Cari Blog Ini

Kamis, 22 Oktober 2015

Puisi : Akulah Luka Itu

Saat aku mendengar nada suaramu
Aku sempat berfikir untuk membawa pergi jauh rasa ini darimu
Hingga aku merasa bosan dengan sendiriku
Namun aku tak pernah mampu untuk menghalang rindumu

Tidak,
Sebisa mungkin aku harus bisa menghalangnya
Tutur kata itu masih terekam dalam ingatanku
Menjadikan diri tiada berarti di mata

"" Namamu tidak tercatat dalam diary cintaku""

Rentetan kata itu yang kau ucapkan untukku
Aku masih mengingatnya di sepanjang hariku
Menyaringnya dalam setiap datangnya aral kegundahanku
Aku semakin sakit mengingatnya

Kau ucap sayang bagai layang-layang
Kau ucap cinta bagai hiburan di tengah-tengah kepedihanku
Dan kau tau?
Akulah luka itu, di mana rintih menangis membalut sepi


Akulah Luka Itu,,,
( Putra Jogja )

Rabu, 21 Oktober 2015

Puisi : Rindu

Saat kau hadir dalam kehidupanku
Memasuki tiap inci ruang kediamanku
Menghiasi tiap dinding buramku
Melukiskan indahnya mimpi di telaga hatiku
Dan saat itulah aku mulai mengerti akan adanya kasih sayangmu

Berulang kali kau hadirkan senyum untukku
Berulang kali kau hadirkan tawa untukku
Berulang kali kau hadirkan canda untukku
Dan jua kau hadirkan cinta untukku

Dalam hatiku menangis tersedu
Bahagia yang tak pernah terkira olehku
Hadirmu membuatku bahagia slalu
Walau kau hanya sesaat bagiku
Lalu pergi meninggalkanku dalam kesendirianku

Dan itu yang aku rasakan saat ini
Saat di mana aku harus menjalani hari demi hari
Dengan sendiri, sunyi, sepi
Tanpamu di sisiku lagi
Namun aku bahagia saat aku bisa mengingatmu
Walau rintih bathinku menjerit tertindih kerinduan


Rindu,,,
( Putra Jogja )

Selasa, 20 Oktober 2015

Puisi : Sirna

Sudah selayaknya pinta dan harapku terbenam di dasar nurani
Melebur bersama kepedihan hati
Air mata di sepanjang kelukaan nan mati
Sebuah tanya yang enggan menjawab rasa
Sebuah nama yang elok, menawan di sepanjang masa

Pabila hadirku di dalam hidupmu membuatmu terasa tak nyaman
Maka maafkanlah kehadiranku
Pabila tumbuhnya rasa membuatmu terasa terusik
Maka aku akan berusaha memendamnya

Namun,
Pabila aku tak mampu memendamnya
Maka ijhinkanlah aku tuk slalu mengenangmu
Walau semua kefatamorganaan membuatmu takkan pernah menyadari
Tentang adanya rasa yang terasingkan

Jujur saja ku akui,
Lirih hati takkan mampu melontarkan sepatah kata
 Layaknya kata perpisahan kepada pertemuan
Tak ada lagi kalimah yang mampu terlantunkan
Melainkan bisikkan kecil yang terpancar dalam ratapan kelopak mata yang mengiringi senandung kidung senduku

 Dalam hati telah mengucap janji
 Pabila tak ter sandar dalam temaramNya
Mungkin bukan anganku
Melainkan karamnya kapalku dalam luasnya samudera kasih sayang yang tak bertepi



Sirna,,,
( Putra Jogja )

Kamis, 15 Oktober 2015

Puisi : Cerita Lalu

Setiap kali aku melihatmu
Serasa kelu lidahku menyapamu
Setiap kali aku mendengar tutur sapamu
Serasa jiwaku terhempas di sudut khayal anganmu

Rasa,
Begitu sulitnya aku memendammu
Begitu beratnya aku memikulmu
Kerap aku sekarat di buatmu
Kerling nada-nadiku mengalun pilu

Rasa,
Kenapa harus ada untukku?
Kenapa harus tertuju untukmu?
Haruskah aku berlari menjauhimu?
Haruskah aku simpan dalam diamku?

Biarlah waktu yang kan berlalu
Menentukan masa di sebaris cerita hatiku
Meski berulang kali air mataku menyebut namamu
Rasa yang takkan pernah menjelma nyata di hidupku
Hanya nama dan cerita kita yang lalu



"" Cerita Lalu ""
( Putra Jogja )