Cari Blog Ini

Jumat, 31 Oktober 2014

Rindu Kasih

Lentik jemari telah lukiskan
 Sang dewi rembulan malam
 Sejenak mata terbuai lelap
 Akan paras pesonanya yang
 Sangat terlihat meronanya


Teduh mata berseri wajah
 Akan cinta yang telah menjamah
 Di dalam sanubari dengan perlahan
 Dan menghembuskan
 Nafas ter iklhasnya


Gemintangnya purnama malam
 Membuka sejuta lembar kenangan
 Yang sangat mengesankan
 Dan masih menggumpal
 Bersama serpihan-serpihan
 Di dalam relung hati


Ku puja rindu kasih di sepanjang waktuku
 Dengan segenap ketulusan hati
 Meskipun kian samar dan tak bertapak
 Seiring bergulirnya waktu


"" Ku Puja Rindu Kasih ""
(Putra Jogja)

Rabu, 29 Oktober 2014

Kenangan Tentangmu

Usai waktu kita lalui bersama dalam berbagai canda dan tawa
Usai waktu kita tempuhi bersama dalam berbagai suka dan duka
Namun semua telah berlalu begitu saja tanpa setapak jejak
Maupun sepatah kata dari kefatamorganamusekarang


Pernahkah kau ingat akan sumpahmu
Pernahkah kau ingat akan tuturmu
Tidakkah kau menyadarinya
Bahwa tergerai jiwaku di hujani kepedihan
Tidakkah kau merasakannya
Bahwa sendu senandungku di hujami keresahan


Kau yang pernah mengisi hampanya ruang hidupku
Kau yang pernah memberi pelangi di ratapan vananya
Hingga camar berterbangan mengarak warta kebahagiaan
Yang tak pernah terdapati lagi meski hati mendawaikan keindahan
Sebuah rasa dari kedalaman


Kenangan ini akan selalu tersampul dalam lembar kehidupan
Kenangan ini akan selalu terukir dalam setiap sudut gelap dan terangnya
Hingga akhir nanti dimana malaikatNYA menjemput sepenggal
Jiwa terasing ini


¤¤¤ Kenangan Tentangmu ¤¤¤
 by, Putra Jogja

Minggu, 26 Oktober 2014

Tak Mungkin

Bagaimana mungkin aku bisa menghapus raut wajahmu
 Bila di setiap sudut malam jelma bayangmu selalu membinar
 Di bawah temaramnya purnama
 Bagaimana mungkin aku bisa menghapus namamu
 Sedangkan isyarat fikir ini selalu ter ukir indah namamu


 Seiring gulirnya sang waktu
 Rentaku hanya bisa mendayuh pilu
Kala menyilamnya sosok pelipur lara di dalam tepian relung hati
Yang kian serasa rapuh


 Duka lara hati tak mungkin ku pungkiri
Meskipun kerap derain air mata mengisak tangis
 Ketika hati tak lagi mampu untuk menyimbabnya


 Dengan sebuah pena dan selembar kertas ku aksarakan semua bisikan
 Sehingga bait-bait puisi selalu ku jadikan tempat penampung
 Kegundahanku selama ini
 Semoga dengan aksaraku ini
 Engkau bisa peka terhadap rasa
 Sehingga jiwa yang di rundung pilu dapat
 Engkau sambangi bersama sejuta ribaan kasih sayangmu


"" Tak Mungkin ""
( Putra Jogja )

Jumat, 24 Oktober 2014

Bunga Dalam Hati

Lama sudah aku memujamu
Hingga mekar bunga cinta
Di dalam hati yang kian menorehkan
Tentang berharganya sosok sang pujaan hati


Seberkas sesal telah ku torehkan
Ke dalam bait-bait puisi renunganku
Yang telah ter urai di keheningan malam
Tentang hati yang telah di rundung
kepiluan


Malam yang seakan temaram
Namun berakhir dengan kelam
Ku isakkan tangis yang telah
Menjahanamkan keheninganmalam
Senyum yang kian musam akan
Sunyi yang slalu menghampiri
Hingga duka lara hati tak mungkin
ter pungkiri
Di kala bunga masih bersemi
Di dalam hati


Redupku mungkin tak pantas
Mengharapkan terangnya lentera
Riuhku pun mungkin tak pantas
Menyerukan kalimah-kalimah
Keindahan cinta


Apalah arti indahnya langit malam ini
Tanpa indahnya bintang
Yang bertaburan dengan
Sejuta warna keindahan
Apalah arti seribu kata cinta dariku
Sedangkan di luar sana
Banyak para pujangga yang
Melantunkan sajak sajak keindahan cinta
Yang telah di persembahkan
untukmu


Dengarlah kasih,
Aku bukanlah seorang saudagar
Yang mampu mempersembahkan
Megah dan indahnya filla untukmu
Aku hanyalah insan biasa
Yang hanya mampu membangun
Gubuk kecil di lereng bukit yang
Penuh kensunyian


Biarkanlah ku tuntun langkah ini
Di likunya jalan hidupku
Meskipun kerap tertatih dan di tikam
kesunyian yang tiada henti menghampiriku
Kini aku hanya bisa berharap
Dan terus berharap akan adanya
Sosok panama di penghujung waktuku nanti
Hingga kegersangan benar-benar
Aku rasakan



” Bunga Dalam Hati ”
(Putra Jogja)

Kamis, 23 Oktober 2014

Nyanyian Sendu

Seraut tirai senja menyapa penuh duka
 Hanya kenangan pahit yang menyulam bara
 Segenggam perasaan sepertikata
 Yang tlah terpatahkan akan sebuah haluan
Renta kian mendayung dalam kelemahan
 Rinai senja pun masih terlihat disana

Dengarlah kasih,
Engkau lah duri dalam sepiku
 Engkau lah anggan yang tak terbaca hati
 Biarlah kisah tergulir bersama waktu
Biarlah luka tergurit sendiri
 Kala senyum terkapar tak bernyali
 Kala senja menjemput kepedihan
 Dalam hati insan ini


Semua terasa hampa
 Semua terasa hilang
 Semua tertulis dalam keranda waktu
 Sayup bumi pun menyerukan nyanyian sendu


"" Nyanyian Sendu ""
(Putra Jogja)

Selasa, 21 Oktober 2014

Ketulusan Hati

Harus berapa kali lagi
 Hatimu kan ku ketuk
 Hingga dirimu benar-benar
 Mendengarkan rintihan hati
 Sang pengagung cinta


Lunglaiku tak mungkin ber kaca
 Menghias hati selagi
 Lelahku masih mengharapkan
 Manisnya secawan madu rasa
 Dari aroma rasa sensasi kalbumu


Meski hadirmu hanyalah
 Sebuah pemacu hariku namun
 Semerbakmu menjadikan
 Sebuah pondasi yang kokoh
 Di sepanjang masa


Kasih,
Bila datangmu tak kan pernah kekal
 Biarkanlah ku ukir namamu di dalam
 Bilik dinding hatiku
 Ber hiaskan ke tulusan hati
 Dari sang pemuja cinta


"" Ketulusan Hati ""
(Putra Jogja)

Senin, 20 Oktober 2014

"" Nostalgia Cinta ""

Hendak kemana lagi
 Aku harus mencarimu
 Hendak kemana lagi
 Aku harus menanyakanmu
 Sedang simpang jalanpun
 Semakin enggan untuk menatap


Dapatkah aku menepis bayangmu lagi
 Meski hanya sekedar untuk
 Menawar rasa ini
 Dapatkah aku menyapamu lagi
 Meski hanya sekedar untuk
 Memastikan rindu ini


Wahai sang malam
 Senandungkanlah rindu ini teruntuknya
 Agar rindu ini tidak berkepanjangan
 Wahai sang bayu
 Bisikkanlah nostalgia cinta ini teruntuknya
 Agar aku tidak lagi menjadi seorang musafir cinta
 Yang merana karena cintanya



“” Nostalgia Cinta “”
( Putra Jogja )

Minggu, 19 Oktober 2014

Rasa Yang Terbenam

Seharusnya aku resapi dulu
 Sebelum aku menginginkanmu
 Seharusnya aku ratapi dulu
 Sebelum aku menempatkanmu


Mustahil bagiku,
 Jikalau harus bintang yang kujadikan penghias hatimu
 Mustahil bagiku,
 Jikalau emas permata yang kujadikan pelamar hidupmu


Kasih,
 Bukan niatku untuk menyakiti
 Hanya inginku membenamkan rasa
 Yang pernah singgah di dalam bilik hatiku
Kasih,
 Jikalau suatu saat engkau tidak lagi bisa melihatku



 Usahlah engkau tanyakan kembali
 Karna jauh sudah rasa telah kutepiskan
Bersama nanar
 Bersama air mata


 Birunya rindu ini kan kucoba
 Untuk mengiklhaskanmu
 Meskipun hati yang harus didera lara
 Yang tak pernah kunjung sembuh



“” Rasa Yang Terbenam “”
By, Putra Jogja

Sabtu, 18 Oktober 2014

Kenangan Bersulamkan Bara

Haruskah semua janji tak bisa di tepati?
Haruskah semua mimpi tak bisa di gapai?
Haruskah semua pertemuan berujung perpisahan?
Haruskah semua cinta berakhir dengan kesedihan?


Duhai apa yang sebenarnya merasuki dalam jiwa
Tak bisakah kau kembali pada asalmu berada
Aku lelah kau tawan
Aku lelah kau kelabuhi


Siang, malam telah kau renggut dariku
Hingga enggan mataku tuk membuka pintu
Hanya untuk melihat apa yang kian berlaku
Sesampainya hati harus menutup bagai batu


Maafkanlah aku yang harus melupakanmu
Walau dengan berat hati harus menangisimu
Karna aku sadar, bukanlah sesiapa untukmu
Sekarang, nanti, dan selamanya


Usah kau tanya mengapa?
Karna kau telah tahu jua jawabnya
Usah pula kau tanya tentang rasa itu?
Karna rasaku yang begitu tulus menyayangimu
Namun apa?
Sampai matipun, aku takkan melupakan
Perihal gadis penggores hati yang kian membawaku dalam lembah kehampaan


Jujur saja ku akui,
Berat, sulit untukku menerima semua ini
Namun apalah daya dan upaya ini
Kau pun kini telah berlalu, bersama bayangmu
Dan yang tinggal saat ini hanyalah kenangan bersulamkan bara dalam hati


Gubahan puisi perihku
( Putra Jogja )

Selasa, 14 Oktober 2014

Pergilah

Jika engkau ingin pergi
Pergilah dengan sesuka hatimu
Pasrah hati penuh duri menganga dalam kalutnya bara
Hingga tak kuasa menahan pergimu
Namun aku tahu
Aku bukan seorang insan ternama

Jika engkau ingin pergi
Pergilah dengan suka rela
Meski tak kuasa menahan langkah setiap
tapakmu
Namun aku sadar
Aku memang bukan pilihanmu


Biarkan aku sendiri
Berdiri di tepian hati
Mengais sejuta harap
Meski kini aku telah sekarat
Sendiri dan mati


"" Pergilah ""
( Putra )

Senin, 13 Oktober 2014

Diary Cinta

Selepas kepergianmu
Sunyi ini kian terasa menari-nari di relung kalbu
Sesekali malam tak jua luput mencengkam jiwaku
Serbuk bintang dan purnama seakan telah berlalu
Sekelumit rindupun mulai menggebu di antara kembaraku



Selepas rinai hujan merindu
Satu persatu lembar diari masa lalu mulai kubuka
Sekalipun itu hanya sebuah nama yang bertata
Sekedar hati untuk mengenangmu



Sebuah lembaran demi lembaran kian usang berdebu
Seiring airmata genangi masa lalu tanpa bayangmu
Dalam rajutan mimpi yang tak lagi berpangku
Dan telah terkulai layu



Terima kasih sang puan
Atas kenangan yang telah engkau hadirkan
Di setiap lembaran diari cinta ini


"" Diary Cinta ""
( Putra Jogja )

Minggu, 12 Oktober 2014

Riwayat Cinta

Derai waktu menabir tirai
Tersentak jauh sukma melayang tak bertepi
Penggalan cerita pun telah teretas di akhir memori dini hari



Deruan angin menjabar sejuta makna
Gemuruh berguguran rasa seiring kedukaan jiwa
Di bawah alam kesadaran kisah cinta telah tertinggal



Riuh lirih alunan ombak bergemericik
Rindu tercipta tanpa bertuan kemudian
Riwayat cinta itu pun harus berakhir dí sini



Riwayat Cinta Berakhir Di Sini
By, Putra

Sabtu, 11 Oktober 2014

"" Sembilu Dalam Hati ""

Mencintaimu yang tak ingin di miliki
Ibarat tangan menggenggam angin
Hanya bisa ku rasakan
Namun tak kan pernah bisa untuk ku sentuh
Menyayangimu yang tak ingin di sanding
Ibarat hati menawan sembilu
Hanya bisa ku abadikan
Namun tak kan pernah bisa untuk ku lepas


Entah,
Sampai kapan rasa ini akan ku bawa?
Sampai kapan kasih ini akan ku pertahankan?


Duhai kembara,
Bawalah pergi jauh-jauh hasrat yang ada ini
Hingga tak sedikitpun adanya tersisa mempengaruhi
Karna rasa yang tak semestinya hanya akan membuat pedih
Bila kah ada yang akan tumbuh di pinggiran hati
Biar lah aku dalam sendiriku bersandingkan dengan sembilu ini

Sembilu Dalam Hati
By, Putra

Sabtu, 04 Oktober 2014

"" Torehan Jiwa ""

Dalam terjal gulita malam
Ku seru beribu tanya tentangmu
Bahkan dalam peraduan malampun
Ku alunkan kidung kerinduan hati terhadapmu


Seandainya dirimu mendengar kesah kesuh jiwaku
Betapa tak kuasanya diri menahan rindu
Seandainya dirimu melihat geliat sendu tangisku
Betapa tak kuasanya diri menahan derasnya air mata


Tak ada lagi kata yang mampu menyanggupkan
Untuk merangkum diary cinta tentangmu
Tak ada lagi rasa yang bisa menawarkan
Untuk menggantikan sosok sepertimu
Karna dirimu telah abadi di hati


Di setiap lafas do'a pun selalu berpinta
Semoga bahagiamu kelak terdapati
Meski ke bahagiaan itu bukan tercipta untukku
Namun bahagiaku pernah mengenalmu
Duhai gadis penghias hati


Jika suatu saat nanti
Pesan hati ter urai di beranda mayamu
Jangan pernah kau hujat pilunya torehan jiwaku
Karna sampai detik ini rindu itu masih milikmu


"" Torehan Jiwa ""
( Putra Jogja )