Saat aku mendengar nada suaramu
Aku sempat berfikir untuk membawa pergi jauh rasa ini darimu
Hingga aku merasa bosan dengan sendiriku
Namun aku tak pernah mampu untuk menghalang rindumu
Tidak,
Sebisa mungkin aku harus bisa menghalangnya
Tutur kata itu masih terekam dalam ingatanku
Menjadikan diri tiada berarti di mata
"" Namamu tidak tercatat dalam diary cintaku""
Rentetan kata itu yang kau ucapkan untukku
Aku masih mengingatnya di sepanjang hariku
Menyaringnya dalam setiap datangnya aral kegundahanku
Aku semakin sakit mengingatnya
Kau ucap sayang bagai layang-layang
Kau ucap cinta bagai hiburan di tengah-tengah kepedihanku
Dan kau tau?
Akulah luka itu, di mana rintih menangis membalut sepi
Akulah Luka Itu,,,
( Putra Jogja )
kaupun telah berlalu meninggalkan cerita cinta, dan akupun hanya bisa terdiam menikmati kenangan pahit pada ujung rekahnya luka yang menganga,,,,, kaupun telah riliskan mahligai itu ke dalam air mata yang kerap menggenangi ruang sepiku. kau juga telah tebarkan asa kedalam imaji khayal yang kerap mengaksarakan kisah cinta seribu malam tentangmu. .... namun kini ,di mana pagi-pagi itu saat kau hadirkan sejuta arti makna sayang!!!!! by KEMBARA HATI
Cari Blog Ini
Kamis, 22 Oktober 2015
Rabu, 21 Oktober 2015
Puisi : Rindu
Saat kau hadir dalam kehidupanku
Memasuki tiap inci ruang kediamanku
Menghiasi tiap dinding buramku
Melukiskan indahnya mimpi di telaga hatiku
Dan saat itulah aku mulai mengerti akan adanya kasih sayangmu
Berulang kali kau hadirkan senyum untukku
Berulang kali kau hadirkan tawa untukku
Berulang kali kau hadirkan canda untukku
Dan jua kau hadirkan cinta untukku
Dalam hatiku menangis tersedu
Bahagia yang tak pernah terkira olehku
Hadirmu membuatku bahagia slalu
Walau kau hanya sesaat bagiku
Lalu pergi meninggalkanku dalam kesendirianku
Dan itu yang aku rasakan saat ini
Saat di mana aku harus menjalani hari demi hari
Dengan sendiri, sunyi, sepi
Tanpamu di sisiku lagi
Namun aku bahagia saat aku bisa mengingatmu
Walau rintih bathinku menjerit tertindih kerinduan
Rindu,,,
( Putra Jogja )
Memasuki tiap inci ruang kediamanku
Menghiasi tiap dinding buramku
Melukiskan indahnya mimpi di telaga hatiku
Dan saat itulah aku mulai mengerti akan adanya kasih sayangmu
Berulang kali kau hadirkan senyum untukku
Berulang kali kau hadirkan tawa untukku
Berulang kali kau hadirkan canda untukku
Dan jua kau hadirkan cinta untukku
Dalam hatiku menangis tersedu
Bahagia yang tak pernah terkira olehku
Hadirmu membuatku bahagia slalu
Walau kau hanya sesaat bagiku
Lalu pergi meninggalkanku dalam kesendirianku
Dan itu yang aku rasakan saat ini
Saat di mana aku harus menjalani hari demi hari
Dengan sendiri, sunyi, sepi
Tanpamu di sisiku lagi
Namun aku bahagia saat aku bisa mengingatmu
Walau rintih bathinku menjerit tertindih kerinduan
Rindu,,,
( Putra Jogja )
Selasa, 20 Oktober 2015
Puisi : Sirna
Sudah selayaknya pinta dan harapku terbenam di dasar nurani
Melebur bersama kepedihan hati
Air mata di sepanjang kelukaan nan mati
Sebuah tanya yang enggan menjawab rasa
Sebuah nama yang elok, menawan di sepanjang masa
Pabila hadirku di dalam hidupmu membuatmu terasa tak nyaman
Maka maafkanlah kehadiranku
Pabila tumbuhnya rasa membuatmu terasa terusik
Maka aku akan berusaha memendamnya
Namun,
Pabila aku tak mampu memendamnya
Maka ijhinkanlah aku tuk slalu mengenangmu
Walau semua kefatamorganaan membuatmu takkan pernah menyadari
Tentang adanya rasa yang terasingkan
Jujur saja ku akui,
Lirih hati takkan mampu melontarkan sepatah kata
Layaknya kata perpisahan kepada pertemuan
Tak ada lagi kalimah yang mampu terlantunkan
Melainkan bisikkan kecil yang terpancar dalam ratapan kelopak mata yang mengiringi senandung kidung senduku
Dalam hati telah mengucap janji
Pabila tak ter sandar dalam temaramNya
Mungkin bukan anganku
Melainkan karamnya kapalku dalam luasnya samudera kasih sayang yang tak bertepi
Sirna,,,
( Putra Jogja )
Melebur bersama kepedihan hati
Air mata di sepanjang kelukaan nan mati
Sebuah tanya yang enggan menjawab rasa
Sebuah nama yang elok, menawan di sepanjang masa
Pabila hadirku di dalam hidupmu membuatmu terasa tak nyaman
Maka maafkanlah kehadiranku
Pabila tumbuhnya rasa membuatmu terasa terusik
Maka aku akan berusaha memendamnya
Namun,
Pabila aku tak mampu memendamnya
Maka ijhinkanlah aku tuk slalu mengenangmu
Walau semua kefatamorganaan membuatmu takkan pernah menyadari
Tentang adanya rasa yang terasingkan
Jujur saja ku akui,
Lirih hati takkan mampu melontarkan sepatah kata
Layaknya kata perpisahan kepada pertemuan
Tak ada lagi kalimah yang mampu terlantunkan
Melainkan bisikkan kecil yang terpancar dalam ratapan kelopak mata yang mengiringi senandung kidung senduku
Dalam hati telah mengucap janji
Pabila tak ter sandar dalam temaramNya
Mungkin bukan anganku
Melainkan karamnya kapalku dalam luasnya samudera kasih sayang yang tak bertepi
Sirna,,,
( Putra Jogja )
Kamis, 15 Oktober 2015
Puisi : Cerita Lalu
Setiap kali aku melihatmu
Serasa kelu lidahku menyapamu
Setiap kali aku mendengar tutur sapamu
Serasa jiwaku terhempas di sudut khayal anganmu
Rasa,
Begitu sulitnya aku memendammu
Begitu beratnya aku memikulmu
Kerap aku sekarat di buatmu
Kerling nada-nadiku mengalun pilu
Rasa,
Kenapa harus ada untukku?
Kenapa harus tertuju untukmu?
Haruskah aku berlari menjauhimu?
Haruskah aku simpan dalam diamku?
Biarlah waktu yang kan berlalu
Menentukan masa di sebaris cerita hatiku
Meski berulang kali air mataku menyebut namamu
Rasa yang takkan pernah menjelma nyata di hidupku
Hanya nama dan cerita kita yang lalu
"" Cerita Lalu ""
( Putra Jogja )
Serasa kelu lidahku menyapamu
Setiap kali aku mendengar tutur sapamu
Serasa jiwaku terhempas di sudut khayal anganmu
Rasa,
Begitu sulitnya aku memendammu
Begitu beratnya aku memikulmu
Kerap aku sekarat di buatmu
Kerling nada-nadiku mengalun pilu
Rasa,
Kenapa harus ada untukku?
Kenapa harus tertuju untukmu?
Haruskah aku berlari menjauhimu?
Haruskah aku simpan dalam diamku?
Biarlah waktu yang kan berlalu
Menentukan masa di sebaris cerita hatiku
Meski berulang kali air mataku menyebut namamu
Rasa yang takkan pernah menjelma nyata di hidupku
Hanya nama dan cerita kita yang lalu
"" Cerita Lalu ""
( Putra Jogja )
Langganan:
Postingan (Atom)