyimpanmu?
Akankah aku sanggup membingkaimu?
Ataukah aku akan slalu menunggumu?
Walau luka yang ku tahu kian mendera pilu
"" Nada Sendu ""
( Putra Jogja )
Langganan:
Postingan (Atom)