Lentik jemari telah lukiskan
Sang dewi rembulan malam
Sejenak mata terbuai lelap
Akan paras pesonanya yang
Sangat terlihat meronanya
Teduh mata berseri wajah
Akan cinta yang telah menjamah
Di dalam sanubari dengan perlahan
Dan menghembuskan
Nafas ter iklhasnya
Gemintangnya purnama malam
Membuka sejuta lembar kenangan
Yang sangat mengesankan
Dan masih menggumpal
Bersama serpihan-serpihan
Di dalam relung hati
Ku puja rindu kasih di sepanjang waktuku
Dengan segenap ketulusan hati
Meskipun kian samar dan tak bertapak
Seiring bergulirnya waktu
"" Ku Puja Rindu Kasih ""
(Putra Jogja)
kaupun telah berlalu meninggalkan cerita cinta, dan akupun hanya bisa terdiam menikmati kenangan pahit pada ujung rekahnya luka yang menganga,,,,, kaupun telah riliskan mahligai itu ke dalam air mata yang kerap menggenangi ruang sepiku. kau juga telah tebarkan asa kedalam imaji khayal yang kerap mengaksarakan kisah cinta seribu malam tentangmu. .... namun kini ,di mana pagi-pagi itu saat kau hadirkan sejuta arti makna sayang!!!!! by KEMBARA HATI
Cari Blog Ini
Jumat, 31 Oktober 2014
Rabu, 29 Oktober 2014
Kenangan Tentangmu
Usai waktu kita lalui bersama dalam berbagai canda dan tawa
Usai waktu kita tempuhi bersama dalam berbagai suka dan duka
Namun semua telah berlalu begitu saja tanpa setapak jejak
Maupun sepatah kata dari kefatamorganamusekarang
Pernahkah kau ingat akan sumpahmu
Pernahkah kau ingat akan tuturmu
Tidakkah kau menyadarinya
Bahwa tergerai jiwaku di hujani kepedihan
Tidakkah kau merasakannya
Bahwa sendu senandungku di hujami keresahan
Kau yang pernah mengisi hampanya ruang hidupku
Kau yang pernah memberi pelangi di ratapan vananya
Hingga camar berterbangan mengarak warta kebahagiaan
Yang tak pernah terdapati lagi meski hati mendawaikan keindahan
Sebuah rasa dari kedalaman
Kenangan ini akan selalu tersampul dalam lembar kehidupan
Kenangan ini akan selalu terukir dalam setiap sudut gelap dan terangnya
Hingga akhir nanti dimana malaikatNYA menjemput sepenggal
Jiwa terasing ini
¤¤¤ Kenangan Tentangmu ¤¤¤
by, Putra Jogja
Usai waktu kita tempuhi bersama dalam berbagai suka dan duka
Namun semua telah berlalu begitu saja tanpa setapak jejak
Maupun sepatah kata dari kefatamorganamusekarang
Pernahkah kau ingat akan sumpahmu
Pernahkah kau ingat akan tuturmu
Tidakkah kau menyadarinya
Bahwa tergerai jiwaku di hujani kepedihan
Tidakkah kau merasakannya
Bahwa sendu senandungku di hujami keresahan
Kau yang pernah mengisi hampanya ruang hidupku
Kau yang pernah memberi pelangi di ratapan vananya
Hingga camar berterbangan mengarak warta kebahagiaan
Yang tak pernah terdapati lagi meski hati mendawaikan keindahan
Sebuah rasa dari kedalaman
Kenangan ini akan selalu tersampul dalam lembar kehidupan
Kenangan ini akan selalu terukir dalam setiap sudut gelap dan terangnya
Hingga akhir nanti dimana malaikatNYA menjemput sepenggal
Jiwa terasing ini
¤¤¤ Kenangan Tentangmu ¤¤¤
by, Putra Jogja
Minggu, 26 Oktober 2014
Tak Mungkin
Bagaimana mungkin aku bisa menghapus raut wajahmu
Bila di setiap sudut malam jelma bayangmu selalu membinar
Di bawah temaramnya purnama
Bagaimana mungkin aku bisa menghapus namamu
Sedangkan isyarat fikir ini selalu ter ukir indah namamu
Seiring gulirnya sang waktu
Rentaku hanya bisa mendayuh pilu
Kala menyilamnya sosok pelipur lara di dalam tepian relung hati
Yang kian serasa rapuh
Duka lara hati tak mungkin ku pungkiri
Meskipun kerap derain air mata mengisak tangis
Ketika hati tak lagi mampu untuk menyimbabnya
Dengan sebuah pena dan selembar kertas ku aksarakan semua bisikan
Sehingga bait-bait puisi selalu ku jadikan tempat penampung
Kegundahanku selama ini
Semoga dengan aksaraku ini
Engkau bisa peka terhadap rasa
Sehingga jiwa yang di rundung pilu dapat
Engkau sambangi bersama sejuta ribaan kasih sayangmu
"" Tak Mungkin ""
( Putra Jogja )
Bila di setiap sudut malam jelma bayangmu selalu membinar
Di bawah temaramnya purnama
Bagaimana mungkin aku bisa menghapus namamu
Sedangkan isyarat fikir ini selalu ter ukir indah namamu
Seiring gulirnya sang waktu
Rentaku hanya bisa mendayuh pilu
Kala menyilamnya sosok pelipur lara di dalam tepian relung hati
Yang kian serasa rapuh
Duka lara hati tak mungkin ku pungkiri
Meskipun kerap derain air mata mengisak tangis
Ketika hati tak lagi mampu untuk menyimbabnya
Dengan sebuah pena dan selembar kertas ku aksarakan semua bisikan
Sehingga bait-bait puisi selalu ku jadikan tempat penampung
Kegundahanku selama ini
Semoga dengan aksaraku ini
Engkau bisa peka terhadap rasa
Sehingga jiwa yang di rundung pilu dapat
Engkau sambangi bersama sejuta ribaan kasih sayangmu
"" Tak Mungkin ""
( Putra Jogja )
Jumat, 24 Oktober 2014
Bunga Dalam Hati
Lama sudah aku memujamu
Hingga mekar bunga cinta
Di dalam hati yang kian menorehkan
Tentang berharganya sosok sang pujaan hati
Seberkas sesal telah ku torehkan
Ke dalam bait-bait puisi renunganku
Yang telah ter urai di keheningan malam
Tentang hati yang telah di rundung
kepiluan
Malam yang seakan temaram
Namun berakhir dengan kelam
Ku isakkan tangis yang telah
Menjahanamkan keheninganmalam
Senyum yang kian musam akan
Sunyi yang slalu menghampiri
Hingga duka lara hati tak mungkin
ter pungkiri
Di kala bunga masih bersemi
Di dalam hati
Redupku mungkin tak pantas
Mengharapkan terangnya lentera
Riuhku pun mungkin tak pantas
Menyerukan kalimah-kalimah
Keindahan cinta
Apalah arti indahnya langit malam ini
Tanpa indahnya bintang
Yang bertaburan dengan
Sejuta warna keindahan
Apalah arti seribu kata cinta dariku
Sedangkan di luar sana
Banyak para pujangga yang
Melantunkan sajak sajak keindahan cinta
Yang telah di persembahkan
untukmu
Dengarlah kasih,
Aku bukanlah seorang saudagar
Yang mampu mempersembahkan
Megah dan indahnya filla untukmu
Aku hanyalah insan biasa
Yang hanya mampu membangun
Gubuk kecil di lereng bukit yang
Penuh kensunyian
Biarkanlah ku tuntun langkah ini
Di likunya jalan hidupku
Meskipun kerap tertatih dan di tikam
kesunyian yang tiada henti menghampiriku
Kini aku hanya bisa berharap
Dan terus berharap akan adanya
Sosok panama di penghujung waktuku nanti
Hingga kegersangan benar-benar
Aku rasakan
” Bunga Dalam Hati ”
(Putra Jogja)
Hingga mekar bunga cinta
Di dalam hati yang kian menorehkan
Tentang berharganya sosok sang pujaan hati
Seberkas sesal telah ku torehkan
Ke dalam bait-bait puisi renunganku
Yang telah ter urai di keheningan malam
Tentang hati yang telah di rundung
kepiluan
Malam yang seakan temaram
Namun berakhir dengan kelam
Ku isakkan tangis yang telah
Menjahanamkan keheninganmalam
Senyum yang kian musam akan
Sunyi yang slalu menghampiri
Hingga duka lara hati tak mungkin
ter pungkiri
Di kala bunga masih bersemi
Di dalam hati
Redupku mungkin tak pantas
Mengharapkan terangnya lentera
Riuhku pun mungkin tak pantas
Menyerukan kalimah-kalimah
Keindahan cinta
Apalah arti indahnya langit malam ini
Tanpa indahnya bintang
Yang bertaburan dengan
Sejuta warna keindahan
Apalah arti seribu kata cinta dariku
Sedangkan di luar sana
Banyak para pujangga yang
Melantunkan sajak sajak keindahan cinta
Yang telah di persembahkan
untukmu
Dengarlah kasih,
Aku bukanlah seorang saudagar
Yang mampu mempersembahkan
Megah dan indahnya filla untukmu
Aku hanyalah insan biasa
Yang hanya mampu membangun
Gubuk kecil di lereng bukit yang
Penuh kensunyian
Biarkanlah ku tuntun langkah ini
Di likunya jalan hidupku
Meskipun kerap tertatih dan di tikam
kesunyian yang tiada henti menghampiriku
Kini aku hanya bisa berharap
Dan terus berharap akan adanya
Sosok panama di penghujung waktuku nanti
Hingga kegersangan benar-benar
Aku rasakan
” Bunga Dalam Hati ”
(Putra Jogja)
Kamis, 23 Oktober 2014
Nyanyian Sendu
Seraut tirai senja menyapa penuh duka
Hanya kenangan pahit yang menyulam bara
Segenggam perasaan sepertikata
Yang tlah terpatahkan akan sebuah haluan
Renta kian mendayung dalam kelemahan
Rinai senja pun masih terlihat disana
Dengarlah kasih,
Engkau lah duri dalam sepiku
Engkau lah anggan yang tak terbaca hati
Biarlah kisah tergulir bersama waktu
Biarlah luka tergurit sendiri
Kala senyum terkapar tak bernyali
Kala senja menjemput kepedihan
Dalam hati insan ini
Semua terasa hampa
Semua terasa hilang
Semua tertulis dalam keranda waktu
Sayup bumi pun menyerukan nyanyian sendu
"" Nyanyian Sendu ""
(Putra Jogja)
Hanya kenangan pahit yang menyulam bara
Segenggam perasaan sepertikata
Yang tlah terpatahkan akan sebuah haluan
Renta kian mendayung dalam kelemahan
Rinai senja pun masih terlihat disana
Dengarlah kasih,
Engkau lah duri dalam sepiku
Engkau lah anggan yang tak terbaca hati
Biarlah kisah tergulir bersama waktu
Biarlah luka tergurit sendiri
Kala senyum terkapar tak bernyali
Kala senja menjemput kepedihan
Dalam hati insan ini
Semua terasa hampa
Semua terasa hilang
Semua tertulis dalam keranda waktu
Sayup bumi pun menyerukan nyanyian sendu
"" Nyanyian Sendu ""
(Putra Jogja)
Selasa, 21 Oktober 2014
Ketulusan Hati
Harus berapa kali lagi
Hatimu kan ku ketuk
Hingga dirimu benar-benar
Mendengarkan rintihan hati
Sang pengagung cinta
Lunglaiku tak mungkin ber kaca
Menghias hati selagi
Lelahku masih mengharapkan
Manisnya secawan madu rasa
Dari aroma rasa sensasi kalbumu
Meski hadirmu hanyalah
Sebuah pemacu hariku namun
Semerbakmu menjadikan
Sebuah pondasi yang kokoh
Di sepanjang masa
Kasih,
Bila datangmu tak kan pernah kekal
Biarkanlah ku ukir namamu di dalam
Bilik dinding hatiku
Ber hiaskan ke tulusan hati
Dari sang pemuja cinta
"" Ketulusan Hati ""
(Putra Jogja)
Hatimu kan ku ketuk
Hingga dirimu benar-benar
Mendengarkan rintihan hati
Sang pengagung cinta
Lunglaiku tak mungkin ber kaca
Menghias hati selagi
Lelahku masih mengharapkan
Manisnya secawan madu rasa
Dari aroma rasa sensasi kalbumu
Meski hadirmu hanyalah
Sebuah pemacu hariku namun
Semerbakmu menjadikan
Sebuah pondasi yang kokoh
Di sepanjang masa
Kasih,
Bila datangmu tak kan pernah kekal
Biarkanlah ku ukir namamu di dalam
Bilik dinding hatiku
Ber hiaskan ke tulusan hati
Dari sang pemuja cinta
"" Ketulusan Hati ""
(Putra Jogja)
Senin, 20 Oktober 2014
"" Nostalgia Cinta ""
Hendak kemana lagi
Aku harus mencarimu
Hendak kemana lagi
Aku harus menanyakanmu
Sedang simpang jalanpun
Semakin enggan untuk menatap
Dapatkah aku menepis bayangmu lagi
Meski hanya sekedar untuk
Menawar rasa ini
Dapatkah aku menyapamu lagi
Meski hanya sekedar untuk
Memastikan rindu ini
Wahai sang malam
Senandungkanlah rindu ini teruntuknya
Agar rindu ini tidak berkepanjangan
Wahai sang bayu
Bisikkanlah nostalgia cinta ini teruntuknya
Agar aku tidak lagi menjadi seorang musafir cinta
Yang merana karena cintanya
“” Nostalgia Cinta “”
( Putra Jogja )
Aku harus mencarimu
Hendak kemana lagi
Aku harus menanyakanmu
Sedang simpang jalanpun
Semakin enggan untuk menatap
Dapatkah aku menepis bayangmu lagi
Meski hanya sekedar untuk
Menawar rasa ini
Dapatkah aku menyapamu lagi
Meski hanya sekedar untuk
Memastikan rindu ini
Wahai sang malam
Senandungkanlah rindu ini teruntuknya
Agar rindu ini tidak berkepanjangan
Wahai sang bayu
Bisikkanlah nostalgia cinta ini teruntuknya
Agar aku tidak lagi menjadi seorang musafir cinta
Yang merana karena cintanya
“” Nostalgia Cinta “”
( Putra Jogja )
Minggu, 19 Oktober 2014
Rasa Yang Terbenam
Seharusnya aku resapi dulu
Sebelum aku menginginkanmu
Seharusnya aku ratapi dulu
Sebelum aku menempatkanmu
Mustahil bagiku,
Jikalau harus bintang yang kujadikan penghias hatimu
Mustahil bagiku,
Jikalau emas permata yang kujadikan pelamar hidupmu
Kasih,
Bukan niatku untuk menyakiti
Hanya inginku membenamkan rasa
Yang pernah singgah di dalam bilik hatiku
Kasih,
Jikalau suatu saat engkau tidak lagi bisa melihatku
Usahlah engkau tanyakan kembali
Karna jauh sudah rasa telah kutepiskan
Bersama nanar
Bersama air mata
Birunya rindu ini kan kucoba
Untuk mengiklhaskanmu
Meskipun hati yang harus didera lara
Yang tak pernah kunjung sembuh
“” Rasa Yang Terbenam “”
By, Putra Jogja
Sebelum aku menginginkanmu
Seharusnya aku ratapi dulu
Sebelum aku menempatkanmu
Mustahil bagiku,
Jikalau harus bintang yang kujadikan penghias hatimu
Mustahil bagiku,
Jikalau emas permata yang kujadikan pelamar hidupmu
Kasih,
Bukan niatku untuk menyakiti
Hanya inginku membenamkan rasa
Yang pernah singgah di dalam bilik hatiku
Kasih,
Jikalau suatu saat engkau tidak lagi bisa melihatku
Usahlah engkau tanyakan kembali
Karna jauh sudah rasa telah kutepiskan
Bersama nanar
Bersama air mata
Birunya rindu ini kan kucoba
Untuk mengiklhaskanmu
Meskipun hati yang harus didera lara
Yang tak pernah kunjung sembuh
“” Rasa Yang Terbenam “”
By, Putra Jogja
Sabtu, 18 Oktober 2014
Kenangan Bersulamkan Bara
Haruskah semua janji tak bisa di tepati?
Haruskah semua mimpi tak bisa di gapai?
Haruskah semua pertemuan berujung perpisahan?
Haruskah semua cinta berakhir dengan kesedihan?
Duhai apa yang sebenarnya merasuki dalam jiwa
Tak bisakah kau kembali pada asalmu berada
Aku lelah kau tawan
Aku lelah kau kelabuhi
Siang, malam telah kau renggut dariku
Hingga enggan mataku tuk membuka pintu
Hanya untuk melihat apa yang kian berlaku
Sesampainya hati harus menutup bagai batu
Maafkanlah aku yang harus melupakanmu
Walau dengan berat hati harus menangisimu
Karna aku sadar, bukanlah sesiapa untukmu
Sekarang, nanti, dan selamanya
Usah kau tanya mengapa?
Karna kau telah tahu jua jawabnya
Usah pula kau tanya tentang rasa itu?
Karna rasaku yang begitu tulus menyayangimu
Namun apa?
Sampai matipun, aku takkan melupakan
Perihal gadis penggores hati yang kian membawaku dalam lembah kehampaan
Jujur saja ku akui,
Berat, sulit untukku menerima semua ini
Namun apalah daya dan upaya ini
Kau pun kini telah berlalu, bersama bayangmu
Dan yang tinggal saat ini hanyalah kenangan bersulamkan bara dalam hati
Gubahan puisi perihku
( Putra Jogja )
Haruskah semua mimpi tak bisa di gapai?
Haruskah semua pertemuan berujung perpisahan?
Haruskah semua cinta berakhir dengan kesedihan?
Duhai apa yang sebenarnya merasuki dalam jiwa
Tak bisakah kau kembali pada asalmu berada
Aku lelah kau tawan
Aku lelah kau kelabuhi
Siang, malam telah kau renggut dariku
Hingga enggan mataku tuk membuka pintu
Hanya untuk melihat apa yang kian berlaku
Sesampainya hati harus menutup bagai batu
Maafkanlah aku yang harus melupakanmu
Walau dengan berat hati harus menangisimu
Karna aku sadar, bukanlah sesiapa untukmu
Sekarang, nanti, dan selamanya
Usah kau tanya mengapa?
Karna kau telah tahu jua jawabnya
Usah pula kau tanya tentang rasa itu?
Karna rasaku yang begitu tulus menyayangimu
Namun apa?
Sampai matipun, aku takkan melupakan
Perihal gadis penggores hati yang kian membawaku dalam lembah kehampaan
Jujur saja ku akui,
Berat, sulit untukku menerima semua ini
Namun apalah daya dan upaya ini
Kau pun kini telah berlalu, bersama bayangmu
Dan yang tinggal saat ini hanyalah kenangan bersulamkan bara dalam hati
Gubahan puisi perihku
( Putra Jogja )
Selasa, 14 Oktober 2014
Pergilah
Jika engkau ingin pergi
Pergilah dengan sesuka hatimu
Pasrah hati penuh duri menganga dalam kalutnya bara
Hingga tak kuasa menahan pergimu
Namun aku tahu
Aku bukan seorang insan ternama
Jika engkau ingin pergi
Pergilah dengan suka rela
Meski tak kuasa menahan langkah setiap
tapakmu
Namun aku sadar
Aku memang bukan pilihanmu
Biarkan aku sendiri
Berdiri di tepian hati
Mengais sejuta harap
Meski kini aku telah sekarat
Sendiri dan mati
"" Pergilah ""
( Putra )
Pergilah dengan sesuka hatimu
Pasrah hati penuh duri menganga dalam kalutnya bara
Hingga tak kuasa menahan pergimu
Namun aku tahu
Aku bukan seorang insan ternama
Jika engkau ingin pergi
Pergilah dengan suka rela
Meski tak kuasa menahan langkah setiap
tapakmu
Namun aku sadar
Aku memang bukan pilihanmu
Biarkan aku sendiri
Berdiri di tepian hati
Mengais sejuta harap
Meski kini aku telah sekarat
Sendiri dan mati
"" Pergilah ""
( Putra )
Senin, 13 Oktober 2014
Diary Cinta
Selepas kepergianmu
Sunyi ini kian terasa menari-nari di relung kalbu
Sesekali malam tak jua luput mencengkam jiwaku
Serbuk bintang dan purnama seakan telah berlalu
Sekelumit rindupun mulai menggebu di antara kembaraku
Selepas rinai hujan merindu
Satu persatu lembar diari masa lalu mulai kubuka
Sekalipun itu hanya sebuah nama yang bertata
Sekedar hati untuk mengenangmu
Sebuah lembaran demi lembaran kian usang berdebu
Seiring airmata genangi masa lalu tanpa bayangmu
Dalam rajutan mimpi yang tak lagi berpangku
Dan telah terkulai layu
Terima kasih sang puan
Atas kenangan yang telah engkau hadirkan
Di setiap lembaran diari cinta ini
"" Diary Cinta ""
( Putra Jogja )
Sunyi ini kian terasa menari-nari di relung kalbu
Sesekali malam tak jua luput mencengkam jiwaku
Serbuk bintang dan purnama seakan telah berlalu
Sekelumit rindupun mulai menggebu di antara kembaraku
Selepas rinai hujan merindu
Satu persatu lembar diari masa lalu mulai kubuka
Sekalipun itu hanya sebuah nama yang bertata
Sekedar hati untuk mengenangmu
Sebuah lembaran demi lembaran kian usang berdebu
Seiring airmata genangi masa lalu tanpa bayangmu
Dalam rajutan mimpi yang tak lagi berpangku
Dan telah terkulai layu
Terima kasih sang puan
Atas kenangan yang telah engkau hadirkan
Di setiap lembaran diari cinta ini
"" Diary Cinta ""
( Putra Jogja )
Minggu, 12 Oktober 2014
Riwayat Cinta
Derai waktu menabir tirai
Tersentak jauh sukma melayang tak bertepi
Penggalan cerita pun telah teretas di akhir memori dini hari
Deruan angin menjabar sejuta makna
Gemuruh berguguran rasa seiring kedukaan jiwa
Di bawah alam kesadaran kisah cinta telah tertinggal
Riuh lirih alunan ombak bergemericik
Rindu tercipta tanpa bertuan kemudian
Riwayat cinta itu pun harus berakhir dí sini
Riwayat Cinta Berakhir Di Sini
By, Putra
Tersentak jauh sukma melayang tak bertepi
Penggalan cerita pun telah teretas di akhir memori dini hari
Deruan angin menjabar sejuta makna
Gemuruh berguguran rasa seiring kedukaan jiwa
Di bawah alam kesadaran kisah cinta telah tertinggal
Riuh lirih alunan ombak bergemericik
Rindu tercipta tanpa bertuan kemudian
Riwayat cinta itu pun harus berakhir dí sini
Riwayat Cinta Berakhir Di Sini
By, Putra
Sabtu, 11 Oktober 2014
"" Sembilu Dalam Hati ""
Mencintaimu yang tak ingin di miliki
Ibarat tangan menggenggam angin
Hanya bisa ku rasakan
Namun tak kan pernah bisa untuk ku sentuh
Menyayangimu yang tak ingin di sanding
Ibarat hati menawan sembilu
Hanya bisa ku abadikan
Namun tak kan pernah bisa untuk ku lepas
Entah,
Sampai kapan rasa ini akan ku bawa?
Sampai kapan kasih ini akan ku pertahankan?
Duhai kembara,
Bawalah pergi jauh-jauh hasrat yang ada ini
Hingga tak sedikitpun adanya tersisa mempengaruhi
Karna rasa yang tak semestinya hanya akan membuat pedih
Bila kah ada yang akan tumbuh di pinggiran hati
Biar lah aku dalam sendiriku bersandingkan dengan sembilu ini
Sembilu Dalam Hati
By, Putra
Ibarat tangan menggenggam angin
Hanya bisa ku rasakan
Namun tak kan pernah bisa untuk ku sentuh
Menyayangimu yang tak ingin di sanding
Ibarat hati menawan sembilu
Hanya bisa ku abadikan
Namun tak kan pernah bisa untuk ku lepas
Entah,
Sampai kapan rasa ini akan ku bawa?
Sampai kapan kasih ini akan ku pertahankan?
Duhai kembara,
Bawalah pergi jauh-jauh hasrat yang ada ini
Hingga tak sedikitpun adanya tersisa mempengaruhi
Karna rasa yang tak semestinya hanya akan membuat pedih
Bila kah ada yang akan tumbuh di pinggiran hati
Biar lah aku dalam sendiriku bersandingkan dengan sembilu ini
Sembilu Dalam Hati
By, Putra
Sabtu, 04 Oktober 2014
"" Torehan Jiwa ""
Dalam terjal gulita malam
Ku seru beribu tanya tentangmu
Bahkan dalam peraduan malampun
Ku alunkan kidung kerinduan hati terhadapmu
Seandainya dirimu mendengar kesah kesuh jiwaku
Betapa tak kuasanya diri menahan rindu
Seandainya dirimu melihat geliat sendu tangisku
Betapa tak kuasanya diri menahan derasnya air mata
Tak ada lagi kata yang mampu menyanggupkan
Untuk merangkum diary cinta tentangmu
Tak ada lagi rasa yang bisa menawarkan
Untuk menggantikan sosok sepertimu
Karna dirimu telah abadi di hati
Di setiap lafas do'a pun selalu berpinta
Semoga bahagiamu kelak terdapati
Meski ke bahagiaan itu bukan tercipta untukku
Namun bahagiaku pernah mengenalmu
Duhai gadis penghias hati
Jika suatu saat nanti
Pesan hati ter urai di beranda mayamu
Jangan pernah kau hujat pilunya torehan jiwaku
Karna sampai detik ini rindu itu masih milikmu
"" Torehan Jiwa ""
( Putra Jogja )
Ku seru beribu tanya tentangmu
Bahkan dalam peraduan malampun
Ku alunkan kidung kerinduan hati terhadapmu
Seandainya dirimu mendengar kesah kesuh jiwaku
Betapa tak kuasanya diri menahan rindu
Seandainya dirimu melihat geliat sendu tangisku
Betapa tak kuasanya diri menahan derasnya air mata
Tak ada lagi kata yang mampu menyanggupkan
Untuk merangkum diary cinta tentangmu
Tak ada lagi rasa yang bisa menawarkan
Untuk menggantikan sosok sepertimu
Karna dirimu telah abadi di hati
Di setiap lafas do'a pun selalu berpinta
Semoga bahagiamu kelak terdapati
Meski ke bahagiaan itu bukan tercipta untukku
Namun bahagiaku pernah mengenalmu
Duhai gadis penghias hati
Jika suatu saat nanti
Pesan hati ter urai di beranda mayamu
Jangan pernah kau hujat pilunya torehan jiwaku
Karna sampai detik ini rindu itu masih milikmu
"" Torehan Jiwa ""
( Putra Jogja )
Langganan:
Postingan (Atom)