Belum jua aku bisa menggapaimu
Namun kenapa?
Sayap cinta ini kau patahkan
Hingga kandas harapku kian mengendap di lautan asmaramu
Belum jua aku sempat menatapmu
Namun kenapa?
Kau menghilangkan jejakmu di antara barisan titi wangsa ini
Hingga lelah ragaku kian terkapar tak berdaya
Baru saja tahun kemarin
Saat di mana kau menjadikan hari jadimu
Menjadikan hari pertunangan kita
Menjalani kisah kasih yang seadanya
Hingga berulang kali aku menulis tentang kisah kita dalam puisi cinta terindah
Namun kini
Belum jua ada satu tahun kita bersama
Bahkan untuk mendengar sapamu saja aku tak pernah bisa
Apalagi aku datang dan mendekapmu
Mustahilah bagiku
Kau tahu
Aku merinduimu
Aku mengasihimu
Kau jua tahu
Aku slalu menangisimu
Dan kau jua tahu
Aku terjatuh dalam lembah kedustaan
Kau hanya diam di sana
Seolah kau tak pernah merasa
Di mana hati
Di mana sakit
Kau jua hanya terbahak
Seolah kau tak pernah berada dalam sandiwara ini
Tutur kata yang ku kagumi
Bak hikayat cinta terangung suteramu
Tak lain halnya sebuah tipu muslihat semata
Karna kau tak ubahnya seorang pemain sandiwara cinta
Aku tahu
Bahwa melepasmu
Tak semudah menghapus tinta di lembaran kertas
Namun kenapa kau goreskan cinta dalam kanvas hatiku?
"" Kau yang ku sebut adinda
Aku ucapkan terima kasih atas hadiah luka ini ""
( Putra Jogja )
kaupun telah berlalu meninggalkan cerita cinta, dan akupun hanya bisa terdiam menikmati kenangan pahit pada ujung rekahnya luka yang menganga,,,,, kaupun telah riliskan mahligai itu ke dalam air mata yang kerap menggenangi ruang sepiku. kau juga telah tebarkan asa kedalam imaji khayal yang kerap mengaksarakan kisah cinta seribu malam tentangmu. .... namun kini ,di mana pagi-pagi itu saat kau hadirkan sejuta arti makna sayang!!!!! by KEMBARA HATI
Cari Blog Ini
Rabu, 31 Desember 2014
Senin, 29 Desember 2014
Puisi : Air Mata Cinta
Haruskah aku mengenangmu din?
Haruskah aku mempertahan rasa ini din?
Haruskah pula aku menantikanmu din?
Kau tahu din?
Betapa hancur dan sirnanya cinta di hati
Betapa sakit dan pilunya hatiku saat ini
Kau sudah menjadi seorang pemenang
Di mana lakon ini kau rilis
Dan akulah insan yang kau jadikan korban kesenanganmu
Air mata ini akan slalu mengenangmu
Hingga habis beningnya meratapimu
Lalu aku hanya bisa merintih dalam ringkihnya relung hatiku
"" Air Mata Cinta ""
( Putra Jogja )
Haruskah aku mempertahan rasa ini din?
Haruskah pula aku menantikanmu din?
Kau tahu din?
Betapa hancur dan sirnanya cinta di hati
Betapa sakit dan pilunya hatiku saat ini
Kau sudah menjadi seorang pemenang
Di mana lakon ini kau rilis
Dan akulah insan yang kau jadikan korban kesenanganmu
Air mata ini akan slalu mengenangmu
Hingga habis beningnya meratapimu
Lalu aku hanya bisa merintih dalam ringkihnya relung hatiku
"" Air Mata Cinta ""
( Putra Jogja )
Sabtu, 27 Desember 2014
Puisi : Cinta Tak Bertepi
Di dalam keheningan malam
Ku sibak tirai di dinding kelam
Mengeja makna di balik tabir alam
Mengais pendar sisa di terjal gulita
Bahana menoreh pilu
Malam bagai siang menyekat
Serbuk bintang di langit menawan
Sedu sedan di rajah luka
Bisakah aku melupakanmu din?
Bisakah aku bertahan tanpamu din?
Bisakah aku berjalan tanpa iringanmu din?
Dan bisakah aku menepiskan rasa ini?
Kau tahu?
Aku menyayangimu
Aku menantimu
Aku meginginkanmu
Menyusuri likunya jalan hidupku
Namun ku tahu din,
Kau hanya sesaat bagjku
Kau hanya mimpi semata
Dan kau tak halnya sebuah cinta tak bertepiku
"" Cinta Tak Bertepi ""
( Putra Jogja )
Ku sibak tirai di dinding kelam
Mengeja makna di balik tabir alam
Mengais pendar sisa di terjal gulita
Bahana menoreh pilu
Malam bagai siang menyekat
Serbuk bintang di langit menawan
Sedu sedan di rajah luka
Bisakah aku melupakanmu din?
Bisakah aku bertahan tanpamu din?
Bisakah aku berjalan tanpa iringanmu din?
Dan bisakah aku menepiskan rasa ini?
Kau tahu?
Aku menyayangimu
Aku menantimu
Aku meginginkanmu
Menyusuri likunya jalan hidupku
Namun ku tahu din,
Kau hanya sesaat bagjku
Kau hanya mimpi semata
Dan kau tak halnya sebuah cinta tak bertepiku
"" Cinta Tak Bertepi ""
( Putra Jogja )
Jumat, 26 Desember 2014
Puisi : Gejolak Jiwa
Aku jejaki purnama-purnama malam
Dalam gelap, terangnya
Namun jiwaku masih saja merasa tak berdaya
Walau tahuku semua ini adalah kenyataan yang harus ku terima
Seandainya saja waktu itu aku masih berada di tempat itu
Pastilah aku akan mengubah langkah kakiku
Seandainya saja waktu itu aku masih berada di alam sadar
Pastilah aku akan bangun dan berlari menjauhimu
Semua seakan-akan sempurna
Saat di mana aku kau buai dengan cinta
Hingga aku larut dalam khayalan rasa
Sesaat dilema membelenggukan satu nama
Seiring jalan kita lalui
Mengisi , mewarnai hari
Tak ada yang kurasa kurang
Semua telah kau penuhi
Entah kenapa?
Waktu yang ku anggap bersahaja
Ternyata malah menjerumuskanku dalam lembah sang nista
Di mana halnya getir, pahit menjelma lara
Dan semakin hari aku mengingatmu
Semakin pula rasa ini menyiksaku
Namun aku tak bisa tuk pungkiri semua itu
Karna hatipun masih berukir namamu
Fikirku tak ada habis-habisnya
Walau semua telah nampak di mata
Katapun telah jelas terlontar
Dan kenyataan itu juga telah kau sematkan
Inikah hadiah darimu?
Di mana tulusnya kau balas luka
Di mana kasihnya kau balas dusta
Di mana cinta kau balas air mata
Mungkin tak selamanya aku bisa menyayangimu
Namun ingatlah akan selamanya aku merindukanmu dengan gejolak jiwa yang ada
"" Gejolak Jiwa ""
( Putra Jogja )
Dalam gelap, terangnya
Namun jiwaku masih saja merasa tak berdaya
Walau tahuku semua ini adalah kenyataan yang harus ku terima
Seandainya saja waktu itu aku masih berada di tempat itu
Pastilah aku akan mengubah langkah kakiku
Seandainya saja waktu itu aku masih berada di alam sadar
Pastilah aku akan bangun dan berlari menjauhimu
Semua seakan-akan sempurna
Saat di mana aku kau buai dengan cinta
Hingga aku larut dalam khayalan rasa
Sesaat dilema membelenggukan satu nama
Seiring jalan kita lalui
Mengisi , mewarnai hari
Tak ada yang kurasa kurang
Semua telah kau penuhi
Entah kenapa?
Waktu yang ku anggap bersahaja
Ternyata malah menjerumuskanku dalam lembah sang nista
Di mana halnya getir, pahit menjelma lara
Dan semakin hari aku mengingatmu
Semakin pula rasa ini menyiksaku
Namun aku tak bisa tuk pungkiri semua itu
Karna hatipun masih berukir namamu
Fikirku tak ada habis-habisnya
Walau semua telah nampak di mata
Katapun telah jelas terlontar
Dan kenyataan itu juga telah kau sematkan
Inikah hadiah darimu?
Di mana tulusnya kau balas luka
Di mana kasihnya kau balas dusta
Di mana cinta kau balas air mata
Mungkin tak selamanya aku bisa menyayangimu
Namun ingatlah akan selamanya aku merindukanmu dengan gejolak jiwa yang ada
"" Gejolak Jiwa ""
( Putra Jogja )
Rabu, 24 Desember 2014
Puisi : Guratan Sendu Tentangmu
Sudah ku dengar
Tentang wartamu dalam peraduan
Ketika deraian ombak samudera
Bergulung di batas pendar
Bersama nanarku sendiri
Tanpa balutan selembar daun
Ataupun kain yang selayaknya
Ku coba diri tuk merawat luka
Yang telah kau goreskan di hati
Sudah kudengar
Bahasa tutur di hatimu yang
Bersuarakan lantang dan hingarnya
Tanpa sedikitpun hibahmu
Menyerukannya
Usahlah kau ucap
Sebah dalam benakmu
Karna sebahku lebih dari itu
Usahlah kau ucap
Merintih di relung hati
Karna sakit rintihku lebih dari itu
Bukan maksud ingin meninggalkan
Hanya bimbang dalam keadaan
Yang tak bersahaja
Bukan maksud melepaskannya
Hanya sekedar mengulur rasa
Yang tak pernah terukur
Sebuah guratan takkan pernah bisa mewakili kesah/kesuhku
Hanya saja waktuku tidak memihak
Kan ku ingat,
Kebaikanmu selama ini
Kan ku kenang,
Artimu di dalam hidupku
Dan kubawa ke penghujung waktuku
"" Guratan Sendu Tentangmu ""
( Putra Jogja )
Tentang wartamu dalam peraduan
Ketika deraian ombak samudera
Bergulung di batas pendar
Bersama nanarku sendiri
Tanpa balutan selembar daun
Ataupun kain yang selayaknya
Ku coba diri tuk merawat luka
Yang telah kau goreskan di hati
Sudah kudengar
Bahasa tutur di hatimu yang
Bersuarakan lantang dan hingarnya
Tanpa sedikitpun hibahmu
Menyerukannya
Usahlah kau ucap
Sebah dalam benakmu
Karna sebahku lebih dari itu
Usahlah kau ucap
Merintih di relung hati
Karna sakit rintihku lebih dari itu
Bukan maksud ingin meninggalkan
Hanya bimbang dalam keadaan
Yang tak bersahaja
Bukan maksud melepaskannya
Hanya sekedar mengulur rasa
Yang tak pernah terukur
Sebuah guratan takkan pernah bisa mewakili kesah/kesuhku
Hanya saja waktuku tidak memihak
Kan ku ingat,
Kebaikanmu selama ini
Kan ku kenang,
Artimu di dalam hidupku
Dan kubawa ke penghujung waktuku
"" Guratan Sendu Tentangmu ""
( Putra Jogja )
Selasa, 23 Desember 2014
Puisi : Sirna
Jika cinta itu bukan untukku
Kenapa harus kau lukis namaku?
Jika sayang itu hanya bualanmu
Kenapa harus kau rajutkan mimpi itu?
Aku tahu,
Aku bukanlah seorang ternama
Aku tahu,
Aku bukanlah seorang sempurna
Namun aku sadar,
Siapa aku, dari mana asalku
Aku yang kini tak ubahnya sebuah debu di jalanan
Sesaat angin menerbangkan aku, entah kemana
Aku yang kini tak ubahnya lembaran usang di kehidupan
Sesaat kau robek , kau buang dalam bak sampah
Sesalku bukan berarti aku larut dalam cintamu
Melainkan aku salah menaruh hati
Sedihku bukan berarti aku larut dalam kasihmu
Melainkan aku sukar memaafkanmu saat ini
Mungkin takkan pernah kau temui lagi rasa itu
Karna rasa itu telah aku tenggelamkan di dasar nuraniku
Hingga sadarpun semua hanya dalam keterlambatan semata
"" Sirna ""
( Putra Jogja )
Kenapa harus kau lukis namaku?
Jika sayang itu hanya bualanmu
Kenapa harus kau rajutkan mimpi itu?
Aku tahu,
Aku bukanlah seorang ternama
Aku tahu,
Aku bukanlah seorang sempurna
Namun aku sadar,
Siapa aku, dari mana asalku
Aku yang kini tak ubahnya sebuah debu di jalanan
Sesaat angin menerbangkan aku, entah kemana
Aku yang kini tak ubahnya lembaran usang di kehidupan
Sesaat kau robek , kau buang dalam bak sampah
Sesalku bukan berarti aku larut dalam cintamu
Melainkan aku salah menaruh hati
Sedihku bukan berarti aku larut dalam kasihmu
Melainkan aku sukar memaafkanmu saat ini
Mungkin takkan pernah kau temui lagi rasa itu
Karna rasa itu telah aku tenggelamkan di dasar nuraniku
Hingga sadarpun semua hanya dalam keterlambatan semata
"" Sirna ""
( Putra Jogja )
Jumat, 19 Desember 2014
Puisi : Alur Cerita Ini
Lebat hujan di taman pilu
Dinding bisu enggan berlalu
Derai waktu meliput kalbu
Lembar cerita menyeruak sendu
Mega mendung menyelimut sukma
Gemuruh guntur menggelegar getarkan jiwa
Hening renta mendayuh penjuru
Gelinjir waktu menembus suratan nan kelabu
Gontai langkah kelamnya memijak
Gejolak mengelonjak tepian tak berbisik
Gurauan memerih menyayat bathin tersedak
Gugusan hancur berkeping nan terisak
Ya Tuhan,
Ini kah takdhir dari sebuah cinta tak menyatu?
Ini kah takdhir dari sebuah cerita tak bermaknaku?
Atau kah ini hanya tipu muslihat seorang kasih yang ku rindu?
Bila kah benar,
Kan ku coba iklhaskan goresan luka ini
Di mana raga, sukmaku memilu nan mati
Tanpa arti pengorbanan cinta suciku
Ya Tuhan,
Jika badai dan lebatnya hujan ini bisa menghapuskan memori yang ada
Maka ijhinkanlah aku larut dalam alurMU
Karna aku yakin, bahwa alurMU adalah untuk kebaikanku
"" Alur Cerita Ini ""
( Putra Jogja )
Dinding bisu enggan berlalu
Derai waktu meliput kalbu
Lembar cerita menyeruak sendu
Mega mendung menyelimut sukma
Gemuruh guntur menggelegar getarkan jiwa
Hening renta mendayuh penjuru
Gelinjir waktu menembus suratan nan kelabu
Gontai langkah kelamnya memijak
Gejolak mengelonjak tepian tak berbisik
Gurauan memerih menyayat bathin tersedak
Gugusan hancur berkeping nan terisak
Ya Tuhan,
Ini kah takdhir dari sebuah cinta tak menyatu?
Ini kah takdhir dari sebuah cerita tak bermaknaku?
Atau kah ini hanya tipu muslihat seorang kasih yang ku rindu?
Bila kah benar,
Kan ku coba iklhaskan goresan luka ini
Di mana raga, sukmaku memilu nan mati
Tanpa arti pengorbanan cinta suciku
Ya Tuhan,
Jika badai dan lebatnya hujan ini bisa menghapuskan memori yang ada
Maka ijhinkanlah aku larut dalam alurMU
Karna aku yakin, bahwa alurMU adalah untuk kebaikanku
"" Alur Cerita Ini ""
( Putra Jogja )
Selasa, 16 Desember 2014
Puisi : Goresan Hati
Bertahta sudah resahku
Selaksa kukuh menghuni
singgah sana
Kala hening mencoba menguraikan suratan
Pada lembar yang telah ter tulis
Lamaku telah ter paku dalam kebisuan
Berkecamuk pedih membahana lara
Akan melonjaknya gelora rasa dari dalam kalbu
Kala hadirmu berlalu tanpa sepatah kata
Tergoyah hilang
Akal
Cipta
Rasaku
Hingga ter ombang-ambing tak ber tepi
Dalam luasnya samudera yang keruh
Bercampur air mata seorang kasih akan goresan lukanya
Meskipun kerap ter tuang asa dalam sajak pedih
Namun tak jemu resahku mengaksarakannya
Sesekali derap harap menghilang di
telan waktu
Namun tulus iklhasku menerima semua ini
"" Goresan Hati ""
(Putra Jogja)
Selaksa kukuh menghuni
singgah sana
Kala hening mencoba menguraikan suratan
Pada lembar yang telah ter tulis
Lamaku telah ter paku dalam kebisuan
Berkecamuk pedih membahana lara
Akan melonjaknya gelora rasa dari dalam kalbu
Kala hadirmu berlalu tanpa sepatah kata
Tergoyah hilang
Akal
Cipta
Rasaku
Hingga ter ombang-ambing tak ber tepi
Dalam luasnya samudera yang keruh
Bercampur air mata seorang kasih akan goresan lukanya
Meskipun kerap ter tuang asa dalam sajak pedih
Namun tak jemu resahku mengaksarakannya
Sesekali derap harap menghilang di
telan waktu
Namun tulus iklhasku menerima semua ini
"" Goresan Hati ""
(Putra Jogja)
Senin, 15 Desember 2014
Puisi : Bukan Milikku Lagi
Luasnya tujuh samudera kasih sayangMU
Membuatku lelah dalam mengarunginya
Hingga lirih riuhku kian menyerukan
Lelahku tak ber ujung kepastian
Jujur saja ku akui
Hidupku terasa hampa saat ini
Meskipun hati telah menimang rasa dalam heningnya renta di titian malam
Harapan asaku mampu tuk hancurkan belenggu duka nestapa
Namun semua asaku
telah terpenggal oleh nestapa
Yang kian menjamah dengan nyayian malangnya sang pemuja cinta
Jujur saja ku akui
Meski temaramnya purnama selalu hiasi tepian hati
Namun dawai luka tak mungkin ku pungkiri akan tajamnya belati cinta dalam hati
Yang selalu membuka luka di setiap menitih langkah
Dalam gulirnya sang pemilik waktu
Jujur saja ku akui
Cinta yang indah itu bukan untuk celahnya hati ini
Meskipun canda dan tawanya membuai indah di dalam pelupuk mata
Hingga dengan canggungnya tepian suduku meteskan linangan bening dari samarnya ratapanku
Jujur saja ku akui
Jemari yang halus itu tak lagi terasa dalam jiwaku membentangkan mimpi
Hanya rasa pilu yang ku reguk selama langkah memijak
Kini hatiku tak lagi mendawaikan keindahan rasa
Hanya senandung kematian yang hingar
Hingga kerap gemparkan penjuru penantian panjangku
"" Bukan Milikku Lagi ""
(Putra Jogja)
Membuatku lelah dalam mengarunginya
Hingga lirih riuhku kian menyerukan
Lelahku tak ber ujung kepastian
Jujur saja ku akui
Hidupku terasa hampa saat ini
Meskipun hati telah menimang rasa dalam heningnya renta di titian malam
Harapan asaku mampu tuk hancurkan belenggu duka nestapa
Namun semua asaku
telah terpenggal oleh nestapa
Yang kian menjamah dengan nyayian malangnya sang pemuja cinta
Jujur saja ku akui
Meski temaramnya purnama selalu hiasi tepian hati
Namun dawai luka tak mungkin ku pungkiri akan tajamnya belati cinta dalam hati
Yang selalu membuka luka di setiap menitih langkah
Dalam gulirnya sang pemilik waktu
Jujur saja ku akui
Cinta yang indah itu bukan untuk celahnya hati ini
Meskipun canda dan tawanya membuai indah di dalam pelupuk mata
Hingga dengan canggungnya tepian suduku meteskan linangan bening dari samarnya ratapanku
Jujur saja ku akui
Jemari yang halus itu tak lagi terasa dalam jiwaku membentangkan mimpi
Hanya rasa pilu yang ku reguk selama langkah memijak
Kini hatiku tak lagi mendawaikan keindahan rasa
Hanya senandung kematian yang hingar
Hingga kerap gemparkan penjuru penantian panjangku
"" Bukan Milikku Lagi ""
(Putra Jogja)
Selasa, 09 Desember 2014
Penantianku Berujung Pedih
Saat lintas bayangmu hadir membelai malam
Aku ingin melihat apa yang bersembunyi di balik pekatnya
Namun sampai saat ini jiwaku selalu tersungkur mundur oleh tipu muslihatmu
Karna kau yang ku lihat ada serasa tak ada
Aku telah lama terperangkap dalam luka yang tak bertepi
Aku telah lama terlantar dalam sunyi dan sepinya yang tak bergeming
Hujan yang ku anggapkan dingin menusuk ke relung hati adalah rindu semata
Pelangi yang ku anggapkan indah mewarnai sudut hati adalah rasa sesaat
Embun yang ku anggapkan sejuk menawan sukma adalah resah berkecamuk
Mentari yang ku anggapkan lentera menerang berubah menjadi gerhana nan gelap
Penantianku yang tak pernah berujung ibarat punguk menantikan rembulan
Hanya diam dan diam bagai arca seribu batu
Dan akankah hari-hariku terus seperti ini?
Akankah ceritaku berakhir secepat ini?
Cinta dan sayang menggerogoti semaunya sendiri
Rindu dan benci berlomba ingin menang sendiri
Dan aku pun mulai tak sadar akan peristiwa ini
Karna rasa yang ku anggap madu menjelma racun yang kian menyeretku ke dalam kepedihan yang mendalam
"" Penantianku Berujung Pedih ""
( Putra Jogja )
Aku ingin melihat apa yang bersembunyi di balik pekatnya
Namun sampai saat ini jiwaku selalu tersungkur mundur oleh tipu muslihatmu
Karna kau yang ku lihat ada serasa tak ada
Aku telah lama terperangkap dalam luka yang tak bertepi
Aku telah lama terlantar dalam sunyi dan sepinya yang tak bergeming
Hujan yang ku anggapkan dingin menusuk ke relung hati adalah rindu semata
Pelangi yang ku anggapkan indah mewarnai sudut hati adalah rasa sesaat
Embun yang ku anggapkan sejuk menawan sukma adalah resah berkecamuk
Mentari yang ku anggapkan lentera menerang berubah menjadi gerhana nan gelap
Penantianku yang tak pernah berujung ibarat punguk menantikan rembulan
Hanya diam dan diam bagai arca seribu batu
Dan akankah hari-hariku terus seperti ini?
Akankah ceritaku berakhir secepat ini?
Cinta dan sayang menggerogoti semaunya sendiri
Rindu dan benci berlomba ingin menang sendiri
Dan aku pun mulai tak sadar akan peristiwa ini
Karna rasa yang ku anggap madu menjelma racun yang kian menyeretku ke dalam kepedihan yang mendalam
"" Penantianku Berujung Pedih ""
( Putra Jogja )
Rabu, 26 November 2014
Dirimu Yang Telah Pergi
Mencintaimu,
Bagaikan tangan menggenggam angin
Namun tak pernah mampu untuk kusentuh
Menyayangimu,
Bagaikan tubuh memelihara duri
Namun tak pernah mampu untuk kucabut
Karna engkaulah duri yang terkenang selama ini
Meski sampai saat ini sakit ini
Tidak pernah dapat terobati lagi
Namun itulah sesungguhnya rasaku
Terhadapmu selama ini
Meski sampai saat ini rintih itu
Semakin tertatih-tatih
Namun itulah sesungguhnya ketulusanku
Terhadap hatimu
Adakah hatimu merasa
Adakah bathinmu melihat
Adakah cintamu memandang
Ataukah hilang rasa dalam dirimu
Kini,
Aku hanya bisa menangis
Kala jelma bayangmu melintas
Kini,
Aku hanya bisa bersedih
Kala tahuku dirimu telah meninggalkanku
"" Dirimu Yang Telah Pergi ""
( Putra Jogja )
Bagaikan tangan menggenggam angin
Namun tak pernah mampu untuk kusentuh
Menyayangimu,
Bagaikan tubuh memelihara duri
Namun tak pernah mampu untuk kucabut
Karna engkaulah duri yang terkenang selama ini
Meski sampai saat ini sakit ini
Tidak pernah dapat terobati lagi
Namun itulah sesungguhnya rasaku
Terhadapmu selama ini
Meski sampai saat ini rintih itu
Semakin tertatih-tatih
Namun itulah sesungguhnya ketulusanku
Terhadap hatimu
Adakah hatimu merasa
Adakah bathinmu melihat
Adakah cintamu memandang
Ataukah hilang rasa dalam dirimu
Kini,
Aku hanya bisa menangis
Kala jelma bayangmu melintas
Kini,
Aku hanya bisa bersedih
Kala tahuku dirimu telah meninggalkanku
"" Dirimu Yang Telah Pergi ""
( Putra Jogja )
Senin, 24 November 2014
Dawai Cinta
Telah terkuak tabir tentang malammu
Bahkan tiba dan pergimu
Bagaikan denting dawai
Sang dewi rembulan
Selaksa sayup tak lagi terdengar
Sejuta bintangpun kian bertaburan
Hingga menghiasi titik pasimu
Bak sutera kahyangan bermahkotakan
Manik manik nirwana
Yang kian membius angan
Bisik kecilku pada kediamanku
Pergilah dengan sesuka hatimu
Tak lagi ku harap nyatamu
Meski denting dawai merdu
Mendawaikan keindahan rasa
Dalam kesunyian sepenggal Jiwa
"" Dawai Cinta ""
( Putra Jogja )
Bahkan tiba dan pergimu
Bagaikan denting dawai
Sang dewi rembulan
Selaksa sayup tak lagi terdengar
Sejuta bintangpun kian bertaburan
Hingga menghiasi titik pasimu
Bak sutera kahyangan bermahkotakan
Manik manik nirwana
Yang kian membius angan
Bisik kecilku pada kediamanku
Pergilah dengan sesuka hatimu
Tak lagi ku harap nyatamu
Meski denting dawai merdu
Mendawaikan keindahan rasa
Dalam kesunyian sepenggal Jiwa
"" Dawai Cinta ""
( Putra Jogja )
Sabtu, 22 November 2014
Puisi : Binar Rindu
Desir waktu kian bergulir
Memucat paras sang nawan
Derai seketika tegup-tegup jantung
Menuntun aksara sang pemilik lara
Pijak malam mengelabuhi hening
Hasrat terpendam membeku di sendi
Hingar menggelegar menggema
Hujatan seruan seribu tanya kian melontar
Haruskah ku patri rinduku di
dalam bilik hati?
Haruskah kusulamkan cinta di setiap palung jiwaku?
Tuhan,
Bila benar binar rindu ini tak kan
Ber tuan maka redupkanlah
Bersama angan yang kerap
membayang
Di dalam purnama-purnama malam
Agar hati tak lagi melayarkan mimpi dalam kesemuannya
"" Binar Rindu ""
(Putra Jogja)
Memucat paras sang nawan
Derai seketika tegup-tegup jantung
Menuntun aksara sang pemilik lara
Pijak malam mengelabuhi hening
Hasrat terpendam membeku di sendi
Hingar menggelegar menggema
Hujatan seruan seribu tanya kian melontar
Haruskah ku patri rinduku di
dalam bilik hati?
Haruskah kusulamkan cinta di setiap palung jiwaku?
Tuhan,
Bila benar binar rindu ini tak kan
Ber tuan maka redupkanlah
Bersama angan yang kerap
membayang
Di dalam purnama-purnama malam
Agar hati tak lagi melayarkan mimpi dalam kesemuannya
"" Binar Rindu ""
(Putra Jogja)
Jumat, 21 November 2014
Senandung Kidung Rindu Kasih
Senandung kidung rindu kasih
Selalu terdengar merdu hingga
Seluruh penjuru kalbu berdansa di dalam
Sepinya hati akan kepergiaanmu
Dengan perihnya luka di dalam hati
Deraian air mata tak kunjung henti
Meskipun datangnya malam
Membawakan indahnya bintang
Dan terangnya purnama malam
Tertegun jiwa tak mampu
Tuk menggapai sebuah asa
Torehan luka yang tersisa
Tanpa senyum maupun tawa
Tanpa cinta maupun kasih sayang
Di dalam menitih gulirnya sang waktu
Semua luka telah terlukis
Menghiasi dinding hati akan
Sirnanya harapan sekerdip mata
Memangku renta dengan air mata
Mereguk semua kesenduan rasa
Semua bisikan dari dalam hati
Selalu membuatku gundah
Selembar kertas dan pena
Sahabat sepiku dalam
mengaksarakan
Segenggam luka akan tajamnya sembilu yan
Telah menancap di dalam hati
Semoga terangkaianya sajak-
sajak ini
Membuka pintu hatimu lagi
Saat dirimu nanti membacanya
Meresapinya, betapa rasa perihnya
Selama kepergiaanmu dari sisiku
” Senandung Kidung Rindu Kasih ”
(Putra Jogja)
Selalu terdengar merdu hingga
Seluruh penjuru kalbu berdansa di dalam
Sepinya hati akan kepergiaanmu
Dengan perihnya luka di dalam hati
Deraian air mata tak kunjung henti
Meskipun datangnya malam
Membawakan indahnya bintang
Dan terangnya purnama malam
Tertegun jiwa tak mampu
Tuk menggapai sebuah asa
Torehan luka yang tersisa
Tanpa senyum maupun tawa
Tanpa cinta maupun kasih sayang
Di dalam menitih gulirnya sang waktu
Semua luka telah terlukis
Menghiasi dinding hati akan
Sirnanya harapan sekerdip mata
Memangku renta dengan air mata
Mereguk semua kesenduan rasa
Semua bisikan dari dalam hati
Selalu membuatku gundah
Selembar kertas dan pena
Sahabat sepiku dalam
mengaksarakan
Segenggam luka akan tajamnya sembilu yan
Telah menancap di dalam hati
Semoga terangkaianya sajak-
sajak ini
Membuka pintu hatimu lagi
Saat dirimu nanti membacanya
Meresapinya, betapa rasa perihnya
Selama kepergiaanmu dari sisiku
” Senandung Kidung Rindu Kasih ”
(Putra Jogja)
Rabu, 19 November 2014
Aksara Pilu Dari Dalam Kalbu
Gontai langkah memijak
Kelamnya lembayung malam dalam
Genggaman sunyinya malam serasa
Kalbu di penuhi kehampaan
Meskipun hati telah
mendendangkan
Seribu nyanyian rindu namun kalbu
Masih tetap terasa di penuhi
Segumpal kegundahan terangkai
Seruan sang bayu malam
Serpihan demi serpihan yang
Selalu tertabur bersama isakkan
Setiap tangis ku kemas ke dalam
Sebuah bait-bait puisiku yang
Selalu menjadi sahabat sepiku
Riuh pun kian lirih menyerukan tanya?
Haruskah aksara pedih itu selalu tertulis dalam bait-bait puisi kesedihanku ?
Sedangkan lentik jemari telah letih
Dalam mengaksarakan
sebuah kepiluan kalbu selama ini
"" Aksara Pilu Dari Dalam Kalbu ""
(Putra Jogja)
Kelamnya lembayung malam dalam
Genggaman sunyinya malam serasa
Kalbu di penuhi kehampaan
Meskipun hati telah
mendendangkan
Seribu nyanyian rindu namun kalbu
Masih tetap terasa di penuhi
Segumpal kegundahan terangkai
Seruan sang bayu malam
Serpihan demi serpihan yang
Selalu tertabur bersama isakkan
Setiap tangis ku kemas ke dalam
Sebuah bait-bait puisiku yang
Selalu menjadi sahabat sepiku
Riuh pun kian lirih menyerukan tanya?
Haruskah aksara pedih itu selalu tertulis dalam bait-bait puisi kesedihanku ?
Sedangkan lentik jemari telah letih
Dalam mengaksarakan
sebuah kepiluan kalbu selama ini
"" Aksara Pilu Dari Dalam Kalbu ""
(Putra Jogja)
Selasa, 18 November 2014
Sang Penghianat
Hadirmu bagaikan angin
Harunya deruan sang bayu malam
Hingga sayup bisikan malam mengingatkan
Hati yang telah ter gores luka
Luka yang kian memar membahana
Lara mengikis tepian relung hati
Sadar seketika hidupku
Terasa sepi layaknya peti
Setia menunggu kematian
Tibanya hari akhir seseorang
Di penghujung penantian
Tak lagi terasa dalam lidah
Manis
Pahit
Asam
Asin
Getirnya gelora rasa
Dari dalam jiwa
Semua tertelan oleh dusta
Semua terhapus oleh penantian
Sang penghianat janji seiya sekata
Sehidup dan sematimu
Dengarlah Kasih,
Hidupku bagaikan karam
Tanpa terangnya lentera
Dan ramainya suara tawa
Dari candamu yang pernah
Mewarnai hari-hariku
"" Sang Penghianat ""
(Putra Jogja)
Harunya deruan sang bayu malam
Hingga sayup bisikan malam mengingatkan
Hati yang telah ter gores luka
Luka yang kian memar membahana
Lara mengikis tepian relung hati
Sadar seketika hidupku
Terasa sepi layaknya peti
Setia menunggu kematian
Tibanya hari akhir seseorang
Di penghujung penantian
Tak lagi terasa dalam lidah
Manis
Pahit
Asam
Asin
Getirnya gelora rasa
Dari dalam jiwa
Semua tertelan oleh dusta
Semua terhapus oleh penantian
Sang penghianat janji seiya sekata
Sehidup dan sematimu
Dengarlah Kasih,
Hidupku bagaikan karam
Tanpa terangnya lentera
Dan ramainya suara tawa
Dari candamu yang pernah
Mewarnai hari-hariku
"" Sang Penghianat ""
(Putra Jogja)
Senin, 17 November 2014
Luka Hati Aku Genggam Sendiri
Indahnya tirai senja telah merayap
Dengan perlahan ke dalam dinding hati
Indahnya sejarah silam tat kala
Ter urai kembali di sela waktu
Terlena hati dalam buaian kidung rindu
Gelora rasa serasa merajai
seluruh isi kalbu
Meskipun diri ini tak tahu art semua ini
Secawan cinta kini telah mebuatku
Mabuk kepaya di dalam gurauanmu
Kini aku hanya bisa menyulam hati
Dalam rajutan asmaradhana
Yang tlah terpenggal dalam pasungan
Sang kekasih hati
Hingga tegup jantung pun kian lirih
Akan lukisan cinta dalam hati
Yang menguruaikan kisah cinta
Luka memar yang harus ku genggam
Meskipun kerap di sudut hatiku merintih
Akan jalinan cinta yang tak terhias warna
Seribu kebimbangan iringi langkah
Yang telah terlalui dengan penuh air mata
Tirai indah pun kian memudar
Mengukir seribu tanya yang melukiskan
Keraguan akan adanya jalinan cinta
Mampukah aku bertahan dalam jalinan cinta ini ?
Haruskah diri ini larut dalam telaga cinta ?
Biarlah luka hati ku genggam di dalam kesendirianku
Biarkanlah aku tapakkan langkah
di simpang jalan
Meskipun enggan menatap
Namun terpaksa aku melangkah
di titian-titian malam
"" Luka Hati Ku Genggam Sendiri ""
(Putra Jogja)
Dengan perlahan ke dalam dinding hati
Indahnya sejarah silam tat kala
Ter urai kembali di sela waktu
Terlena hati dalam buaian kidung rindu
Gelora rasa serasa merajai
seluruh isi kalbu
Meskipun diri ini tak tahu art semua ini
Secawan cinta kini telah mebuatku
Mabuk kepaya di dalam gurauanmu
Kini aku hanya bisa menyulam hati
Dalam rajutan asmaradhana
Yang tlah terpenggal dalam pasungan
Sang kekasih hati
Hingga tegup jantung pun kian lirih
Akan lukisan cinta dalam hati
Yang menguruaikan kisah cinta
Luka memar yang harus ku genggam
Meskipun kerap di sudut hatiku merintih
Akan jalinan cinta yang tak terhias warna
Seribu kebimbangan iringi langkah
Yang telah terlalui dengan penuh air mata
Tirai indah pun kian memudar
Mengukir seribu tanya yang melukiskan
Keraguan akan adanya jalinan cinta
Mampukah aku bertahan dalam jalinan cinta ini ?
Haruskah diri ini larut dalam telaga cinta ?
Biarlah luka hati ku genggam di dalam kesendirianku
Biarkanlah aku tapakkan langkah
di simpang jalan
Meskipun enggan menatap
Namun terpaksa aku melangkah
di titian-titian malam
"" Luka Hati Ku Genggam Sendiri ""
(Putra Jogja)
Sabtu, 15 November 2014
Bukan Cinta Yang Salah
Bukan cinta yang salah
Hanya diri yang kurang memahami
Apa dan artinya cinta untuk kita
Maupun untuk orang lain
Bukan cinta yang salah
Hanya ketidak wajaran
Dalam diri yang telah dilema
Dari sebuah nafsu saling memiliki
Kasih,
Maafkanlah aku bila rasaku
Selalu mengusik kediamanmu
Kasih,
Maafkanlah aku bila rasaku
Selalu mengusik kebahagianmu
Semoga suatu saat nanti
Semua akan terbaca oleh hati kita sendiri
Karna teguh tulusku
Berpasrah pada sang padaNya
Di mana benih di tanamkan olehNya
"" Bukan Cinta Yang Salah ""
( Putra Jogja )
Hanya diri yang kurang memahami
Apa dan artinya cinta untuk kita
Maupun untuk orang lain
Bukan cinta yang salah
Hanya ketidak wajaran
Dalam diri yang telah dilema
Dari sebuah nafsu saling memiliki
Kasih,
Maafkanlah aku bila rasaku
Selalu mengusik kediamanmu
Kasih,
Maafkanlah aku bila rasaku
Selalu mengusik kebahagianmu
Semoga suatu saat nanti
Semua akan terbaca oleh hati kita sendiri
Karna teguh tulusku
Berpasrah pada sang padaNya
Di mana benih di tanamkan olehNya
"" Bukan Cinta Yang Salah ""
( Putra Jogja )
Jumat, 14 November 2014
Nafas Ter Iklhas
Ku puja rindu untukmu seorang
Ku puji syukur untukmu sang kasih
Kelak waktu mempersatukan jalinan
Kasih sayang yang tumbuh di dalam hati
Dambaku getaran nafas ter ikhlasmu
Dengan alunan kidung merdumu
Dekapi titik-titik senyapnya malam
Dari kegundahan hati saat tak berada
Di sampingmu wahai gadis pujaan
Ter simpan lama rasa ini
Tat kala tak karuan di buatnya
Ter pendam lama rindu ini
Tat kala luput terkapar
Tiada daya untuk melawannya
Duhai penjuru kutup bumi
Dengarkanlah seruan senandung rindu
Dari dalam relung hatiku
Dan gemakanlah bersama alunan
Deburan ombak rindu akan dirinya
Yang berada di sebelah seberang sana
"" Nafas Ter Iklhas ""
(Putra Jogja)
Ku puji syukur untukmu sang kasih
Kelak waktu mempersatukan jalinan
Kasih sayang yang tumbuh di dalam hati
Dambaku getaran nafas ter ikhlasmu
Dengan alunan kidung merdumu
Dekapi titik-titik senyapnya malam
Dari kegundahan hati saat tak berada
Di sampingmu wahai gadis pujaan
Ter simpan lama rasa ini
Tat kala tak karuan di buatnya
Ter pendam lama rindu ini
Tat kala luput terkapar
Tiada daya untuk melawannya
Duhai penjuru kutup bumi
Dengarkanlah seruan senandung rindu
Dari dalam relung hatiku
Dan gemakanlah bersama alunan
Deburan ombak rindu akan dirinya
Yang berada di sebelah seberang sana
"" Nafas Ter Iklhas ""
(Putra Jogja)
Kamis, 13 November 2014
Duri Dalam Sepi
Semilir angin membuwatku
Selalu hanyut dalam lamunan
Silih berganti sunyi dan ramaiku
Seiring bergulirnya sang waktu
Diamku bagaikan arca dengan
Di penuhi seribu bisu di sela
Sang waktu yang kerap
Mempertandingkan antara
Sepi dan ramaiku
Andai saja
Aku terlahir dari tetesan
Air matamu pasti ku kan selalu
Ada di pipimu hingga matipun
Akan berada di dalam pangkuanmu
Dan seandainya
Engkau terlahir dari tetesan
Air mataku ku kan bendung
Air mataku dengan harapan tak
Akan ada tetesan air mata yang
Akan jatuh dan hilang dari hidupku
Andai saja engkau tahu
Jauh di dalam sudut hatiku masih
Ada sebagian naluriku yang
Sebagian habis termakan masa
Masa yang berbalut keindahanmu
Yang selalu berkata…
Engkaulah duri di dalam sepiku
Hingga sunyipun selalu
Hinggapi malam-malamku
Dengan menyerukan tembang
Merana sang pencinta dalam kesunyian
Yang berkepanjangan
Kalimah demi kalimah telah
Ku lantunkan dan sirat ke dalam puisi
Kesedihan meskipun tak seindah
Karya puisi ternama yang selalu
Kau puja selama ini
Semoga dengan aksara ini
Engkau akan tahu pahit dan
Getirnya rasa ini
Sunyi dan sepinya hati ini
Saat tak berada di dekatmu
Sang jelita
"" Engkaulah Duri Dalam Sepiku ""
(Putra Jogja)
Selalu hanyut dalam lamunan
Silih berganti sunyi dan ramaiku
Seiring bergulirnya sang waktu
Diamku bagaikan arca dengan
Di penuhi seribu bisu di sela
Sang waktu yang kerap
Mempertandingkan antara
Sepi dan ramaiku
Andai saja
Aku terlahir dari tetesan
Air matamu pasti ku kan selalu
Ada di pipimu hingga matipun
Akan berada di dalam pangkuanmu
Dan seandainya
Engkau terlahir dari tetesan
Air mataku ku kan bendung
Air mataku dengan harapan tak
Akan ada tetesan air mata yang
Akan jatuh dan hilang dari hidupku
Andai saja engkau tahu
Jauh di dalam sudut hatiku masih
Ada sebagian naluriku yang
Sebagian habis termakan masa
Masa yang berbalut keindahanmu
Yang selalu berkata…
Engkaulah duri di dalam sepiku
Hingga sunyipun selalu
Hinggapi malam-malamku
Dengan menyerukan tembang
Merana sang pencinta dalam kesunyian
Yang berkepanjangan
Kalimah demi kalimah telah
Ku lantunkan dan sirat ke dalam puisi
Kesedihan meskipun tak seindah
Karya puisi ternama yang selalu
Kau puja selama ini
Semoga dengan aksara ini
Engkau akan tahu pahit dan
Getirnya rasa ini
Sunyi dan sepinya hati ini
Saat tak berada di dekatmu
Sang jelita
"" Engkaulah Duri Dalam Sepiku ""
(Putra Jogja)
Senin, 03 November 2014
Lantunan Kidung Cinta
Di saat bayangmu menghampiri malamku
Takkan ada kataku yang mampu melafas
Melainkan hanya ada satu kataku
Bahwa aku sangat menyayangimu
Takkan ada lagi yang mampu menggantikanmu
Takkan ada lagi yang mampu menyinggahi
Ruang
Dan singgah sana
Sesekali membayang jelma bidadaripun
Takkan mampu lunturkan asa di penghujung hidupku
Sesekali membayang jelma dewi malampun
Takkan mampu luluhkan peluh di keterbatasannya
Yang kau miliki saat ini
Duhai sang kekasih…
Adakah aku lancang mendambakanmu
Adakah aku tak pantas bila mengagumimu
Adakah aku hina menyayangimu
Adakah aku tak wajar mengikrar sumpah setiaku ini
Katakanlah kasih
Tegurkanlah kasih
Agar tulusnya kasih ini melega
Agar kidung ini melantun mendayu
Dengan senandung merinduimu
"" Lantunan Kidung Cinta ""
( Putra Jogja )
Takkan ada kataku yang mampu melafas
Melainkan hanya ada satu kataku
Bahwa aku sangat menyayangimu
Takkan ada lagi yang mampu menggantikanmu
Takkan ada lagi yang mampu menyinggahi
Ruang
Dan singgah sana
Sesekali membayang jelma bidadaripun
Takkan mampu lunturkan asa di penghujung hidupku
Sesekali membayang jelma dewi malampun
Takkan mampu luluhkan peluh di keterbatasannya
Yang kau miliki saat ini
Duhai sang kekasih…
Adakah aku lancang mendambakanmu
Adakah aku tak pantas bila mengagumimu
Adakah aku hina menyayangimu
Adakah aku tak wajar mengikrar sumpah setiaku ini
Katakanlah kasih
Tegurkanlah kasih
Agar tulusnya kasih ini melega
Agar kidung ini melantun mendayu
Dengan senandung merinduimu
"" Lantunan Kidung Cinta ""
( Putra Jogja )
Sabtu, 01 November 2014
Hati Yang Sakit
Sinar kasihmu masih kerap membias nyata
Laksana hati ingin mencari titik pasimu
Meski hanya sesaat pintalmu
Lalu hilang dihempas angin
Entah,
Kemana lagi harus kusapakan rindu ini
Sedang arahpun tiada bertuju
Entah,
Kemana lagi harus kuserukan
Sedang penjurupun terdiam membisu
Mungkinkah?
Semua kenangan itu tinggalah cerita belaka
Mungkinkah?
Semua kebersamaan itu tidak akan pernah terulang kembali
Kasih,
Jikalau ini suatu keputusanmu
Biarlah kan ku bawa pergi jauh rasa ini
Meski sakit hati yang harus ku tanggung penuh sembilu
"" Hati Yang Sakit ""
( Putra Jogja )
Laksana hati ingin mencari titik pasimu
Meski hanya sesaat pintalmu
Lalu hilang dihempas angin
Entah,
Kemana lagi harus kusapakan rindu ini
Sedang arahpun tiada bertuju
Entah,
Kemana lagi harus kuserukan
Sedang penjurupun terdiam membisu
Mungkinkah?
Semua kenangan itu tinggalah cerita belaka
Mungkinkah?
Semua kebersamaan itu tidak akan pernah terulang kembali
Kasih,
Jikalau ini suatu keputusanmu
Biarlah kan ku bawa pergi jauh rasa ini
Meski sakit hati yang harus ku tanggung penuh sembilu
"" Hati Yang Sakit ""
( Putra Jogja )
Jumat, 31 Oktober 2014
Rindu Kasih
Lentik jemari telah lukiskan
Sang dewi rembulan malam
Sejenak mata terbuai lelap
Akan paras pesonanya yang
Sangat terlihat meronanya
Teduh mata berseri wajah
Akan cinta yang telah menjamah
Di dalam sanubari dengan perlahan
Dan menghembuskan
Nafas ter iklhasnya
Gemintangnya purnama malam
Membuka sejuta lembar kenangan
Yang sangat mengesankan
Dan masih menggumpal
Bersama serpihan-serpihan
Di dalam relung hati
Ku puja rindu kasih di sepanjang waktuku
Dengan segenap ketulusan hati
Meskipun kian samar dan tak bertapak
Seiring bergulirnya waktu
"" Ku Puja Rindu Kasih ""
(Putra Jogja)
Sang dewi rembulan malam
Sejenak mata terbuai lelap
Akan paras pesonanya yang
Sangat terlihat meronanya
Teduh mata berseri wajah
Akan cinta yang telah menjamah
Di dalam sanubari dengan perlahan
Dan menghembuskan
Nafas ter iklhasnya
Gemintangnya purnama malam
Membuka sejuta lembar kenangan
Yang sangat mengesankan
Dan masih menggumpal
Bersama serpihan-serpihan
Di dalam relung hati
Ku puja rindu kasih di sepanjang waktuku
Dengan segenap ketulusan hati
Meskipun kian samar dan tak bertapak
Seiring bergulirnya waktu
"" Ku Puja Rindu Kasih ""
(Putra Jogja)
Rabu, 29 Oktober 2014
Kenangan Tentangmu
Usai waktu kita lalui bersama dalam berbagai canda dan tawa
Usai waktu kita tempuhi bersama dalam berbagai suka dan duka
Namun semua telah berlalu begitu saja tanpa setapak jejak
Maupun sepatah kata dari kefatamorganamusekarang
Pernahkah kau ingat akan sumpahmu
Pernahkah kau ingat akan tuturmu
Tidakkah kau menyadarinya
Bahwa tergerai jiwaku di hujani kepedihan
Tidakkah kau merasakannya
Bahwa sendu senandungku di hujami keresahan
Kau yang pernah mengisi hampanya ruang hidupku
Kau yang pernah memberi pelangi di ratapan vananya
Hingga camar berterbangan mengarak warta kebahagiaan
Yang tak pernah terdapati lagi meski hati mendawaikan keindahan
Sebuah rasa dari kedalaman
Kenangan ini akan selalu tersampul dalam lembar kehidupan
Kenangan ini akan selalu terukir dalam setiap sudut gelap dan terangnya
Hingga akhir nanti dimana malaikatNYA menjemput sepenggal
Jiwa terasing ini
¤¤¤ Kenangan Tentangmu ¤¤¤
by, Putra Jogja
Usai waktu kita tempuhi bersama dalam berbagai suka dan duka
Namun semua telah berlalu begitu saja tanpa setapak jejak
Maupun sepatah kata dari kefatamorganamusekarang
Pernahkah kau ingat akan sumpahmu
Pernahkah kau ingat akan tuturmu
Tidakkah kau menyadarinya
Bahwa tergerai jiwaku di hujani kepedihan
Tidakkah kau merasakannya
Bahwa sendu senandungku di hujami keresahan
Kau yang pernah mengisi hampanya ruang hidupku
Kau yang pernah memberi pelangi di ratapan vananya
Hingga camar berterbangan mengarak warta kebahagiaan
Yang tak pernah terdapati lagi meski hati mendawaikan keindahan
Sebuah rasa dari kedalaman
Kenangan ini akan selalu tersampul dalam lembar kehidupan
Kenangan ini akan selalu terukir dalam setiap sudut gelap dan terangnya
Hingga akhir nanti dimana malaikatNYA menjemput sepenggal
Jiwa terasing ini
¤¤¤ Kenangan Tentangmu ¤¤¤
by, Putra Jogja
Minggu, 26 Oktober 2014
Tak Mungkin
Bagaimana mungkin aku bisa menghapus raut wajahmu
Bila di setiap sudut malam jelma bayangmu selalu membinar
Di bawah temaramnya purnama
Bagaimana mungkin aku bisa menghapus namamu
Sedangkan isyarat fikir ini selalu ter ukir indah namamu
Seiring gulirnya sang waktu
Rentaku hanya bisa mendayuh pilu
Kala menyilamnya sosok pelipur lara di dalam tepian relung hati
Yang kian serasa rapuh
Duka lara hati tak mungkin ku pungkiri
Meskipun kerap derain air mata mengisak tangis
Ketika hati tak lagi mampu untuk menyimbabnya
Dengan sebuah pena dan selembar kertas ku aksarakan semua bisikan
Sehingga bait-bait puisi selalu ku jadikan tempat penampung
Kegundahanku selama ini
Semoga dengan aksaraku ini
Engkau bisa peka terhadap rasa
Sehingga jiwa yang di rundung pilu dapat
Engkau sambangi bersama sejuta ribaan kasih sayangmu
"" Tak Mungkin ""
( Putra Jogja )
Bila di setiap sudut malam jelma bayangmu selalu membinar
Di bawah temaramnya purnama
Bagaimana mungkin aku bisa menghapus namamu
Sedangkan isyarat fikir ini selalu ter ukir indah namamu
Seiring gulirnya sang waktu
Rentaku hanya bisa mendayuh pilu
Kala menyilamnya sosok pelipur lara di dalam tepian relung hati
Yang kian serasa rapuh
Duka lara hati tak mungkin ku pungkiri
Meskipun kerap derain air mata mengisak tangis
Ketika hati tak lagi mampu untuk menyimbabnya
Dengan sebuah pena dan selembar kertas ku aksarakan semua bisikan
Sehingga bait-bait puisi selalu ku jadikan tempat penampung
Kegundahanku selama ini
Semoga dengan aksaraku ini
Engkau bisa peka terhadap rasa
Sehingga jiwa yang di rundung pilu dapat
Engkau sambangi bersama sejuta ribaan kasih sayangmu
"" Tak Mungkin ""
( Putra Jogja )
Jumat, 24 Oktober 2014
Bunga Dalam Hati
Lama sudah aku memujamu
Hingga mekar bunga cinta
Di dalam hati yang kian menorehkan
Tentang berharganya sosok sang pujaan hati
Seberkas sesal telah ku torehkan
Ke dalam bait-bait puisi renunganku
Yang telah ter urai di keheningan malam
Tentang hati yang telah di rundung
kepiluan
Malam yang seakan temaram
Namun berakhir dengan kelam
Ku isakkan tangis yang telah
Menjahanamkan keheninganmalam
Senyum yang kian musam akan
Sunyi yang slalu menghampiri
Hingga duka lara hati tak mungkin
ter pungkiri
Di kala bunga masih bersemi
Di dalam hati
Redupku mungkin tak pantas
Mengharapkan terangnya lentera
Riuhku pun mungkin tak pantas
Menyerukan kalimah-kalimah
Keindahan cinta
Apalah arti indahnya langit malam ini
Tanpa indahnya bintang
Yang bertaburan dengan
Sejuta warna keindahan
Apalah arti seribu kata cinta dariku
Sedangkan di luar sana
Banyak para pujangga yang
Melantunkan sajak sajak keindahan cinta
Yang telah di persembahkan
untukmu
Dengarlah kasih,
Aku bukanlah seorang saudagar
Yang mampu mempersembahkan
Megah dan indahnya filla untukmu
Aku hanyalah insan biasa
Yang hanya mampu membangun
Gubuk kecil di lereng bukit yang
Penuh kensunyian
Biarkanlah ku tuntun langkah ini
Di likunya jalan hidupku
Meskipun kerap tertatih dan di tikam
kesunyian yang tiada henti menghampiriku
Kini aku hanya bisa berharap
Dan terus berharap akan adanya
Sosok panama di penghujung waktuku nanti
Hingga kegersangan benar-benar
Aku rasakan
” Bunga Dalam Hati ”
(Putra Jogja)
Hingga mekar bunga cinta
Di dalam hati yang kian menorehkan
Tentang berharganya sosok sang pujaan hati
Seberkas sesal telah ku torehkan
Ke dalam bait-bait puisi renunganku
Yang telah ter urai di keheningan malam
Tentang hati yang telah di rundung
kepiluan
Malam yang seakan temaram
Namun berakhir dengan kelam
Ku isakkan tangis yang telah
Menjahanamkan keheninganmalam
Senyum yang kian musam akan
Sunyi yang slalu menghampiri
Hingga duka lara hati tak mungkin
ter pungkiri
Di kala bunga masih bersemi
Di dalam hati
Redupku mungkin tak pantas
Mengharapkan terangnya lentera
Riuhku pun mungkin tak pantas
Menyerukan kalimah-kalimah
Keindahan cinta
Apalah arti indahnya langit malam ini
Tanpa indahnya bintang
Yang bertaburan dengan
Sejuta warna keindahan
Apalah arti seribu kata cinta dariku
Sedangkan di luar sana
Banyak para pujangga yang
Melantunkan sajak sajak keindahan cinta
Yang telah di persembahkan
untukmu
Dengarlah kasih,
Aku bukanlah seorang saudagar
Yang mampu mempersembahkan
Megah dan indahnya filla untukmu
Aku hanyalah insan biasa
Yang hanya mampu membangun
Gubuk kecil di lereng bukit yang
Penuh kensunyian
Biarkanlah ku tuntun langkah ini
Di likunya jalan hidupku
Meskipun kerap tertatih dan di tikam
kesunyian yang tiada henti menghampiriku
Kini aku hanya bisa berharap
Dan terus berharap akan adanya
Sosok panama di penghujung waktuku nanti
Hingga kegersangan benar-benar
Aku rasakan
” Bunga Dalam Hati ”
(Putra Jogja)
Kamis, 23 Oktober 2014
Nyanyian Sendu
Seraut tirai senja menyapa penuh duka
Hanya kenangan pahit yang menyulam bara
Segenggam perasaan sepertikata
Yang tlah terpatahkan akan sebuah haluan
Renta kian mendayung dalam kelemahan
Rinai senja pun masih terlihat disana
Dengarlah kasih,
Engkau lah duri dalam sepiku
Engkau lah anggan yang tak terbaca hati
Biarlah kisah tergulir bersama waktu
Biarlah luka tergurit sendiri
Kala senyum terkapar tak bernyali
Kala senja menjemput kepedihan
Dalam hati insan ini
Semua terasa hampa
Semua terasa hilang
Semua tertulis dalam keranda waktu
Sayup bumi pun menyerukan nyanyian sendu
"" Nyanyian Sendu ""
(Putra Jogja)
Hanya kenangan pahit yang menyulam bara
Segenggam perasaan sepertikata
Yang tlah terpatahkan akan sebuah haluan
Renta kian mendayung dalam kelemahan
Rinai senja pun masih terlihat disana
Dengarlah kasih,
Engkau lah duri dalam sepiku
Engkau lah anggan yang tak terbaca hati
Biarlah kisah tergulir bersama waktu
Biarlah luka tergurit sendiri
Kala senyum terkapar tak bernyali
Kala senja menjemput kepedihan
Dalam hati insan ini
Semua terasa hampa
Semua terasa hilang
Semua tertulis dalam keranda waktu
Sayup bumi pun menyerukan nyanyian sendu
"" Nyanyian Sendu ""
(Putra Jogja)
Selasa, 21 Oktober 2014
Ketulusan Hati
Harus berapa kali lagi
Hatimu kan ku ketuk
Hingga dirimu benar-benar
Mendengarkan rintihan hati
Sang pengagung cinta
Lunglaiku tak mungkin ber kaca
Menghias hati selagi
Lelahku masih mengharapkan
Manisnya secawan madu rasa
Dari aroma rasa sensasi kalbumu
Meski hadirmu hanyalah
Sebuah pemacu hariku namun
Semerbakmu menjadikan
Sebuah pondasi yang kokoh
Di sepanjang masa
Kasih,
Bila datangmu tak kan pernah kekal
Biarkanlah ku ukir namamu di dalam
Bilik dinding hatiku
Ber hiaskan ke tulusan hati
Dari sang pemuja cinta
"" Ketulusan Hati ""
(Putra Jogja)
Hatimu kan ku ketuk
Hingga dirimu benar-benar
Mendengarkan rintihan hati
Sang pengagung cinta
Lunglaiku tak mungkin ber kaca
Menghias hati selagi
Lelahku masih mengharapkan
Manisnya secawan madu rasa
Dari aroma rasa sensasi kalbumu
Meski hadirmu hanyalah
Sebuah pemacu hariku namun
Semerbakmu menjadikan
Sebuah pondasi yang kokoh
Di sepanjang masa
Kasih,
Bila datangmu tak kan pernah kekal
Biarkanlah ku ukir namamu di dalam
Bilik dinding hatiku
Ber hiaskan ke tulusan hati
Dari sang pemuja cinta
"" Ketulusan Hati ""
(Putra Jogja)
Senin, 20 Oktober 2014
"" Nostalgia Cinta ""
Hendak kemana lagi
Aku harus mencarimu
Hendak kemana lagi
Aku harus menanyakanmu
Sedang simpang jalanpun
Semakin enggan untuk menatap
Dapatkah aku menepis bayangmu lagi
Meski hanya sekedar untuk
Menawar rasa ini
Dapatkah aku menyapamu lagi
Meski hanya sekedar untuk
Memastikan rindu ini
Wahai sang malam
Senandungkanlah rindu ini teruntuknya
Agar rindu ini tidak berkepanjangan
Wahai sang bayu
Bisikkanlah nostalgia cinta ini teruntuknya
Agar aku tidak lagi menjadi seorang musafir cinta
Yang merana karena cintanya
“” Nostalgia Cinta “”
( Putra Jogja )
Aku harus mencarimu
Hendak kemana lagi
Aku harus menanyakanmu
Sedang simpang jalanpun
Semakin enggan untuk menatap
Dapatkah aku menepis bayangmu lagi
Meski hanya sekedar untuk
Menawar rasa ini
Dapatkah aku menyapamu lagi
Meski hanya sekedar untuk
Memastikan rindu ini
Wahai sang malam
Senandungkanlah rindu ini teruntuknya
Agar rindu ini tidak berkepanjangan
Wahai sang bayu
Bisikkanlah nostalgia cinta ini teruntuknya
Agar aku tidak lagi menjadi seorang musafir cinta
Yang merana karena cintanya
“” Nostalgia Cinta “”
( Putra Jogja )
Minggu, 19 Oktober 2014
Rasa Yang Terbenam
Seharusnya aku resapi dulu
Sebelum aku menginginkanmu
Seharusnya aku ratapi dulu
Sebelum aku menempatkanmu
Mustahil bagiku,
Jikalau harus bintang yang kujadikan penghias hatimu
Mustahil bagiku,
Jikalau emas permata yang kujadikan pelamar hidupmu
Kasih,
Bukan niatku untuk menyakiti
Hanya inginku membenamkan rasa
Yang pernah singgah di dalam bilik hatiku
Kasih,
Jikalau suatu saat engkau tidak lagi bisa melihatku
Usahlah engkau tanyakan kembali
Karna jauh sudah rasa telah kutepiskan
Bersama nanar
Bersama air mata
Birunya rindu ini kan kucoba
Untuk mengiklhaskanmu
Meskipun hati yang harus didera lara
Yang tak pernah kunjung sembuh
“” Rasa Yang Terbenam “”
By, Putra Jogja
Sebelum aku menginginkanmu
Seharusnya aku ratapi dulu
Sebelum aku menempatkanmu
Mustahil bagiku,
Jikalau harus bintang yang kujadikan penghias hatimu
Mustahil bagiku,
Jikalau emas permata yang kujadikan pelamar hidupmu
Kasih,
Bukan niatku untuk menyakiti
Hanya inginku membenamkan rasa
Yang pernah singgah di dalam bilik hatiku
Kasih,
Jikalau suatu saat engkau tidak lagi bisa melihatku
Usahlah engkau tanyakan kembali
Karna jauh sudah rasa telah kutepiskan
Bersama nanar
Bersama air mata
Birunya rindu ini kan kucoba
Untuk mengiklhaskanmu
Meskipun hati yang harus didera lara
Yang tak pernah kunjung sembuh
“” Rasa Yang Terbenam “”
By, Putra Jogja
Sabtu, 18 Oktober 2014
Kenangan Bersulamkan Bara
Haruskah semua janji tak bisa di tepati?
Haruskah semua mimpi tak bisa di gapai?
Haruskah semua pertemuan berujung perpisahan?
Haruskah semua cinta berakhir dengan kesedihan?
Duhai apa yang sebenarnya merasuki dalam jiwa
Tak bisakah kau kembali pada asalmu berada
Aku lelah kau tawan
Aku lelah kau kelabuhi
Siang, malam telah kau renggut dariku
Hingga enggan mataku tuk membuka pintu
Hanya untuk melihat apa yang kian berlaku
Sesampainya hati harus menutup bagai batu
Maafkanlah aku yang harus melupakanmu
Walau dengan berat hati harus menangisimu
Karna aku sadar, bukanlah sesiapa untukmu
Sekarang, nanti, dan selamanya
Usah kau tanya mengapa?
Karna kau telah tahu jua jawabnya
Usah pula kau tanya tentang rasa itu?
Karna rasaku yang begitu tulus menyayangimu
Namun apa?
Sampai matipun, aku takkan melupakan
Perihal gadis penggores hati yang kian membawaku dalam lembah kehampaan
Jujur saja ku akui,
Berat, sulit untukku menerima semua ini
Namun apalah daya dan upaya ini
Kau pun kini telah berlalu, bersama bayangmu
Dan yang tinggal saat ini hanyalah kenangan bersulamkan bara dalam hati
Gubahan puisi perihku
( Putra Jogja )
Haruskah semua mimpi tak bisa di gapai?
Haruskah semua pertemuan berujung perpisahan?
Haruskah semua cinta berakhir dengan kesedihan?
Duhai apa yang sebenarnya merasuki dalam jiwa
Tak bisakah kau kembali pada asalmu berada
Aku lelah kau tawan
Aku lelah kau kelabuhi
Siang, malam telah kau renggut dariku
Hingga enggan mataku tuk membuka pintu
Hanya untuk melihat apa yang kian berlaku
Sesampainya hati harus menutup bagai batu
Maafkanlah aku yang harus melupakanmu
Walau dengan berat hati harus menangisimu
Karna aku sadar, bukanlah sesiapa untukmu
Sekarang, nanti, dan selamanya
Usah kau tanya mengapa?
Karna kau telah tahu jua jawabnya
Usah pula kau tanya tentang rasa itu?
Karna rasaku yang begitu tulus menyayangimu
Namun apa?
Sampai matipun, aku takkan melupakan
Perihal gadis penggores hati yang kian membawaku dalam lembah kehampaan
Jujur saja ku akui,
Berat, sulit untukku menerima semua ini
Namun apalah daya dan upaya ini
Kau pun kini telah berlalu, bersama bayangmu
Dan yang tinggal saat ini hanyalah kenangan bersulamkan bara dalam hati
Gubahan puisi perihku
( Putra Jogja )
Selasa, 14 Oktober 2014
Pergilah
Jika engkau ingin pergi
Pergilah dengan sesuka hatimu
Pasrah hati penuh duri menganga dalam kalutnya bara
Hingga tak kuasa menahan pergimu
Namun aku tahu
Aku bukan seorang insan ternama
Jika engkau ingin pergi
Pergilah dengan suka rela
Meski tak kuasa menahan langkah setiap
tapakmu
Namun aku sadar
Aku memang bukan pilihanmu
Biarkan aku sendiri
Berdiri di tepian hati
Mengais sejuta harap
Meski kini aku telah sekarat
Sendiri dan mati
"" Pergilah ""
( Putra )
Pergilah dengan sesuka hatimu
Pasrah hati penuh duri menganga dalam kalutnya bara
Hingga tak kuasa menahan pergimu
Namun aku tahu
Aku bukan seorang insan ternama
Jika engkau ingin pergi
Pergilah dengan suka rela
Meski tak kuasa menahan langkah setiap
tapakmu
Namun aku sadar
Aku memang bukan pilihanmu
Biarkan aku sendiri
Berdiri di tepian hati
Mengais sejuta harap
Meski kini aku telah sekarat
Sendiri dan mati
"" Pergilah ""
( Putra )
Senin, 13 Oktober 2014
Diary Cinta
Selepas kepergianmu
Sunyi ini kian terasa menari-nari di relung kalbu
Sesekali malam tak jua luput mencengkam jiwaku
Serbuk bintang dan purnama seakan telah berlalu
Sekelumit rindupun mulai menggebu di antara kembaraku
Selepas rinai hujan merindu
Satu persatu lembar diari masa lalu mulai kubuka
Sekalipun itu hanya sebuah nama yang bertata
Sekedar hati untuk mengenangmu
Sebuah lembaran demi lembaran kian usang berdebu
Seiring airmata genangi masa lalu tanpa bayangmu
Dalam rajutan mimpi yang tak lagi berpangku
Dan telah terkulai layu
Terima kasih sang puan
Atas kenangan yang telah engkau hadirkan
Di setiap lembaran diari cinta ini
"" Diary Cinta ""
( Putra Jogja )
Sunyi ini kian terasa menari-nari di relung kalbu
Sesekali malam tak jua luput mencengkam jiwaku
Serbuk bintang dan purnama seakan telah berlalu
Sekelumit rindupun mulai menggebu di antara kembaraku
Selepas rinai hujan merindu
Satu persatu lembar diari masa lalu mulai kubuka
Sekalipun itu hanya sebuah nama yang bertata
Sekedar hati untuk mengenangmu
Sebuah lembaran demi lembaran kian usang berdebu
Seiring airmata genangi masa lalu tanpa bayangmu
Dalam rajutan mimpi yang tak lagi berpangku
Dan telah terkulai layu
Terima kasih sang puan
Atas kenangan yang telah engkau hadirkan
Di setiap lembaran diari cinta ini
"" Diary Cinta ""
( Putra Jogja )
Minggu, 12 Oktober 2014
Riwayat Cinta
Derai waktu menabir tirai
Tersentak jauh sukma melayang tak bertepi
Penggalan cerita pun telah teretas di akhir memori dini hari
Deruan angin menjabar sejuta makna
Gemuruh berguguran rasa seiring kedukaan jiwa
Di bawah alam kesadaran kisah cinta telah tertinggal
Riuh lirih alunan ombak bergemericik
Rindu tercipta tanpa bertuan kemudian
Riwayat cinta itu pun harus berakhir dà sini
Riwayat Cinta Berakhir Di Sini
By, Putra
Tersentak jauh sukma melayang tak bertepi
Penggalan cerita pun telah teretas di akhir memori dini hari
Deruan angin menjabar sejuta makna
Gemuruh berguguran rasa seiring kedukaan jiwa
Di bawah alam kesadaran kisah cinta telah tertinggal
Riuh lirih alunan ombak bergemericik
Rindu tercipta tanpa bertuan kemudian
Riwayat cinta itu pun harus berakhir dà sini
Riwayat Cinta Berakhir Di Sini
By, Putra
Sabtu, 11 Oktober 2014
"" Sembilu Dalam Hati ""
Mencintaimu yang tak ingin di miliki
Ibarat tangan menggenggam angin
Hanya bisa ku rasakan
Namun tak kan pernah bisa untuk ku sentuh
Menyayangimu yang tak ingin di sanding
Ibarat hati menawan sembilu
Hanya bisa ku abadikan
Namun tak kan pernah bisa untuk ku lepas
Entah,
Sampai kapan rasa ini akan ku bawa?
Sampai kapan kasih ini akan ku pertahankan?
Duhai kembara,
Bawalah pergi jauh-jauh hasrat yang ada ini
Hingga tak sedikitpun adanya tersisa mempengaruhi
Karna rasa yang tak semestinya hanya akan membuat pedih
Bila kah ada yang akan tumbuh di pinggiran hati
Biar lah aku dalam sendiriku bersandingkan dengan sembilu ini
Sembilu Dalam Hati
By, Putra
Ibarat tangan menggenggam angin
Hanya bisa ku rasakan
Namun tak kan pernah bisa untuk ku sentuh
Menyayangimu yang tak ingin di sanding
Ibarat hati menawan sembilu
Hanya bisa ku abadikan
Namun tak kan pernah bisa untuk ku lepas
Entah,
Sampai kapan rasa ini akan ku bawa?
Sampai kapan kasih ini akan ku pertahankan?
Duhai kembara,
Bawalah pergi jauh-jauh hasrat yang ada ini
Hingga tak sedikitpun adanya tersisa mempengaruhi
Karna rasa yang tak semestinya hanya akan membuat pedih
Bila kah ada yang akan tumbuh di pinggiran hati
Biar lah aku dalam sendiriku bersandingkan dengan sembilu ini
Sembilu Dalam Hati
By, Putra
Sabtu, 04 Oktober 2014
"" Torehan Jiwa ""
Dalam terjal gulita malam
Ku seru beribu tanya tentangmu
Bahkan dalam peraduan malampun
Ku alunkan kidung kerinduan hati terhadapmu
Seandainya dirimu mendengar kesah kesuh jiwaku
Betapa tak kuasanya diri menahan rindu
Seandainya dirimu melihat geliat sendu tangisku
Betapa tak kuasanya diri menahan derasnya air mata
Tak ada lagi kata yang mampu menyanggupkan
Untuk merangkum diary cinta tentangmu
Tak ada lagi rasa yang bisa menawarkan
Untuk menggantikan sosok sepertimu
Karna dirimu telah abadi di hati
Di setiap lafas do'a pun selalu berpinta
Semoga bahagiamu kelak terdapati
Meski ke bahagiaan itu bukan tercipta untukku
Namun bahagiaku pernah mengenalmu
Duhai gadis penghias hati
Jika suatu saat nanti
Pesan hati ter urai di beranda mayamu
Jangan pernah kau hujat pilunya torehan jiwaku
Karna sampai detik ini rindu itu masih milikmu
"" Torehan Jiwa ""
( Putra Jogja )
Ku seru beribu tanya tentangmu
Bahkan dalam peraduan malampun
Ku alunkan kidung kerinduan hati terhadapmu
Seandainya dirimu mendengar kesah kesuh jiwaku
Betapa tak kuasanya diri menahan rindu
Seandainya dirimu melihat geliat sendu tangisku
Betapa tak kuasanya diri menahan derasnya air mata
Tak ada lagi kata yang mampu menyanggupkan
Untuk merangkum diary cinta tentangmu
Tak ada lagi rasa yang bisa menawarkan
Untuk menggantikan sosok sepertimu
Karna dirimu telah abadi di hati
Di setiap lafas do'a pun selalu berpinta
Semoga bahagiamu kelak terdapati
Meski ke bahagiaan itu bukan tercipta untukku
Namun bahagiaku pernah mengenalmu
Duhai gadis penghias hati
Jika suatu saat nanti
Pesan hati ter urai di beranda mayamu
Jangan pernah kau hujat pilunya torehan jiwaku
Karna sampai detik ini rindu itu masih milikmu
"" Torehan Jiwa ""
( Putra Jogja )
Sabtu, 27 September 2014
Rasa Yang Ada
Saat bulan kembali temaram
Wajahmu mulai menawan
Senyum manjamu membuatku hanyut dalam lamunan
Hingga aku pun larut dalam pesonamu
Saat aku mendapatimu
Ada yang ganjil dalam perasaanku
Entah ini benar atau tidak
Namun aku berharap ini adalah rasa yang sebenarnya
Karna aku yakin dengan sebuah hati
Sayang,
Lihatlah aku yang selalu merindukanmu
Lihatlah aku yang selalu menunggumu
Jarak dan waktu kita memang berbeda
Namun jarak bukanlah penghalang
Namun waktu bukanlah aturan yang menyekat
Karna dengan adanya adalah suatu ujian kita
Sayang,
Aku ingin sesekali mendekapmu
Memeluk erat tubuhmu
Membisik lirih di telingamu
Dan aku ingin berkata , aku sayang sama kamu
Waktu demi waktu yang ku lalui
Masih seperti biasanya
Berbayang wajah ayumu
Berbalut rindu kasihmu
Sesekali puisi menjadi penuang rinduku
Matahari yang terbit
Tak luput dari kerinduanku
Bintang yang bertaburan
Tak luput dari kasih tulusku
Dan bulan yang melambai
Tak luput dari cinta suciku
Semoga waktu cepat berlalu
Karna aku tak lagi sanggup menahan rindu ku padamu
"" Rasa Yang Ada ""
( Putra Jogja )
Wajahmu mulai menawan
Senyum manjamu membuatku hanyut dalam lamunan
Hingga aku pun larut dalam pesonamu
Saat aku mendapatimu
Ada yang ganjil dalam perasaanku
Entah ini benar atau tidak
Namun aku berharap ini adalah rasa yang sebenarnya
Karna aku yakin dengan sebuah hati
Sayang,
Lihatlah aku yang selalu merindukanmu
Lihatlah aku yang selalu menunggumu
Jarak dan waktu kita memang berbeda
Namun jarak bukanlah penghalang
Namun waktu bukanlah aturan yang menyekat
Karna dengan adanya adalah suatu ujian kita
Sayang,
Aku ingin sesekali mendekapmu
Memeluk erat tubuhmu
Membisik lirih di telingamu
Dan aku ingin berkata , aku sayang sama kamu
Waktu demi waktu yang ku lalui
Masih seperti biasanya
Berbayang wajah ayumu
Berbalut rindu kasihmu
Sesekali puisi menjadi penuang rinduku
Matahari yang terbit
Tak luput dari kerinduanku
Bintang yang bertaburan
Tak luput dari kasih tulusku
Dan bulan yang melambai
Tak luput dari cinta suciku
Semoga waktu cepat berlalu
Karna aku tak lagi sanggup menahan rindu ku padamu
"" Rasa Yang Ada ""
( Putra Jogja )
Minggu, 14 September 2014
Puisi : Sang Pemilik Tahta
Dentuman guntur menggelar dengan keras
Menyerukan langgam tembang ratapan unggkapan
Para punggawa-punggawa malang
Di dalam rontangnya buana
Hening renta mengarak pilu
Dalam vananya semesta alam
Yang telah menabur duka dalam
Hidup insan di muka bumi
Hanya bisa meratap sendu
Di dalam menitih haluan hidup
Terpenggal asa dalam
pasungan
Teragisnya tatanan alam raya
Duka lara santapan setiap
Detiknya waktu yang bergulir
Dengan tumpahnya darah
Di dalam tanah bumi pertiwi
Torehan pilu di atas lembar
Tinta bercampur tetesan air mata
Merah putih di landa darah
Menjalar perih terangkai
Tanpa tawa , canda dan gurauan
Di penghujung kutub bumi
Sisa nafas menuntun langkah
Sejenak berteduh dalam ufuknya
Yang telah membutakan mata
Sebait puisi terangkai
mengenang
Suramnya suratan takdir ini
Amaran demi amaran dariNYA
Telah mereka resapi dan pahami
Mencoba diri menghibur hati
Menanti suara
syahdu dari
Sang pemilik tahta yang
Singgah di atas sana
Rintihan mendayu duka kalbu
Rebah jiwa musam senyum
Riang tak terjamah mengakhiri
Ratapan sayu dari sebuah
Resah yang membelenggu dalam relung sukma
Tuhan :
Pabila hari ini tertumpah darah
Dalam gersangnya suryaMU
Ku kan belajar menitih haluan
hidup
Di penghujung waktuku
Pabila ribaanMU masih
Tergenggam ku kan pasrah
Di dalam genggaman
jagadMU
"" Sang Pemilik Tahta ""
( Putra Jogja )
Menyerukan langgam tembang ratapan unggkapan
Para punggawa-punggawa malang
Di dalam rontangnya buana
Hening renta mengarak pilu
Dalam vananya semesta alam
Yang telah menabur duka dalam
Hidup insan di muka bumi
Hanya bisa meratap sendu
Di dalam menitih haluan hidup
Terpenggal asa dalam
pasungan
Teragisnya tatanan alam raya
Duka lara santapan setiap
Detiknya waktu yang bergulir
Dengan tumpahnya darah
Di dalam tanah bumi pertiwi
Torehan pilu di atas lembar
Tinta bercampur tetesan air mata
Merah putih di landa darah
Menjalar perih terangkai
Tanpa tawa , canda dan gurauan
Di penghujung kutub bumi
Sisa nafas menuntun langkah
Sejenak berteduh dalam ufuknya
Yang telah membutakan mata
Sebait puisi terangkai
mengenang
Suramnya suratan takdir ini
Amaran demi amaran dariNYA
Telah mereka resapi dan pahami
Mencoba diri menghibur hati
Menanti suara
syahdu dari
Sang pemilik tahta yang
Singgah di atas sana
Rintihan mendayu duka kalbu
Rebah jiwa musam senyum
Riang tak terjamah mengakhiri
Ratapan sayu dari sebuah
Resah yang membelenggu dalam relung sukma
Tuhan :
Pabila hari ini tertumpah darah
Dalam gersangnya suryaMU
Ku kan belajar menitih haluan
hidup
Di penghujung waktuku
Pabila ribaanMU masih
Tergenggam ku kan pasrah
Di dalam genggaman
jagadMU
"" Sang Pemilik Tahta ""
( Putra Jogja )
Jumat, 12 September 2014
Puisi : Gelora Rasa
Harus ke mana lagi
Puisi cinta ini ku postkan
Hingga kau bisa membaca , mengerti
Persandingan malamku dalam keresahan
Berbagai jaringan sosial
Puisiku berbait tentangmu
Bahkan blog pun berposting tentangmu
Tentang sosok gadis pembawa cita
Ku tak pernah berharap lebih darimu
Melainkan kasih sayangmu semata
Ku tak pernah berharap bintang , bulan
Melainkan keberadaanmu di sisiku
Kasih,
Janganlah pernah lelah
Ataupun letih menemaniku
Karna kau lah gelora rasa yang ada
Bak samudera tanpa reda
"" Gelora Rasa ""
( Putra Jogja )
Puisi cinta ini ku postkan
Hingga kau bisa membaca , mengerti
Persandingan malamku dalam keresahan
Berbagai jaringan sosial
Puisiku berbait tentangmu
Bahkan blog pun berposting tentangmu
Tentang sosok gadis pembawa cita
Ku tak pernah berharap lebih darimu
Melainkan kasih sayangmu semata
Ku tak pernah berharap bintang , bulan
Melainkan keberadaanmu di sisiku
Kasih,
Janganlah pernah lelah
Ataupun letih menemaniku
Karna kau lah gelora rasa yang ada
Bak samudera tanpa reda
"" Gelora Rasa ""
( Putra Jogja )
Selasa, 19 Agustus 2014
Do'a Ku
Teriring do'a
Ku rela melepaskan kepergianmu
Karna ku tahu akan cintamu yang bukan lagi untukku
Teriring do'a
Ku rela menenggelamkan cintaku
Karna ku tahu akan kasihmu yang bukan lagi untukku
Bukanlah maksut di hati tuk meninggalkan jalinan kisah kita
Bukanlah pula maksut di hati tuk melupakan kenangan kita
Namun,
Siapa yang mulakan keretakkan semua ini?
Kau dan aku menjadi berantakan
Hingga air mata yang ku simpan selama ini tak lagi bisa terbendung lagi
Apalah arti pertemuan kita?
Apalah arti cerita kita?
Takkan pernah kau tahu
Seperti apa pedih yang ku rasa
Seperti apa luka yang ku balut
Seperti apa remuknya hati yang kau hancurkan
Lantas,
Masih pantaskah kau tanyakan keadaanku?
Masih pantaskah kau tanyakan kebahagiaanku?
Masih pantaskah kau tanyakan semua itu?
Padamu perempuan yang hari ini telah ku dengar suaramu
Tak ada sedikitpun kebencianku terhadapmu
Tak ada sedikitpun dendamku terhadapmu
Tak ada sedikitpun niatku tuk mengusikmu lagi
Melainkan hanya sebuah do'a teriring kepergianmu
Semoga kau bahagia dengan kehidupan masa kini
Do'a ku,
By,,, Putra Jogja
Ku rela melepaskan kepergianmu
Karna ku tahu akan cintamu yang bukan lagi untukku
Teriring do'a
Ku rela menenggelamkan cintaku
Karna ku tahu akan kasihmu yang bukan lagi untukku
Bukanlah maksut di hati tuk meninggalkan jalinan kisah kita
Bukanlah pula maksut di hati tuk melupakan kenangan kita
Namun,
Siapa yang mulakan keretakkan semua ini?
Kau dan aku menjadi berantakan
Hingga air mata yang ku simpan selama ini tak lagi bisa terbendung lagi
Apalah arti pertemuan kita?
Apalah arti cerita kita?
Takkan pernah kau tahu
Seperti apa pedih yang ku rasa
Seperti apa luka yang ku balut
Seperti apa remuknya hati yang kau hancurkan
Lantas,
Masih pantaskah kau tanyakan keadaanku?
Masih pantaskah kau tanyakan kebahagiaanku?
Masih pantaskah kau tanyakan semua itu?
Padamu perempuan yang hari ini telah ku dengar suaramu
Tak ada sedikitpun kebencianku terhadapmu
Tak ada sedikitpun dendamku terhadapmu
Tak ada sedikitpun niatku tuk mengusikmu lagi
Melainkan hanya sebuah do'a teriring kepergianmu
Semoga kau bahagia dengan kehidupan masa kini
Do'a ku,
By,,, Putra Jogja
Selasa, 05 Agustus 2014
rindu ini
setiap kali engkau hadir
selaksa rindu hadir membelai senja
setiap kali engkau hadir
selaksa rindu hadir menawan jiwa
namun siapa yang tahu akan kerinduan ini
dirimu yang dahulu kuanggap pelipur lara
kini tiada halnya sebuah kenangan usangku
dirimu yang dahulu kuanggap pelita jiwa
kini tiada halnya sebuah api yang mengobarkan amarah di setiap sudut hati
jingga senja soreku
adakah getar rasa itu masih melekat pada hatinya
adakah getar rasa itu masih menggema pada kediamannya
ataukah kisah ini harus berhenti sampai disini
rindu ini,
( putra jogja )
selaksa rindu hadir membelai senja
setiap kali engkau hadir
selaksa rindu hadir menawan jiwa
namun siapa yang tahu akan kerinduan ini
dirimu yang dahulu kuanggap pelipur lara
kini tiada halnya sebuah kenangan usangku
dirimu yang dahulu kuanggap pelita jiwa
kini tiada halnya sebuah api yang mengobarkan amarah di setiap sudut hati
jingga senja soreku
adakah getar rasa itu masih melekat pada hatinya
adakah getar rasa itu masih menggema pada kediamannya
ataukah kisah ini harus berhenti sampai disini
rindu ini,
( putra jogja )
Selasa, 15 Juli 2014
#puisi : kisi-kisi rinduku
Bagaikan gerhana yang tiada kunjung beranjak pergi
Dari dalam jiwa
Bahkan tiada pernah sedikitpun terlupakan
Meski lenaku kerap terjamah oleh kesunyian malam
Hingga kasihpun telah memutih
Diantara rerantingan hati
Dengan sejuta rupa jelma mewujudmu
Sungguh,
Tiada pernah aku rasakan sebelumnya
Tiada pernah aku bayangkan sesudahnya
Namun
Sungguh tiada taranya kasih
Yang pernah engkau sajikan
Di beranda hidupku ini
Kau,
Yang selalu menari-nari bersama
Dengan kerlipnya kejora sang nama
Kau,
Yang selalu mengajak lamunku
Untuk berbincang dalam peraduan
sang malam
Meskipun letihku merangkul sepi
Namun alangkah bahagianya diri ini
Kala cinta itu pernah kumiliki
Dengan keterbatasannyajarak yang membentang
Engkaulah,
Bidadari penyeri sunyiku
Engkaulah,
Bidadari pelipur duka laraku
Engkaulah,
Bidadari penabur kasih di sela-sela waktuku
Yang kini kian serasa rapuh
Bersandingkan kepiluan hati
Kisi-kisi rindu laksana menghela
Seandainya getar nurani terajut kembali
Ku ingin kembalikan rindu itu
Sebagai kerinduanku padaNya seorang
"" Kisi-kisi Rinduku ""
(Putra Jogja)
Dari dalam jiwa
Bahkan tiada pernah sedikitpun terlupakan
Meski lenaku kerap terjamah oleh kesunyian malam
Hingga kasihpun telah memutih
Diantara rerantingan hati
Dengan sejuta rupa jelma mewujudmu
Sungguh,
Tiada pernah aku rasakan sebelumnya
Tiada pernah aku bayangkan sesudahnya
Namun
Sungguh tiada taranya kasih
Yang pernah engkau sajikan
Di beranda hidupku ini
Kau,
Yang selalu menari-nari bersama
Dengan kerlipnya kejora sang nama
Kau,
Yang selalu mengajak lamunku
Untuk berbincang dalam peraduan
sang malam
Meskipun letihku merangkul sepi
Namun alangkah bahagianya diri ini
Kala cinta itu pernah kumiliki
Dengan keterbatasannyajarak yang membentang
Engkaulah,
Bidadari penyeri sunyiku
Engkaulah,
Bidadari pelipur duka laraku
Engkaulah,
Bidadari penabur kasih di sela-sela waktuku
Yang kini kian serasa rapuh
Bersandingkan kepiluan hati
Kisi-kisi rindu laksana menghela
Seandainya getar nurani terajut kembali
Ku ingin kembalikan rindu itu
Sebagai kerinduanku padaNya seorang
"" Kisi-kisi Rinduku ""
(Putra Jogja)
Senin, 14 Juli 2014
#Puisi : Setia Kasihku
Lama sudah kembara dalam lanaku
Hanya demi mengais sebuah kasihmu seorang
Lama sudah ku susuri kelopak cinta
Hanya demi menguak tabir darimu seorang
Dirimu yang terindah
Ku sapakan rindu dalam hangat , dinginnya deruan angin malam
Dirimu yang terindah
Ku sematkan do'a dalam terang , gemerlapnya sudut malam
Bahwa setia kasihku selalu terjaga
Hingga akhir waktu nanti
Setia Kasihku,,,
By,,, Putra
Hanya demi mengais sebuah kasihmu seorang
Lama sudah ku susuri kelopak cinta
Hanya demi menguak tabir darimu seorang
Dirimu yang terindah
Ku sapakan rindu dalam hangat , dinginnya deruan angin malam
Dirimu yang terindah
Ku sematkan do'a dalam terang , gemerlapnya sudut malam
Bahwa setia kasihku selalu terjaga
Hingga akhir waktu nanti
Setia Kasihku,,,
By,,, Putra
Selasa, 08 Juli 2014
#Puisi : Sabda Cinta Di Hati
Diantara keterjagaan ataupun lenaku
Tidak pernah sedikitpun aku melupakanmu
Dan akupun masih tetap merinduimu
Diantara rekahnya bunga cinta
Kerinduan ini akan terus kusemaikan
Kala dinginnya angin mengusik
Kala kelamnya malam menyelimuti
Namun derap harap terus berpinta
Kelak esok
Atau lusa
Dapat terhantar di berandamu
Meski rembulan kian enggan menampak
Tiada pernah sedikitpun membuat rindu ini terkulai
Meski bintang kian enggan menyinari
Tiada pernah sabda cintaku terburai
Karna engkaulah sejatinya cinta dihati
"" Sabda Cinta Di Hati "'
By,,, Putra
Tidak pernah sedikitpun aku melupakanmu
Dan akupun masih tetap merinduimu
Diantara rekahnya bunga cinta
Kerinduan ini akan terus kusemaikan
Kala dinginnya angin mengusik
Kala kelamnya malam menyelimuti
Namun derap harap terus berpinta
Kelak esok
Atau lusa
Dapat terhantar di berandamu
Meski rembulan kian enggan menampak
Tiada pernah sedikitpun membuat rindu ini terkulai
Meski bintang kian enggan menyinari
Tiada pernah sabda cintaku terburai
Karna engkaulah sejatinya cinta dihati
"" Sabda Cinta Di Hati "'
By,,, Putra
Minggu, 06 Juli 2014
#Puisi:Cerita Cinta Dalam Kenangan
Semusim telah berlalu
Seiring waktu ranting masih menunggu
Segumpal curahan hati ber isyarat menabuh kalbu
Sebesar ini kah kerinduan itu terhadapmu
Serempak debu berterbangan dalam kegalauan
Simpang siur ruas jalanan bersehteruan
Sedimikian ini kah rasa dalam kekalan
Sedimikian ini kah cerita cinta dalam kenangan
Sepindar cahaya lilin redup menyimak hening
Senandung kesunyian hati lirih bergeming
Seumpama sepurnama lepas membayang
Sedikit pun jelma wajahmu tak kan pernah hilang
Karna engkaulah sosok penghias ruang hidupku
"Cerita Cinta Dalam Kenangan"
By,,,Putra
Seiring waktu ranting masih menunggu
Segumpal curahan hati ber isyarat menabuh kalbu
Sebesar ini kah kerinduan itu terhadapmu
Serempak debu berterbangan dalam kegalauan
Simpang siur ruas jalanan bersehteruan
Sedimikian ini kah rasa dalam kekalan
Sedimikian ini kah cerita cinta dalam kenangan
Sepindar cahaya lilin redup menyimak hening
Senandung kesunyian hati lirih bergeming
Seumpama sepurnama lepas membayang
Sedikit pun jelma wajahmu tak kan pernah hilang
Karna engkaulah sosok penghias ruang hidupku
"Cerita Cinta Dalam Kenangan"
By,,,Putra
Selasa, 01 Juli 2014
#Puisi : Do'a ku
jika duka bersemayam dalam hatimu
usahlah engkau simpan air matamu
jika duka berlabuh dalam kesendirianmu
usahlah engkau ragukan keberadaanku
karna akulah penawar rasa yang telah melekat di dalam hatimu
tetaplah engkau dengan senyum indahmu
tetaplah engkau dengan tawa riamu
tetaplah engkau dengan canda guraumu
tetaplah engkau dengan kasih sayangmu
di mana kasih sayang itu pernah menempatkan sebuah cinta di hatimu
biarkanlah cinta bergelora dengan membawakan kerinduan yang ada
kala jarak membentangkan jauhnya ruang dan waktu di antara kita
biarkanlah tangis menghiba dengan membawakan harap dan cita
kala do'a demi do'a ter lafas di dalam heningnya sang malam
Do'a ku,,,
By,,, Putra
usahlah engkau simpan air matamu
jika duka berlabuh dalam kesendirianmu
usahlah engkau ragukan keberadaanku
karna akulah penawar rasa yang telah melekat di dalam hatimu
tetaplah engkau dengan senyum indahmu
tetaplah engkau dengan tawa riamu
tetaplah engkau dengan canda guraumu
tetaplah engkau dengan kasih sayangmu
di mana kasih sayang itu pernah menempatkan sebuah cinta di hatimu
biarkanlah cinta bergelora dengan membawakan kerinduan yang ada
kala jarak membentangkan jauhnya ruang dan waktu di antara kita
biarkanlah tangis menghiba dengan membawakan harap dan cita
kala do'a demi do'a ter lafas di dalam heningnya sang malam
Do'a ku,,,
By,,, Putra
Rabu, 25 Juni 2014
#Puisi : Senandung Kidung Rinduku
Sudah hampir berkali-kali rindu ini memanggilmu
Hingga malam-malamku dengan setianya menanti kehadiranmu
Sekalipun risalah ini harus berwancana pilu
Hati senantiasa menantimu kembali di sisiku
Padamu rindu ini ku serukan bersama deruan angin malam
Padamu rindu ini ku semaikan bersama gundah gulananya yang kerap menggumam
Seandainya engkau tahu
Betapa rasa ini menyayangimu
Betapa rasa ini mengagumimu
Betapa rasa ini mendambakanmu
Pada jiwa yang telah tersemat
Setiap helaan nafas memanggilmu
Setiap lafaz mengharapkanmu
Semoga engkau mendengar senandung kidung rinduku terhadapmu
"" Senandung Kidung Rinduku ""
By,,, Kembara Hati
Hingga malam-malamku dengan setianya menanti kehadiranmu
Sekalipun risalah ini harus berwancana pilu
Hati senantiasa menantimu kembali di sisiku
Padamu rindu ini ku serukan bersama deruan angin malam
Padamu rindu ini ku semaikan bersama gundah gulananya yang kerap menggumam
Seandainya engkau tahu
Betapa rasa ini menyayangimu
Betapa rasa ini mengagumimu
Betapa rasa ini mendambakanmu
Pada jiwa yang telah tersemat
Setiap helaan nafas memanggilmu
Setiap lafaz mengharapkanmu
Semoga engkau mendengar senandung kidung rinduku terhadapmu
"" Senandung Kidung Rinduku ""
By,,, Kembara Hati
Selasa, 17 Juni 2014
#Puisi : Senandung Rindu Untukmu
Di saat bayangmu menghampiri malamku
Takkan ada kataku yang mampu melafas
Melainkan hanya ada satu kataku
Bahwa aku sangat menyayangimu
Takkan ada lagi yang mampu menggantikanmu
Takkan ada lagi yang mampu menyinggahi
Ruang singgah sana
Sekalipun membayang jelma bidadaripun
Takkan mampu lunturkan asa di penghujung hidupku
Sekalipun membayang jelma dewi malampun
Takkan mampu luluhkan peluh di keterbatasannya
Yang kau miliki saat ini
Duhai sang kekasih...
Adakah aku lancang mendambakanmu
Adakah aku tak pantas bila mengagumimu
Adakah aku hina menyayangimu
Adakah aku tak wajar mengikrar sumpah setiaku ini
Katakanlah kasih
Tegurkanlah kasih
Agar tulusnya kasih ini melega
Agar kidung ini melantun mendayu
Dengan senandung merinduimu
Senandung Rindu Untukmu
By,,, Putra Jogja
Takkan ada kataku yang mampu melafas
Melainkan hanya ada satu kataku
Bahwa aku sangat menyayangimu
Takkan ada lagi yang mampu menggantikanmu
Takkan ada lagi yang mampu menyinggahi
Ruang singgah sana
Sekalipun membayang jelma bidadaripun
Takkan mampu lunturkan asa di penghujung hidupku
Sekalipun membayang jelma dewi malampun
Takkan mampu luluhkan peluh di keterbatasannya
Yang kau miliki saat ini
Duhai sang kekasih...
Adakah aku lancang mendambakanmu
Adakah aku tak pantas bila mengagumimu
Adakah aku hina menyayangimu
Adakah aku tak wajar mengikrar sumpah setiaku ini
Katakanlah kasih
Tegurkanlah kasih
Agar tulusnya kasih ini melega
Agar kidung ini melantun mendayu
Dengan senandung merinduimu
Senandung Rindu Untukmu
By,,, Putra Jogja
Sabtu, 14 Juni 2014
#Puisi : Surat Untuk Bunda
Di pertiga malam yang hening nan syahdu
Desahan kasih sayangmu serasa dekapi tepian relung sukmaku
Hingga tulus ikhlasmu menjadikan diri ananda
Menjadi seorang insan di muka bumi pertiwi
Namun
Gulirnya waktu telah menuntut dalam diri ananda
Untuk menguraikan sebuah suratan
Meskipun semua telah di tabir dalam genggaman cakrawala
Maafkanlah ananda yang kian tak terjamah dalam menitih langkah
Meskipun kerap lafasan do'amu dalam hening diri ananda
Maafkanlah ananda yang telah meninggalkan lautan kasih sayangmu
Meskipun kerap deburan ombak cintamu menghapuskan segala kegundahan dalam mengarungi luasnya samudera kehidupan
Yang tak pernah ber ujung ini
Maafkanlah ananda yang tak pernah memberi selembar kabar
Dalam melanglang di ujung seberang
Meskipun batin merintih merindu manisnya secawan kasih sayangmu
Bundaku tercinta
Jangan sangkakan kepergian ananda
Dalam menggapai sebuah hajat di dalam hati
Kelak jati menjadi diri di antara rontangnya padang buana
Hingga menjadikan genggaman itu mewujud nyata
Dan bukan semu lagi
Dengan selembar kertas dan sebuah pena telah kutuliskan
Selembar surat untukmu sang terkasih di sepanjang masa
Semoga bunda dapat mengerti akan sebuah asa di dalam sanubari ananda
Sekalipun mentari enggan tuk mengitari sepenggal jiwa ini
Namun asa akan selalu bernuansa dalam kalbu ini
Surat Untuk Bunda
By , Putra
Desahan kasih sayangmu serasa dekapi tepian relung sukmaku
Hingga tulus ikhlasmu menjadikan diri ananda
Menjadi seorang insan di muka bumi pertiwi
Namun
Gulirnya waktu telah menuntut dalam diri ananda
Untuk menguraikan sebuah suratan
Meskipun semua telah di tabir dalam genggaman cakrawala
Maafkanlah ananda yang kian tak terjamah dalam menitih langkah
Meskipun kerap lafasan do'amu dalam hening diri ananda
Maafkanlah ananda yang telah meninggalkan lautan kasih sayangmu
Meskipun kerap deburan ombak cintamu menghapuskan segala kegundahan dalam mengarungi luasnya samudera kehidupan
Yang tak pernah ber ujung ini
Maafkanlah ananda yang tak pernah memberi selembar kabar
Dalam melanglang di ujung seberang
Meskipun batin merintih merindu manisnya secawan kasih sayangmu
Bundaku tercinta
Jangan sangkakan kepergian ananda
Dalam menggapai sebuah hajat di dalam hati
Kelak jati menjadi diri di antara rontangnya padang buana
Hingga menjadikan genggaman itu mewujud nyata
Dan bukan semu lagi
Dengan selembar kertas dan sebuah pena telah kutuliskan
Selembar surat untukmu sang terkasih di sepanjang masa
Semoga bunda dapat mengerti akan sebuah asa di dalam sanubari ananda
Sekalipun mentari enggan tuk mengitari sepenggal jiwa ini
Namun asa akan selalu bernuansa dalam kalbu ini
Surat Untuk Bunda
By , Putra
Rabu, 11 Juni 2014
#Puisi : Rindu
Seirama nada rasa yang bergemuruh di hati
Kubiarkan cinta menyulam sejarah kita dengan sendirinya
Meski sepi merengkuh diri
Hampa membasuh jiwa
Kuyakin cinta tak menentukan jarak
Hanya pancang ketegaran yang kuracik dalam langkah
Bukankah ketabahan adalah ujung senja yg berbalur kemilau ?
Merebah lelah jiwa diambang rindu
Tanpa bait-bait kata, tanpa aluran aksara terkias
Dan kubiarkan mimpimu menyulam rinduku
Sebelum hadirnya terik mentari membakar hasrat yang ada
Rindu ,,,
By,,,Putra
Kubiarkan cinta menyulam sejarah kita dengan sendirinya
Meski sepi merengkuh diri
Hampa membasuh jiwa
Kuyakin cinta tak menentukan jarak
Hanya pancang ketegaran yang kuracik dalam langkah
Bukankah ketabahan adalah ujung senja yg berbalur kemilau ?
Merebah lelah jiwa diambang rindu
Tanpa bait-bait kata, tanpa aluran aksara terkias
Dan kubiarkan mimpimu menyulam rinduku
Sebelum hadirnya terik mentari membakar hasrat yang ada
Rindu ,,,
By,,,Putra
Sabtu, 07 Juni 2014
#Puisi : Janji Sang Puan
Walau dalam samarnya
Aku masih menatap sunyi
Berharap kau hadir kembali hari-hariku
Namun kelam langit
Berkali-kali menyelimuti malam-malamku
Achhh
Bisakah gemuruh bayu menyerukan rasa yang mengganjal olehmu
Ataukah gemerlap nirwana bisa menawan rupa nan kusam
Netrapun kembali berkaca
Diam mengukir seribu tanya
Mungkin hanya dia lah yang aku tunggu
Sebagaimana janji sang puan dulu
Janji Sang Puan,
By, Putra
Aku masih menatap sunyi
Berharap kau hadir kembali hari-hariku
Namun kelam langit
Berkali-kali menyelimuti malam-malamku
Achhh
Bisakah gemuruh bayu menyerukan rasa yang mengganjal olehmu
Ataukah gemerlap nirwana bisa menawan rupa nan kusam
Netrapun kembali berkaca
Diam mengukir seribu tanya
Mungkin hanya dia lah yang aku tunggu
Sebagaimana janji sang puan dulu
Janji Sang Puan,
By, Putra
Jumat, 06 Juni 2014
#Puisi : Cinta
Dalam gigil pagi
Merias ranumnya kembali
Pada bibir sang mentari pagi
Senyum manjamu
Tak pernah lekang oleh waktu
Canda tawamu
Tak pernah henti merayu-rayu
Puji syukur atas karuniaMU
KarnaMU lah senyum itu kembali memgembang
KarnaMU lah kasih sayang itu kembali terlahir
Jangan biarkan cinta ini karam
Karna ku sayangkan dia
Jangan biarkan kasih ini pupus
Karna ku mengharapkan dia
Hanya dia lah yang ku inginkan
I Mis You,,,,Dinda
By,,,Putra
Merias ranumnya kembali
Pada bibir sang mentari pagi
Senyum manjamu
Tak pernah lekang oleh waktu
Canda tawamu
Tak pernah henti merayu-rayu
Puji syukur atas karuniaMU
KarnaMU lah senyum itu kembali memgembang
KarnaMU lah kasih sayang itu kembali terlahir
Jangan biarkan cinta ini karam
Karna ku sayangkan dia
Jangan biarkan kasih ini pupus
Karna ku mengharapkan dia
Hanya dia lah yang ku inginkan
I Mis You,,,,Dinda
By,,,Putra
Minggu, 01 Juni 2014
#Puisi : Rindu
Laksana angin malam
Datang menyelubungi dengan dalam
Laksana gemuruh ombak
Datang menggempur dengan kejam
Ini kah rindu itu?
Rindu yang tak habisnya ku halang
Ini kah rindu itu?
Rindu yang tak habisnya ku tuang
Barisan titi wangsa
Tak mungkin dapat ku pungkiri
Buana cinta memukau
Tak mungkin dapat ku tepiskan
Ingin ku menjerit dalam bathin
Namun sadarku menerima
Ingin ku berlari dalam setiap bayangmu yang menjelma
Namun sadarku berkali-kali mengajarku
Dalam iklhasnya yang senantiasa memohon padaNya
Semoga kau
Selalu menjaga cinta kita
Semoga kau
Selalu menjaga hati untukku
Aku di sini selalu menantimu
Berharap malam hadirkan wajahmu
Walau sesaat jelmamu bersama lintasnya sang nawan
Yang teramat menawan nan mempesona
Rindu
By,,,Putra Jogja
Datang menyelubungi dengan dalam
Laksana gemuruh ombak
Datang menggempur dengan kejam
Ini kah rindu itu?
Rindu yang tak habisnya ku halang
Ini kah rindu itu?
Rindu yang tak habisnya ku tuang
Barisan titi wangsa
Tak mungkin dapat ku pungkiri
Buana cinta memukau
Tak mungkin dapat ku tepiskan
Ingin ku menjerit dalam bathin
Namun sadarku menerima
Ingin ku berlari dalam setiap bayangmu yang menjelma
Namun sadarku berkali-kali mengajarku
Dalam iklhasnya yang senantiasa memohon padaNya
Semoga kau
Selalu menjaga cinta kita
Semoga kau
Selalu menjaga hati untukku
Aku di sini selalu menantimu
Berharap malam hadirkan wajahmu
Walau sesaat jelmamu bersama lintasnya sang nawan
Yang teramat menawan nan mempesona
Rindu
By,,,Putra Jogja
Rabu, 28 Mei 2014
#Puisi : Rindu
Awan ber arak
Angin ber bisik
Angan ber terbangan
Bulan mempesonakan
Bintang mengerdipkan
Langit mengisyaratkan
Duhai jiwa yang di landa rindu
Bawalah terbang bilur di hujung pilu
Menawar resah menyelimut kalbu
Sampaikanlah kerinduin ini
Pada dia yang ku sayangi
Tak habis waktu menghitungi
Rindu yang tercipta untuknya
Rindu
By, Putra
Angin ber bisik
Angan ber terbangan
Bulan mempesonakan
Bintang mengerdipkan
Langit mengisyaratkan
Duhai jiwa yang di landa rindu
Bawalah terbang bilur di hujung pilu
Menawar resah menyelimut kalbu
Sampaikanlah kerinduin ini
Pada dia yang ku sayangi
Tak habis waktu menghitungi
Rindu yang tercipta untuknya
Rindu
By, Putra
Jumat, 23 Mei 2014
#Puisi : Bersamamu
Tepat pada raut wajahmu
Kau simpan misteri itu
Laksanaku ingin mengerlingmu
Dengan senandung kidung cintaku
Mutiara hati ku dekap erat
Layaknya permata tak ternilai
Meski berbagai jutawan menawar
Teguh tekadku menggenggamnya
Kau yang terindah
Yang pernah ku miliki
Kau yang mengerti
Diantara yang mengertikanku
Dan ku berharap kau lah cinta sejatiku
Duhai hati yang satu
Memahat nama hiasi waktu
Merias senja di sudut syahdu
Mendamba kasih kekalkan di kalbu
Bersamamu,,,
To , Dinda
By, Putra
Kau simpan misteri itu
Laksanaku ingin mengerlingmu
Dengan senandung kidung cintaku
Mutiara hati ku dekap erat
Layaknya permata tak ternilai
Meski berbagai jutawan menawar
Teguh tekadku menggenggamnya
Kau yang terindah
Yang pernah ku miliki
Kau yang mengerti
Diantara yang mengertikanku
Dan ku berharap kau lah cinta sejatiku
Duhai hati yang satu
Memahat nama hiasi waktu
Merias senja di sudut syahdu
Mendamba kasih kekalkan di kalbu
Bersamamu,,,
To , Dinda
By, Putra
Rabu, 21 Mei 2014
Puisi#Hadiah Luka
Cinta datang dan pergi sesuka hati
Hingga sampai detik ini tak sedikitpun yang mengerti
Akan pedihnya
Akan sakitnya
Sebuah cinta yang menjelma menjadi sembilu
Semua yang ku alami sangatlah begitu singkat
Semua yang ku rasakan sangatlah begitu tak masuk akal
Dahulu kau datang menjajakan kebahagian
Dahulu kau datang memberikan harapan
Namun kini hanya derita yang kau tanggalkan
Hanya kelukaan yang kau hadiahkan untukku
Kau taburi cinta di hatiku
Kau taburi mimpi di hidupku
Namun kau begitu cepat membuang harapanku
Kau begitu cepat hempaskan mimpiku
Hingga sekujur tubuhpun berlumurkan air mata
Dengarlah kasih,,,
Tulus di hatiku menyayangimu
Namun ini kah balasan darimu
Cinta yang begitu aku jaga untukmu
Dengarlah kasih,,,
Sedihku bukan karna sesalku kehilanganmu
Tangisku bukan karna sakitku tergores belati cintamu
Melainkan pergimu yang tak pernah ber warta
Saksi bisu cinta di hatiku akan ku suap
Hingga diamnya tak lagi bersuara
Ataupun berbisik tentangmu
Karna cukuplah hadiah luka ini untukku
Hadiah Luka
By,,,Putra
Hingga sampai detik ini tak sedikitpun yang mengerti
Akan pedihnya
Akan sakitnya
Sebuah cinta yang menjelma menjadi sembilu
Semua yang ku alami sangatlah begitu singkat
Semua yang ku rasakan sangatlah begitu tak masuk akal
Dahulu kau datang menjajakan kebahagian
Dahulu kau datang memberikan harapan
Namun kini hanya derita yang kau tanggalkan
Hanya kelukaan yang kau hadiahkan untukku
Kau taburi cinta di hatiku
Kau taburi mimpi di hidupku
Namun kau begitu cepat membuang harapanku
Kau begitu cepat hempaskan mimpiku
Hingga sekujur tubuhpun berlumurkan air mata
Dengarlah kasih,,,
Tulus di hatiku menyayangimu
Namun ini kah balasan darimu
Cinta yang begitu aku jaga untukmu
Dengarlah kasih,,,
Sedihku bukan karna sesalku kehilanganmu
Tangisku bukan karna sakitku tergores belati cintamu
Melainkan pergimu yang tak pernah ber warta
Saksi bisu cinta di hatiku akan ku suap
Hingga diamnya tak lagi bersuara
Ataupun berbisik tentangmu
Karna cukuplah hadiah luka ini untukku
Hadiah Luka
By,,,Putra
Selasa, 20 Mei 2014
#Puisi rindu
Telah ku semai malam-malamku
Bersama sepi
Bersama sunyi
Dan duka lara hati
Menerawang jauh dinginnya angin tanpa titian
Pudar cahaya cinta tanpa sekerlip cahaya yang tersisa
Gelap
Gulita
Menyelimuti tiada henti
Kabut asa terperosok dalam terjal malam
o
Meronta jiwa bagai ter cabik di hati
Merintih hati bagai ter tusuk di sanubari
Menghela nafas bagai terdesak di dada
Ya tuhan,,,
Aku lelah menangis
Aku lelah tersakiti
Aku lelah berbalut asa keindahan
Ya tuhan,,,
Kau lah yang maha kuasa
Mengubah cinta menjadi rindu
Mengubah cinta menjadi sayang
Mengubah rasa menjadi suka dan cita
Ya tuhan,,,
Insan ini tak mengerti akan cinta
Jua tak banyak mengerti akan ketulusan
Namun atas ijhinMu
Biar lah insan ini merengkuh cintanya
Sebagaimana cintaMu yang di impikan oleh setiap umatMu
Ya tuhan,,,
Ku hatur do'a padaMu
Berharap kau dengar kesah kesuhku
Karna kau lah sejatiNya tambatan hatiku selama ini
Dan padaMu lah teduh rinduku ber padu menyenandung
Senandung Rindu
By,,,Putra
Bersama sepi
Bersama sunyi
Dan duka lara hati
Menerawang jauh dinginnya angin tanpa titian
Pudar cahaya cinta tanpa sekerlip cahaya yang tersisa
Gelap
Gulita
Menyelimuti tiada henti
Kabut asa terperosok dalam terjal malam
o
Meronta jiwa bagai ter cabik di hati
Merintih hati bagai ter tusuk di sanubari
Menghela nafas bagai terdesak di dada
Ya tuhan,,,
Aku lelah menangis
Aku lelah tersakiti
Aku lelah berbalut asa keindahan
Ya tuhan,,,
Kau lah yang maha kuasa
Mengubah cinta menjadi rindu
Mengubah cinta menjadi sayang
Mengubah rasa menjadi suka dan cita
Ya tuhan,,,
Insan ini tak mengerti akan cinta
Jua tak banyak mengerti akan ketulusan
Namun atas ijhinMu
Biar lah insan ini merengkuh cintanya
Sebagaimana cintaMu yang di impikan oleh setiap umatMu
Ya tuhan,,,
Ku hatur do'a padaMu
Berharap kau dengar kesah kesuhku
Karna kau lah sejatiNya tambatan hatiku selama ini
Dan padaMu lah teduh rinduku ber padu menyenandung
Senandung Rindu
By,,,Putra
Minggu, 18 Mei 2014
Puisi#Rasa Yang Ada
Harus kah semua janji tak bisa di tepati
Harus kah semua mimpi tak bisa di gapai
Harus kah semua cinta tak bisa di mengerti
Harus kah semua cerita cinta berakhir pedih di hati
Dengar lah kasih,,,
Ku bukan lah insan yang sempurna
Ku bukan lah insan yang ter nama
Ku bukan lah insan yang ter kaya
Ku bukan lah insan yang rupawan
Namun,,,
Ku punya hati
Sebagaimana insan lainnya
Ku punya cinta
Sebagaimana insan lainnya
Tak pernah ku ber harap banyak darimu
Mencintai
Menyayangi
Karna itu permintaan ter besar buatku
Namun hargai lah akan rasa yang ada untukmu ini
Rasa Yang Ada,,,
By,,,Putra
Harus kah semua mimpi tak bisa di gapai
Harus kah semua cinta tak bisa di mengerti
Harus kah semua cerita cinta berakhir pedih di hati
Dengar lah kasih,,,
Ku bukan lah insan yang sempurna
Ku bukan lah insan yang ter nama
Ku bukan lah insan yang ter kaya
Ku bukan lah insan yang rupawan
Namun,,,
Ku punya hati
Sebagaimana insan lainnya
Ku punya cinta
Sebagaimana insan lainnya
Tak pernah ku ber harap banyak darimu
Mencintai
Menyayangi
Karna itu permintaan ter besar buatku
Namun hargai lah akan rasa yang ada untukmu ini
Rasa Yang Ada,,,
By,,,Putra
Selasa, 13 Mei 2014
Puisi# Risalah Cinta
Lama sudah aku menantimu
Hingga rindu ber kurun bagai salju di gurun
Lama sudah aku menantimu
Hingga cinta ber mekaran bagai bunga di taman kalbu
Tahu kah kau,,,
Tiada hari tanpa menyebut namamu
Tahu kah kau,,,
Tiada hari tanpa menutur rindumu
Ku di simpuh dalam penantian cinta tak ber ujung
Ku di sekap dalam penantian cinta yang ter larang
Ya tuhan,,,
Salah kah cinta yang tumbuh mekar ini?
Salah kah cinta yang menghuni kekal melekat ini?
Salah kah pula insan ini memuja cinta dari umatMU
Ya tuhan,,,
Bila pun cinta adalah suatu ke pedihan yang mendalam
Tenggelamkan lah cintaku dalam lautan kasihMU
Agar sadarku akan kasih sayangMU lah yang abadi di dunia maupun akhirat nanti
Risalah Cinta Di Hati
By,,, Putra
Hingga rindu ber kurun bagai salju di gurun
Lama sudah aku menantimu
Hingga cinta ber mekaran bagai bunga di taman kalbu
Tahu kah kau,,,
Tiada hari tanpa menyebut namamu
Tahu kah kau,,,
Tiada hari tanpa menutur rindumu
Ku di simpuh dalam penantian cinta tak ber ujung
Ku di sekap dalam penantian cinta yang ter larang
Ya tuhan,,,
Salah kah cinta yang tumbuh mekar ini?
Salah kah cinta yang menghuni kekal melekat ini?
Salah kah pula insan ini memuja cinta dari umatMU
Ya tuhan,,,
Bila pun cinta adalah suatu ke pedihan yang mendalam
Tenggelamkan lah cintaku dalam lautan kasihMU
Agar sadarku akan kasih sayangMU lah yang abadi di dunia maupun akhirat nanti
Risalah Cinta Di Hati
By,,, Putra
Senin, 12 Mei 2014
#Puisi Rindu Ber Keranda Waktu
Senja dini hari menorehkan kembali cerita lalu
Hingga sadarku pun ber tanya-tanya pada penjuru kalbu
Sudah berapa lama menanti
Sudah berapa kali menangisi
Namun penjuru tetap membisu
Getar rasa pun tak mampu gemakan rindumu
Gelegar guntur pun tak mampu membuatnya luruh
Sebuah rindu kekal ber kerandakan waktu
Wahai sang pemilik rindu
Di manakah binarmu ber sembunyi
Lelah
Letih
Mengintai tirai ke gundahan di jiwa
Ada kah secebis nalurimu
Masih merinduiku
Ada kah sebait sapamu
Masih menyapaiku
Rasaku selalu ter sudut dalam tangis dan air mata
Rinduku pun meraung sendu memilu dan menyayat pedih
Hingga bisik hati kecil pun mengeja nama dan rindumu yang kekal ber keranda ini
Rindu Ber Keranda Waktu
By,,,,Putra
Hingga sadarku pun ber tanya-tanya pada penjuru kalbu
Sudah berapa lama menanti
Sudah berapa kali menangisi
Namun penjuru tetap membisu
Getar rasa pun tak mampu gemakan rindumu
Gelegar guntur pun tak mampu membuatnya luruh
Sebuah rindu kekal ber kerandakan waktu
Wahai sang pemilik rindu
Di manakah binarmu ber sembunyi
Lelah
Letih
Mengintai tirai ke gundahan di jiwa
Ada kah secebis nalurimu
Masih merinduiku
Ada kah sebait sapamu
Masih menyapaiku
Rasaku selalu ter sudut dalam tangis dan air mata
Rinduku pun meraung sendu memilu dan menyayat pedih
Hingga bisik hati kecil pun mengeja nama dan rindumu yang kekal ber keranda ini
Rindu Ber Keranda Waktu
By,,,,Putra
Sabtu, 10 Mei 2014
#Puisi : Insan Merindu
Sampai detik ini
Masih ku dekap dengan erat
Sampai detik ini
Masih ku abadikan dengan beragam warna tinta cinta di hati
Walau senja selalu ber lalu tanpa kata
Walau malam selalu memijak tanpa hibahnya
Senantiasa ku rawat luka dengan sunyinya
Sebagaimana rasa ter kuak dalam duka lara jiwa
Pada senja dini hari,,,
Membisik rindu penuh rintihan
Hingga sadar pun ber tanya-tanya tentangmu
Duhai insan yang ku rindu
Insan Merindu,,,
By,,,Putra
Masih ku dekap dengan erat
Sampai detik ini
Masih ku abadikan dengan beragam warna tinta cinta di hati
Walau senja selalu ber lalu tanpa kata
Walau malam selalu memijak tanpa hibahnya
Senantiasa ku rawat luka dengan sunyinya
Sebagaimana rasa ter kuak dalam duka lara jiwa
Pada senja dini hari,,,
Membisik rindu penuh rintihan
Hingga sadar pun ber tanya-tanya tentangmu
Duhai insan yang ku rindu
Insan Merindu,,,
By,,,Putra
Kamis, 08 Mei 2014
#Puisi : Getar Rindu
Jauh sebelum waktu ber lalu meninggalkanmu
Sering kali ku sapakan rindu pada sang bayu
Ber harap kau mendengar seruan dalam kalbu
Yang selama ini membuatku pilu
Kau,,,
Yang pernah hadirkan sejuta rasa di hati
Kau,,,
Yang pernah lukiskan warna-warni cinta di hati
Namun kini,,,
Kau menoreh luka yang kian menganga
Mampu kah diri untuk ber tahan
Sedang pedih kian menjalar
Mampu kah diri untuk mencinta
Sedang sembilu kian menyayat
Kau,,,
Yang ter amat jauh di sana
Ada kah getar rasa itu masih ada
Ada kah getar rindu menggema
Di antara waktu yang menyeruak cerita kita
Getar Rindu,
By,,, Putra
Sering kali ku sapakan rindu pada sang bayu
Ber harap kau mendengar seruan dalam kalbu
Yang selama ini membuatku pilu
Kau,,,
Yang pernah hadirkan sejuta rasa di hati
Kau,,,
Yang pernah lukiskan warna-warni cinta di hati
Namun kini,,,
Kau menoreh luka yang kian menganga
Mampu kah diri untuk ber tahan
Sedang pedih kian menjalar
Mampu kah diri untuk mencinta
Sedang sembilu kian menyayat
Kau,,,
Yang ter amat jauh di sana
Ada kah getar rasa itu masih ada
Ada kah getar rindu menggema
Di antara waktu yang menyeruak cerita kita
Getar Rindu,
By,,, Putra
Puisi#Cinta
Seiring silamnya senja
Semua telah membiarkan ber lalunya
Semua telah meninggalkan ber artinya
Semua telah meninggalkan cerita semata
Begitu pula kah denganmu
Begitu pula kah dengan sisi pasimu
Begitu pula kah dengan rasamu
Begitu pula kah dengan cintamu
Laksana jiwa pun meronta
Ber tanya tiada jawabnya
Ber tutur tiada artinya
Lantas sendu kidung pun tanpa nada cinta
Hening pun hanya ber taut air mata
Merapal do'a
Mengurai kalimah
Hingga hadiratNya memapah duka lara yang membahana
Alunan Kidung Cinta
By,,, Putra
Semua telah membiarkan ber lalunya
Semua telah meninggalkan ber artinya
Semua telah meninggalkan cerita semata
Begitu pula kah denganmu
Begitu pula kah dengan sisi pasimu
Begitu pula kah dengan rasamu
Begitu pula kah dengan cintamu
Laksana jiwa pun meronta
Ber tanya tiada jawabnya
Ber tutur tiada artinya
Lantas sendu kidung pun tanpa nada cinta
Hening pun hanya ber taut air mata
Merapal do'a
Mengurai kalimah
Hingga hadiratNya memapah duka lara yang membahana
Alunan Kidung Cinta
By,,, Putra
Selasa, 06 Mei 2014
Puisi : Jiwa Yang Kalah
Masih ter simak dengan syahdu
Saat mega mendung mengarak ke labu
Sehingga lembut pendar menggurat penuh pilu
Mengenang akan apa yang telah ber laku
Hanya sesaat kita ber sama
Lalu pergimu tanpa sepatah kata
Hanya sesaat kita ber sua
Lalu suaramu hilang tanpa nada
Duhai laksana ombak samudera
Terjang lah keras dan bekunya
Hingga hancur dan leburkan lah asa
Sebagaimana serpihan-serpihan permata
Menenggerai jiwa yang kalah
Jiwa Yang Kalah,,,
By,,,Putra Jogja
Senin, 05 Mei 2014
Puisi : Kisah Ber Madu Rupa
Selepas ke pergianmu
Apa lagi yang harus ku rangkum tentangmu
Selain dari pada kenangan musim lalu
Di mana kau dan aku saling mengisi hari lalu
Selepas ke pergianmu
Sunyi pun kerap ber bisik tentangmu
Tentang seorang kasih yang tak pernah tahu
Akan warta dan ke adaannya
Sekali pun lorong gelap gulita
Camar
Lautan
Masih ber padu menyingkap pada langit senja
Hingga sehteru gurun menggema di pusara
Seandainya rasa ada lah suatu ke kalan
Ku kan ukir namamu dalam hatiku
Hingga gulirnya waktu tak kan pernah mampu mencium aroma rasa tentang kisah ber madu rupa dalam tatanan inti hatiku
Karna kau telah menyatu dalam rasaku
Kisah Ber Madu Rupa,,,
By,,,Putra
Apa lagi yang harus ku rangkum tentangmu
Selain dari pada kenangan musim lalu
Di mana kau dan aku saling mengisi hari lalu
Selepas ke pergianmu
Sunyi pun kerap ber bisik tentangmu
Tentang seorang kasih yang tak pernah tahu
Akan warta dan ke adaannya
Sekali pun lorong gelap gulita
Camar
Lautan
Masih ber padu menyingkap pada langit senja
Hingga sehteru gurun menggema di pusara
Seandainya rasa ada lah suatu ke kalan
Ku kan ukir namamu dalam hatiku
Hingga gulirnya waktu tak kan pernah mampu mencium aroma rasa tentang kisah ber madu rupa dalam tatanan inti hatiku
Karna kau telah menyatu dalam rasaku
Kisah Ber Madu Rupa,,,
By,,,Putra
Minggu, 04 Mei 2014
Puisi : Cinta Dan Kasih
Bulan telah kembali mengambang
Bimbang gelombangku ber ombak dalam
Binar kejora nirwana menggelayuti bagai merejam malam
Bias sinar kasih ter pintal jauh menyeru lantang
Rintik gerimis menguak sepertiga malam
Rindu menakar dalam diam nan tenggelam
Rinai cinta mendayu sayu seiring gelegarnya guntur
Hingga kesah kesuh pun menyandang resah kalbu
Duhai apa yang mengganjal di dalam benak
Tak bisa kah ber henti sejenak
Tuk mengusik ke diaman sesaat
Duhai apa yang menyelubungi di dalam fikiran
Tak bisa kah ber henti sejenak
Tuk membisikan kelunya di jiwa
Ya tuhan,,,
Insan ini tak begitu mengerti akan sebuah cinta
Juga tak begitu mengerti akan kasih sayang
Namun insan ini hanya kembara hati yang telah lama menantikan cinta dan kasih dariMu seorang
Cinta Dan Kasih,,,
By,,,Putra Jogja
Bimbang gelombangku ber ombak dalam
Binar kejora nirwana menggelayuti bagai merejam malam
Bias sinar kasih ter pintal jauh menyeru lantang
Rintik gerimis menguak sepertiga malam
Rindu menakar dalam diam nan tenggelam
Rinai cinta mendayu sayu seiring gelegarnya guntur
Hingga kesah kesuh pun menyandang resah kalbu
Duhai apa yang mengganjal di dalam benak
Tak bisa kah ber henti sejenak
Tuk mengusik ke diaman sesaat
Duhai apa yang menyelubungi di dalam fikiran
Tak bisa kah ber henti sejenak
Tuk membisikan kelunya di jiwa
Ya tuhan,,,
Insan ini tak begitu mengerti akan sebuah cinta
Juga tak begitu mengerti akan kasih sayang
Namun insan ini hanya kembara hati yang telah lama menantikan cinta dan kasih dariMu seorang
Cinta Dan Kasih,,,
By,,,Putra Jogja
Sabtu, 03 Mei 2014
Puisi Iklhasku
Demi hari-hari yang mesti kau lewati
Rela di hatiku melepasmu pergi
Demi bahagiamu yang mesti kau petik
Ikhlas di hatiku melepas secarik mimpi
Karna tahuku mimpi itu tak kan pernah ber ujung ke pastian
Usah kau tanya mengapa?
Karna kita telah tahu jawabnya
Usah pula kau tanya cinta?
Karna cintaku yang begitu tulus menyayangi sepenuh jiwa
Demi sejalinan hari-hari bahagia yang telah menanti untuk kau petik
Relaku merawat perih untuk mewujudkan mimpimu
Di mana tak kan ada lagi sebuah fatamorgana dalam ke semuanmu
Karna ku yakin sejatinya cinta menanti untuk kau miliki sepenuhnya
Pergilah kasih,,,
Rengkuh lah duniamu dari balik sangkar kasih nan pengap ini
Raih lah segala cita yang ada di benakmu saat ini
Karna sejatinya bahagiaku bisa mengukir seulas senyummu nanti
Usah kau ingat sepenggal jiwa ini
Karna penggalan jiwa ini telah lama menepi
Usah pula kau ingat mimpi tentang kita
Karna mimpi itu telah jauh ku hempaskan
Biarlah diri sendiri di sini
Mengukir asa
Mengurai rasa
Hingga saat kau kembali melihatku dalam wujud yang sama
Iklhasku,,,
By,,,Putra
Rela di hatiku melepasmu pergi
Demi bahagiamu yang mesti kau petik
Ikhlas di hatiku melepas secarik mimpi
Karna tahuku mimpi itu tak kan pernah ber ujung ke pastian
Usah kau tanya mengapa?
Karna kita telah tahu jawabnya
Usah pula kau tanya cinta?
Karna cintaku yang begitu tulus menyayangi sepenuh jiwa
Demi sejalinan hari-hari bahagia yang telah menanti untuk kau petik
Relaku merawat perih untuk mewujudkan mimpimu
Di mana tak kan ada lagi sebuah fatamorgana dalam ke semuanmu
Karna ku yakin sejatinya cinta menanti untuk kau miliki sepenuhnya
Pergilah kasih,,,
Rengkuh lah duniamu dari balik sangkar kasih nan pengap ini
Raih lah segala cita yang ada di benakmu saat ini
Karna sejatinya bahagiaku bisa mengukir seulas senyummu nanti
Usah kau ingat sepenggal jiwa ini
Karna penggalan jiwa ini telah lama menepi
Usah pula kau ingat mimpi tentang kita
Karna mimpi itu telah jauh ku hempaskan
Biarlah diri sendiri di sini
Mengukir asa
Mengurai rasa
Hingga saat kau kembali melihatku dalam wujud yang sama
Iklhasku,,,
By,,,Putra
Jumat, 02 Mei 2014
Puisi Goresan Cinta
Lewat bibir mentari pagi
Menuang rasa ber tintakan ke emasannya
Warna
Warni
Menggores dalam lentikan jemari yang menghiasi altar cakrawala dini hari
Mungkin,,,
Tak selamanya mentari datang menyapa
Mungkin juga,,,
Tak selamanya mentari membangunkan dari lelapnya
Namun setiap kali embun menetes mengajakku untuk bangkit kembali
Lalu ku coba alunkan kidung meski tanpa cinta
Ku alun kan hati meski tanpa hibahnya
Ku alun kan kasih meski tanpa sayangnya
Ku alun kan resah meski tanpa tuannya
Laksana ombak menggelora mencela
Sejauh mana kah rasa akan kau bawa
Sedalam mana kah cinta akan kau puja
Dan sedimikian ini kah hasrat yang membara
Ber ujar kata tak ter bata
Ber puisi pujangga letih ber maya
Ber munajad cinta mabuk ke paya
Ber argumen lisan memuja nama
Hingga yang ter tinggal hanyalah goresan tak ber makna
Goresan Cinta,,,
By,,,Putra
Menuang rasa ber tintakan ke emasannya
Warna
Warni
Menggores dalam lentikan jemari yang menghiasi altar cakrawala dini hari
Mungkin,,,
Tak selamanya mentari datang menyapa
Mungkin juga,,,
Tak selamanya mentari membangunkan dari lelapnya
Namun setiap kali embun menetes mengajakku untuk bangkit kembali
Lalu ku coba alunkan kidung meski tanpa cinta
Ku alun kan hati meski tanpa hibahnya
Ku alun kan kasih meski tanpa sayangnya
Ku alun kan resah meski tanpa tuannya
Laksana ombak menggelora mencela
Sejauh mana kah rasa akan kau bawa
Sedalam mana kah cinta akan kau puja
Dan sedimikian ini kah hasrat yang membara
Ber ujar kata tak ter bata
Ber puisi pujangga letih ber maya
Ber munajad cinta mabuk ke paya
Ber argumen lisan memuja nama
Hingga yang ter tinggal hanyalah goresan tak ber makna
Goresan Cinta,,,
By,,,Putra
Kamis, 01 Mei 2014
Puisi Kerinduanku
Jauh sebelum hari ber lalu
Sering kali ku sapakan rindu
Kala senja menyilam
Kala bulan menghilang
Namun semua hanya semata-mata rindu yang ter curah dalam tarian mimpi di ujung senja soreku
Kelak jauhnya jarak yang membentang tidak lagi menjadikan penghalang
Antara dua rasa insan yang ber beda ruang
Atau pun waktunya
Ter untukmu yang jauh di sana,,,
Tetap lah dalam rasamu
Tetap lah dalam bahagiamu
Tetap lah dalam sejatinya dirimu
Kelak usai waktu yang kan datang menemukan kita kembali
Jangan pernah kau biarkan sedih itu menjadikanmu lemah
Namun niscayaNya akan membawa kita dalam jeda yang ber sama tuk menitih waktu yang ada nanti
Kerinduanku,,,
By,,,Putra
Sering kali ku sapakan rindu
Kala senja menyilam
Kala bulan menghilang
Namun semua hanya semata-mata rindu yang ter curah dalam tarian mimpi di ujung senja soreku
Kelak jauhnya jarak yang membentang tidak lagi menjadikan penghalang
Antara dua rasa insan yang ber beda ruang
Atau pun waktunya
Ter untukmu yang jauh di sana,,,
Tetap lah dalam rasamu
Tetap lah dalam bahagiamu
Tetap lah dalam sejatinya dirimu
Kelak usai waktu yang kan datang menemukan kita kembali
Jangan pernah kau biarkan sedih itu menjadikanmu lemah
Namun niscayaNya akan membawa kita dalam jeda yang ber sama tuk menitih waktu yang ada nanti
Kerinduanku,,,
By,,,Putra
Rabu, 30 April 2014
Puisi Seruan Cinta Seribu Luka
Memijar pasi mentari di atas ke labu
Menelaah secercah pada titiknya bias kasihmu
Selaksa rindu ber fitrah menderu dalam kalbu
Yang ber serikat di antara mega mendung
Bahasa hati mengalun mengeja tanya pada langit
Sudah kah dirinya dalam balutan sutera cintaMu
Sudah kah dirinya dalam naungan kasih ter suciMu
Atau kah aku harus mengitari setiap jejak yang dulu pernah ada
Di manakah dirimu duhai penjaga hati
Aku di simpuh menunggumu
Aku di himpit resahmu
Di manakah nadamu duhai penyejuk jiwa
Ada kah dirimu mendengarku
Ada kah dirimu memikirkanku
Seruan cinta seribu luka menganga tanpa haluan
Seandainya pergimu sebuah jawaban dari ke tidak ber sahajanya
Rela
Iklhasnya
Melepasmu untuk selamanya
Seruan Cinta Seribu Luka,,,
By,,, Putra
Menelaah secercah pada titiknya bias kasihmu
Selaksa rindu ber fitrah menderu dalam kalbu
Yang ber serikat di antara mega mendung
Bahasa hati mengalun mengeja tanya pada langit
Sudah kah dirinya dalam balutan sutera cintaMu
Sudah kah dirinya dalam naungan kasih ter suciMu
Atau kah aku harus mengitari setiap jejak yang dulu pernah ada
Di manakah dirimu duhai penjaga hati
Aku di simpuh menunggumu
Aku di himpit resahmu
Di manakah nadamu duhai penyejuk jiwa
Ada kah dirimu mendengarku
Ada kah dirimu memikirkanku
Seruan cinta seribu luka menganga tanpa haluan
Seandainya pergimu sebuah jawaban dari ke tidak ber sahajanya
Rela
Iklhasnya
Melepasmu untuk selamanya
Seruan Cinta Seribu Luka,,,
By,,, Putra
Senin, 28 April 2014
Puisi Gugur Setia Janji
Desah lembut semilir angin mengusik jiwa
Derai degup jantung sesakkan dada
Hanya keluh
Hanya diam
Di sudut hati yang kian rapuh
Gugur setia janji
Ter selerak di setiap terjal gulita
Tumbang kencana kokoh
Ter hempas bagai serpihan semata
Hingga yang ter sisa hanyalah nanar di ujung pilunya
Persinggahan ber harapkan mahligai hanya tinggal bahana
Penantian ber harapkan ke pastian hanya tinggal igauan
Lantas apa yang hendak di kata
Lantang seruan pun tak lagi kau dengar
Sesungguhnya,,,
Engkau lah yang menghadirkan kecamuk rasa ini
Sesungguhnya,,,
Engkau lah yang menumbuhkan harapan ini
Dan ke padaMu lah ku kembalikan pula
Gugur Setia Janji,,,
By,,,Putra
Derai degup jantung sesakkan dada
Hanya keluh
Hanya diam
Di sudut hati yang kian rapuh
Gugur setia janji
Ter selerak di setiap terjal gulita
Tumbang kencana kokoh
Ter hempas bagai serpihan semata
Hingga yang ter sisa hanyalah nanar di ujung pilunya
Persinggahan ber harapkan mahligai hanya tinggal bahana
Penantian ber harapkan ke pastian hanya tinggal igauan
Lantas apa yang hendak di kata
Lantang seruan pun tak lagi kau dengar
Sesungguhnya,,,
Engkau lah yang menghadirkan kecamuk rasa ini
Sesungguhnya,,,
Engkau lah yang menumbuhkan harapan ini
Dan ke padaMu lah ku kembalikan pula
Gugur Setia Janji,,,
By,,,Putra
Minggu, 27 April 2014
Puisi Sebait Do'a
Dengan alur nafasmu
Ku menitihkan langkahku ber sama desis angin rindu yang mencibir di kalbu
Hingga mentari tak luput dari sebagian secebis kerinduan ini
Meski tahuku jejak rindumu tak lagi ber tapak
Dalam butiran debu yang terbang dalam ke galauan
Aku masih ter jaga dari padamu
Aku masih ter ikat dari pada seiya untukmu
Desah nafas pun tak lekang dari pada namamu
Serempak dalam camar ber terbangan
Merajut mimpi di ujung langit
Menghias sutra ber manik nirwana
Mengukir satu kasih penuh kasih
Di sembari sebait do'a padaNya
Dan semoga esok kita bisa ber sama
Sebait do'a,,,
By,,,Putra
Ku menitihkan langkahku ber sama desis angin rindu yang mencibir di kalbu
Hingga mentari tak luput dari sebagian secebis kerinduan ini
Meski tahuku jejak rindumu tak lagi ber tapak
Dalam butiran debu yang terbang dalam ke galauan
Aku masih ter jaga dari padamu
Aku masih ter ikat dari pada seiya untukmu
Desah nafas pun tak lekang dari pada namamu
Serempak dalam camar ber terbangan
Merajut mimpi di ujung langit
Menghias sutra ber manik nirwana
Mengukir satu kasih penuh kasih
Di sembari sebait do'a padaNya
Dan semoga esok kita bisa ber sama
Sebait do'a,,,
By,,,Putra
Sabtu, 26 April 2014
Puisi Sang Cipta
Hujan turun laut memburu
Hati merintih ter tindih rindu
Hembus bayu samudera ber bisik syahdu
Hening pun murung layaknya arca seribu batu
Bisik lirih suara hiba senja kala
Bias kasih ter jerembab dalam lara
Binar lentera redup memintal
Bisik hati pun kian mengumbar cinta yang tak lagi mengkristal
Duhai sang cipta,,,
Bawa lah aku pada rinduMu
Bawa lah aku pada kasihMu
Bawa lah aku pada cintaMu
Hingga tak ada lagi fatamorgananya sebuah cinta
Melainkan cintaku padaMu seorang
Sang Cipta,,,
By,,,Putra
Hati merintih ter tindih rindu
Hembus bayu samudera ber bisik syahdu
Hening pun murung layaknya arca seribu batu
Bisik lirih suara hiba senja kala
Bias kasih ter jerembab dalam lara
Binar lentera redup memintal
Bisik hati pun kian mengumbar cinta yang tak lagi mengkristal
Duhai sang cipta,,,
Bawa lah aku pada rinduMu
Bawa lah aku pada kasihMu
Bawa lah aku pada cintaMu
Hingga tak ada lagi fatamorgananya sebuah cinta
Melainkan cintaku padaMu seorang
Sang Cipta,,,
By,,,Putra
Jumat, 25 April 2014
Puisi Cinta Ini
Setiap kata titihan jiwa
Ter urai ber sama air mata
Setiap bait puisi torehan lara
Ter ungkap ber sama rintihan sukma
Alunan ombak rindu yang menggelora tak lagi mampu ku halang
Alunan kidung cinta yang mendayu tak lagi mampu ku topang
Angan yang membayang tak lagi bisa ku tepis
Awan yang ber arak pun jua tak mampu ku kelabuhi
Andai waktu bisa mendamaikan rasa yang ber kecamuk ini
Tidak lah sesakit apa yang ku rasa saat ini
Andai waktu bisa membalik masa yang dulu
Tidak lah aku ke hilanganmu
Tuhan,,,
Jika cinta ini bukan milikku
Dengan dasar apa rindu ini menghuni ruang hidupku?
Tuhan,,,
Jika cinta ini bukan milikku
Dengan cara apa lagi aku menghapusnya?
Harus kah cinta ini ku bawa mati
Harus kah rasa ini ku bunuh saja
Hingga sakit
Hingga pedih tak pernah ku rasakan lagi
Cinta Ini,,,
By,,,Putra
Ter urai ber sama air mata
Setiap bait puisi torehan lara
Ter ungkap ber sama rintihan sukma
Alunan ombak rindu yang menggelora tak lagi mampu ku halang
Alunan kidung cinta yang mendayu tak lagi mampu ku topang
Angan yang membayang tak lagi bisa ku tepis
Awan yang ber arak pun jua tak mampu ku kelabuhi
Andai waktu bisa mendamaikan rasa yang ber kecamuk ini
Tidak lah sesakit apa yang ku rasa saat ini
Andai waktu bisa membalik masa yang dulu
Tidak lah aku ke hilanganmu
Tuhan,,,
Jika cinta ini bukan milikku
Dengan dasar apa rindu ini menghuni ruang hidupku?
Tuhan,,,
Jika cinta ini bukan milikku
Dengan cara apa lagi aku menghapusnya?
Harus kah cinta ini ku bawa mati
Harus kah rasa ini ku bunuh saja
Hingga sakit
Hingga pedih tak pernah ku rasakan lagi
Cinta Ini,,,
By,,,Putra
Kamis, 24 April 2014
Puisi Hadirmu
Hadirmu bagaikan angin
Lembut menerpa
Lirih menyapa
Laksanaku ingin mendekapmu
Hadirmu bagaikan senja
Menggelayut syahdu
Melantunkan rindu
Laluanku ingin tenggelam ber samamu
Hadirmu bagaikan bintang
Memancar indah
Menghiasi hati
Lisanku tanpa batas memujamu
Hadirmu bagaikan purnama
Menyibak tabir
Menoreh cerita
Lafasku tanpa henti mendo'a
Dan hadirmu ku jadikan pelipur lara hati
Hingga waktu memisahkan sukma dan raga ini
Hadirmu,,,
By,,,Putra
Puisi Iklhasku : Karya-Kembara Hati
Setibanya rintik gerimis senja
Lantang seruan seribu luka kian menganga
Selaksa gemuruh ombak samudera ber bisik pada lukanya
Di sebaris arakan awan yang kian pekat
Gertak hati pada ganasnya ombak yang mengikis tepian
Sebesar ini kah goresan yang harus ku terima?
Gertak hati pada luruhnya asa yang telah hamburan
Sedemikian ini kah getir pahitnya yang harus ku telan?
Wahai sang pemilik rasa,,,
Usah kau sulam lagi rasa pada kanvas hatiku
Usah kau jajakan lagi lembutnya kasih pada jiwaku
Karna hati dan jiwa itu serasa telah beku dan memaku
Sekali pun kejora nirwana melambai
Tak kan pernah ku memintanya lagi
Sekali pun kekal cinta ter patri
Senantiasa iklhasku akan melumatnya sendiri
Iklhasku,,,
By,,,Putra
Lantang seruan seribu luka kian menganga
Selaksa gemuruh ombak samudera ber bisik pada lukanya
Di sebaris arakan awan yang kian pekat
Gertak hati pada ganasnya ombak yang mengikis tepian
Sebesar ini kah goresan yang harus ku terima?
Gertak hati pada luruhnya asa yang telah hamburan
Sedemikian ini kah getir pahitnya yang harus ku telan?
Wahai sang pemilik rasa,,,
Usah kau sulam lagi rasa pada kanvas hatiku
Usah kau jajakan lagi lembutnya kasih pada jiwaku
Karna hati dan jiwa itu serasa telah beku dan memaku
Sekali pun kejora nirwana melambai
Tak kan pernah ku memintanya lagi
Sekali pun kekal cinta ter patri
Senantiasa iklhasku akan melumatnya sendiri
Iklhasku,,,
By,,,Putra
Rabu, 23 April 2014
Puisi Cinta Di Matamu
Kenangan ini,,,
Masih ku dekap erat
Hingga waktu pun tak kan mampu
Membuatnya berkarat atau pun retak
Kenangan ini,,,
Masih ku abadikan dalam lembaram hidupku
Hingga cerita kita ter sampul dalam usangnya rindu
Yang ber tuju padamu
Kenangan ini,,,
Masih ku selak dalam diary memori cinta
Hingga namamu selalu ku eja di antara puisi ke rinduan hati
Yang kerap menjelma di sudut altar cakrawala
Seandainya saja waktu menepati janjinya
Tidak lah hati sepedih ini
Seandainya saja waktu mempersuntingkannya
Tidak lah hati sesakit ini
Mungkin di matamu
Cinta ini tak ubahnya sepindar cahaya lilin
Yang ter amat redup di antara ribuan cahaya terang di sekitarmu
Namun di setiap pintaku padaNya
Ku pinta selalu menyala di hatimu
Kala cahaya yang lainnya telah mulai padam
Cinta Di Matamu
By,,,Putra
Masih ku dekap erat
Hingga waktu pun tak kan mampu
Membuatnya berkarat atau pun retak
Kenangan ini,,,
Masih ku abadikan dalam lembaram hidupku
Hingga cerita kita ter sampul dalam usangnya rindu
Yang ber tuju padamu
Kenangan ini,,,
Masih ku selak dalam diary memori cinta
Hingga namamu selalu ku eja di antara puisi ke rinduan hati
Yang kerap menjelma di sudut altar cakrawala
Seandainya saja waktu menepati janjinya
Tidak lah hati sepedih ini
Seandainya saja waktu mempersuntingkannya
Tidak lah hati sesakit ini
Mungkin di matamu
Cinta ini tak ubahnya sepindar cahaya lilin
Yang ter amat redup di antara ribuan cahaya terang di sekitarmu
Namun di setiap pintaku padaNya
Ku pinta selalu menyala di hatimu
Kala cahaya yang lainnya telah mulai padam
Cinta Di Matamu
By,,,Putra
Langganan:
Postingan (Atom)