Cari Blog Ini

Rabu, 31 Desember 2014

Puisi : Hadiah Luka Di Hati

Belum jua aku bisa menggapaimu
Namun kenapa?
Sayap cinta ini kau patahkan
Hingga kandas harapku kian mengendap di lautan asmaramu


Belum jua aku sempat menatapmu
Namun kenapa?
Kau menghilangkan jejakmu di antara barisan titi wangsa ini
Hingga lelah ragaku kian terkapar tak berdaya


Baru saja tahun kemarin
Saat di mana kau menjadikan hari jadimu
Menjadikan hari pertunangan kita
Menjalani kisah kasih yang seadanya
Hingga berulang kali aku menulis tentang kisah kita dalam puisi cinta terindah


Namun kini
Belum jua ada satu tahun kita bersama
Bahkan untuk mendengar sapamu saja aku tak pernah bisa
Apalagi aku datang dan mendekapmu
Mustahilah bagiku


Kau tahu
Aku merinduimu
Aku mengasihimu
Kau jua tahu
Aku slalu menangisimu
Dan kau jua tahu
Aku terjatuh dalam lembah kedustaan


Kau hanya diam di sana
Seolah kau tak pernah merasa
Di mana hati
Di mana sakit
Kau jua hanya terbahak
Seolah kau tak pernah berada dalam sandiwara ini


Tutur kata yang ku kagumi
Bak hikayat cinta terangung suteramu
Tak lain halnya sebuah tipu muslihat semata
Karna kau tak ubahnya seorang pemain sandiwara cinta


Aku tahu
Bahwa melepasmu
Tak semudah menghapus tinta di lembaran kertas
Namun kenapa kau goreskan cinta dalam kanvas hatiku?


"" Kau yang ku sebut adinda
Aku ucapkan terima kasih atas hadiah luka ini ""
( Putra Jogja )

Senin, 29 Desember 2014

Puisi : Air Mata Cinta

Haruskah aku mengenangmu din?
Haruskah aku mempertahan rasa ini din?
Haruskah pula aku menantikanmu din?

Kau tahu din?
Betapa hancur dan sirnanya cinta di hati
Betapa sakit dan pilunya hatiku saat ini

Kau sudah menjadi seorang pemenang
Di mana lakon ini kau rilis
Dan akulah insan yang kau jadikan korban kesenanganmu

Air mata ini akan slalu mengenangmu
Hingga habis beningnya meratapimu
Lalu aku hanya bisa merintih dalam ringkihnya relung hatiku


"" Air Mata Cinta ""
( Putra Jogja )

Sabtu, 27 Desember 2014

Puisi : Cinta Tak Bertepi

Di dalam keheningan malam
Ku sibak tirai di dinding kelam
Mengeja makna di balik tabir alam
Mengais pendar sisa di terjal gulita


Bahana menoreh pilu
Malam bagai siang menyekat
Serbuk bintang di langit menawan
Sedu sedan di rajah luka


Bisakah aku melupakanmu din?
Bisakah aku bertahan tanpamu din?
Bisakah aku berjalan tanpa iringanmu din?
Dan bisakah aku menepiskan rasa ini?


Kau tahu?
Aku menyayangimu
Aku menantimu
Aku meginginkanmu
Menyusuri likunya jalan hidupku


Namun ku tahu din,
Kau hanya sesaat bagjku
Kau hanya mimpi semata
Dan kau tak halnya sebuah cinta tak bertepiku


"" Cinta Tak Bertepi ""
( Putra Jogja )

Jumat, 26 Desember 2014

Puisi : Gejolak Jiwa

Aku jejaki purnama-purnama malam
Dalam gelap, terangnya
Namun jiwaku masih saja merasa tak berdaya
Walau tahuku semua ini adalah kenyataan yang harus ku terima


Seandainya saja waktu itu aku masih berada di tempat itu
Pastilah aku akan mengubah langkah kakiku
Seandainya saja waktu itu aku masih berada di alam sadar
Pastilah aku akan bangun dan berlari menjauhimu


Semua seakan-akan sempurna
Saat di mana aku kau buai dengan cinta
Hingga aku larut dalam khayalan rasa
Sesaat dilema membelenggukan satu nama


Seiring jalan kita lalui
Mengisi , mewarnai hari
Tak ada yang kurasa kurang
Semua telah kau penuhi


Entah kenapa?
Waktu yang ku anggap bersahaja
Ternyata malah menjerumuskanku dalam lembah sang nista
Di mana halnya getir, pahit menjelma lara


Dan semakin hari aku mengingatmu
Semakin pula rasa ini menyiksaku
Namun aku tak bisa tuk pungkiri semua itu
Karna hatipun masih berukir namamu


Fikirku tak ada habis-habisnya
Walau semua telah nampak di mata
Katapun telah jelas terlontar
Dan kenyataan itu juga telah kau sematkan


Inikah hadiah darimu?
Di mana tulusnya kau balas luka
Di mana kasihnya kau balas dusta
Di mana cinta kau balas air mata


Mungkin tak selamanya aku bisa menyayangimu
Namun ingatlah akan selamanya aku merindukanmu dengan gejolak jiwa yang ada



"" Gejolak Jiwa ""
( Putra Jogja )

Rabu, 24 Desember 2014

Puisi : Guratan Sendu Tentangmu

Sudah ku dengar
Tentang wartamu dalam peraduan
 Ketika deraian ombak samudera
 Bergulung di batas pendar
 Bersama nanarku sendiri
Tanpa balutan selembar daun
 Ataupun kain yang selayaknya
 Ku coba diri tuk merawat luka
 Yang telah kau goreskan di hati


Sudah kudengar
Bahasa tutur di hatimu yang
 Bersuarakan lantang dan hingarnya
 Tanpa sedikitpun hibahmu
 Menyerukannya


Usahlah kau ucap
Sebah dalam benakmu
 Karna sebahku lebih dari itu
 Usahlah kau ucap
Merintih di relung hati
 Karna sakit rintihku lebih dari itu


Bukan maksud ingin meninggalkan
 Hanya bimbang dalam keadaan
 Yang tak bersahaja
 Bukan maksud melepaskannya
 Hanya sekedar mengulur rasa
 Yang tak pernah terukur


Sebuah guratan takkan pernah bisa mewakili kesah/kesuhku
 Hanya saja waktuku tidak memihak
Kan ku ingat,
Kebaikanmu selama ini
 Kan ku kenang,
Artimu di dalam hidupku
 Dan kubawa ke penghujung waktuku




"" Guratan Sendu Tentangmu ""

 ( Putra Jogja )

Selasa, 23 Desember 2014

Puisi : Sirna

Jika cinta itu bukan untukku
Kenapa harus kau lukis namaku?
Jika sayang itu hanya bualanmu
Kenapa harus kau rajutkan mimpi itu?


Aku tahu,
Aku bukanlah seorang ternama
Aku tahu,
Aku bukanlah seorang sempurna
Namun aku sadar,
Siapa aku, dari mana asalku


Aku yang kini tak ubahnya sebuah debu di jalanan
Sesaat angin menerbangkan aku, entah kemana
Aku yang kini tak ubahnya lembaran usang di kehidupan
Sesaat kau robek , kau buang dalam bak sampah


Sesalku bukan berarti aku larut dalam cintamu
Melainkan aku salah menaruh hati
Sedihku bukan berarti aku larut dalam kasihmu
Melainkan aku sukar memaafkanmu saat ini


Mungkin takkan pernah kau temui lagi rasa itu
Karna rasa itu telah aku tenggelamkan di dasar nuraniku
Hingga sadarpun semua hanya dalam keterlambatan semata


"" Sirna ""
( Putra Jogja )

Jumat, 19 Desember 2014

Puisi : Alur Cerita Ini

Lebat hujan di taman pilu
Dinding bisu enggan berlalu
Derai waktu meliput kalbu
Lembar cerita menyeruak sendu


Mega mendung menyelimut sukma
Gemuruh guntur menggelegar getarkan jiwa
Hening renta mendayuh penjuru
Gelinjir waktu menembus suratan nan kelabu


Gontai langkah kelamnya memijak
Gejolak mengelonjak tepian tak berbisik
Gurauan memerih menyayat bathin tersedak
Gugusan hancur berkeping nan terisak

Ya Tuhan,
Ini kah takdhir dari sebuah cinta tak menyatu?
Ini kah takdhir dari sebuah cerita tak bermaknaku?
Atau kah ini hanya tipu muslihat seorang kasih yang ku rindu?


Bila kah benar,
Kan ku coba iklhaskan goresan luka ini
Di mana raga, sukmaku memilu nan mati
Tanpa arti pengorbanan cinta suciku


Ya Tuhan,
Jika badai dan lebatnya hujan ini bisa menghapuskan memori yang ada
Maka ijhinkanlah aku larut dalam alurMU
Karna aku yakin, bahwa alurMU adalah untuk kebaikanku



"" Alur Cerita Ini ""
( Putra Jogja )

Selasa, 16 Desember 2014

Puisi : Goresan Hati

Bertahta sudah resahku
 Selaksa kukuh menghuni
singgah sana
Kala hening mencoba menguraikan suratan
 Pada lembar yang telah ter tulis


Lamaku telah ter paku dalam kebisuan
 Berkecamuk pedih membahana lara
 Akan melonjaknya gelora rasa dari dalam kalbu
Kala hadirmu berlalu tanpa sepatah kata

Tergoyah hilang
Akal
 Cipta
 Rasaku
 Hingga ter ombang-ambing tak ber tepi
 Dalam luasnya samudera yang keruh
 Bercampur air mata seorang kasih akan goresan lukanya


Meskipun kerap ter tuang asa dalam sajak pedih
Namun tak jemu resahku mengaksarakannya
Sesekali derap harap menghilang di
 telan waktu
Namun tulus iklhasku menerima semua ini



"" Goresan Hati ""
 (Putra Jogja)

Senin, 15 Desember 2014

Puisi : Bukan Milikku Lagi

Luasnya tujuh samudera kasih sayangMU
Membuatku lelah dalam mengarunginya
Hingga lirih riuhku kian menyerukan
Lelahku tak ber ujung kepastian


Jujur saja ku akui
Hidupku terasa hampa saat ini
Meskipun hati telah menimang rasa dalam heningnya renta di titian malam


Harapan asaku mampu tuk hancurkan belenggu duka nestapa
Namun semua asaku
telah terpenggal oleh nestapa
Yang kian menjamah dengan nyayian malangnya sang pemuja cinta


Jujur saja ku akui
Meski temaramnya purnama selalu hiasi tepian hati
Namun dawai luka tak mungkin ku pungkiri akan tajamnya belati cinta dalam hati
Yang selalu membuka luka di setiap menitih langkah
Dalam gulirnya sang pemilik waktu


Jujur saja ku akui
Cinta yang indah itu bukan untuk celahnya hati ini
Meskipun canda dan tawanya membuai indah di dalam pelupuk mata
Hingga dengan canggungnya tepian suduku meteskan linangan bening dari samarnya ratapanku


Jujur saja ku akui
Jemari yang halus itu tak lagi terasa dalam jiwaku membentangkan mimpi
Hanya rasa pilu yang ku reguk selama langkah memijak
Kini hatiku tak lagi mendawaikan keindahan rasa
Hanya senandung kematian yang hingar
Hingga kerap gemparkan penjuru penantian panjangku



"" Bukan Milikku Lagi ""
(Putra Jogja)

Selasa, 09 Desember 2014

Penantianku Berujung Pedih

Saat lintas bayangmu hadir membelai malam
Aku ingin melihat apa yang bersembunyi di balik pekatnya
Namun sampai saat ini jiwaku selalu tersungkur mundur oleh tipu muslihatmu
Karna kau yang ku lihat ada serasa tak ada


Aku telah lama terperangkap dalam luka yang tak bertepi
Aku telah lama terlantar dalam sunyi dan sepinya yang tak bergeming


Hujan yang ku anggapkan dingin menusuk ke relung hati adalah rindu semata
Pelangi yang ku anggapkan indah mewarnai sudut hati adalah rasa sesaat
Embun yang ku anggapkan sejuk menawan sukma adalah resah berkecamuk
Mentari yang ku anggapkan lentera menerang berubah menjadi gerhana nan gelap


Penantianku yang tak pernah berujung ibarat punguk menantikan rembulan
Hanya diam dan diam bagai arca seribu batu
Dan akankah hari-hariku terus seperti ini?
Akankah ceritaku berakhir secepat ini?


Cinta dan sayang menggerogoti semaunya sendiri
Rindu dan benci berlomba ingin menang sendiri
Dan aku pun mulai tak sadar akan peristiwa ini
Karna rasa yang ku anggap madu menjelma racun yang kian menyeretku ke dalam kepedihan yang mendalam



"" Penantianku Berujung Pedih ""
( Putra Jogja )

Rabu, 26 November 2014

Dirimu Yang Telah Pergi

Mencintaimu,
 Bagaikan tangan menggenggam angin
 Namun tak pernah mampu untuk kusentuh
 Menyayangimu,
 Bagaikan tubuh memelihara duri
 Namun tak pernah mampu untuk kucabut
 Karna engkaulah duri yang terkenang selama ini


Meski sampai saat ini sakit ini
 Tidak pernah dapat terobati lagi
 Namun itulah sesungguhnya rasaku
 Terhadapmu selama ini
 Meski sampai saat ini rintih itu
 Semakin tertatih-tatih
 Namun itulah sesungguhnya ketulusanku
 Terhadap hatimu


Adakah hatimu merasa
 Adakah bathinmu melihat
 Adakah cintamu memandang
 Ataukah hilang rasa dalam dirimu


Kini,
 Aku hanya bisa menangis
 Kala jelma bayangmu melintas
 Kini,
 Aku hanya bisa bersedih
 Kala tahuku dirimu telah meninggalkanku




"" Dirimu Yang Telah Pergi ""
 ( Putra Jogja )

Senin, 24 November 2014

Dawai Cinta

Telah terkuak tabir tentang malammu
 Bahkan tiba dan pergimu
 Bagaikan denting dawai
 Sang dewi rembulan


 Selaksa sayup tak lagi terdengar
Sejuta bintangpun kian bertaburan
 Hingga menghiasi titik pasimu
 Bak sutera kahyangan bermahkotakan
 Manik manik nirwana
 Yang kian membius angan


Bisik kecilku pada kediamanku
 Pergilah dengan sesuka hatimu
 Tak lagi ku harap nyatamu
 Meski denting dawai merdu
 Mendawaikan keindahan rasa
 Dalam kesunyian sepenggal Jiwa




"" Dawai Cinta ""
 ( Putra Jogja )

Sabtu, 22 November 2014

Puisi : Binar Rindu

Desir waktu kian bergulir
 Memucat paras sang nawan
 Derai seketika tegup-tegup jantung
 Menuntun aksara sang pemilik lara


Pijak malam mengelabuhi hening
 Hasrat terpendam membeku di sendi
 Hingar menggelegar menggema
 Hujatan seruan seribu tanya kian melontar



 Haruskah ku patri rinduku di
dalam bilik hati?
Haruskah kusulamkan cinta di setiap palung jiwaku?



Tuhan,
 Bila benar binar rindu ini tak kan
 Ber tuan maka redupkanlah
 Bersama angan yang kerap
 membayang
 Di dalam purnama-purnama malam
 Agar hati tak lagi melayarkan mimpi dalam kesemuannya



"" Binar Rindu ""
(Putra Jogja)

Jumat, 21 November 2014

Senandung Kidung Rindu Kasih

Senandung kidung rindu kasih
 Selalu terdengar merdu hingga
 Seluruh penjuru kalbu berdansa di dalam
 Sepinya hati akan kepergiaanmu


 Dengan perihnya luka di dalam hati
 Deraian air mata tak kunjung henti
 Meskipun datangnya malam
 Membawakan indahnya bintang
 Dan terangnya purnama malam


 Tertegun jiwa tak mampu
 Tuk menggapai sebuah asa
 Torehan luka yang tersisa
 Tanpa senyum maupun tawa
 Tanpa cinta maupun kasih sayang
 Di dalam menitih gulirnya sang waktu


 Semua luka telah terlukis
 Menghiasi dinding hati akan
 Sirnanya harapan sekerdip mata
 Memangku renta dengan air mata
 Mereguk semua kesenduan rasa


 Semua bisikan dari dalam hati
 Selalu membuatku gundah
 Selembar kertas dan pena
 Sahabat sepiku dalam
 mengaksarakan
 Segenggam luka akan tajamnya sembilu yan
Telah menancap di dalam hati


 Semoga terangkaianya sajak-
 sajak ini
 Membuka pintu hatimu lagi
 Saat dirimu nanti membacanya
 Meresapinya, betapa rasa perihnya
 Selama kepergiaanmu dari sisiku



” Senandung Kidung Rindu Kasih ”
(Putra Jogja)

Rabu, 19 November 2014

Aksara Pilu Dari Dalam Kalbu

Gontai langkah memijak
 Kelamnya lembayung malam dalam
 Genggaman sunyinya malam serasa
 Kalbu di penuhi kehampaan


Meskipun hati telah
 mendendangkan
 Seribu nyanyian rindu namun kalbu
 Masih tetap terasa di penuhi
 Segumpal kegundahan terangkai
 Seruan sang bayu malam


Serpihan demi serpihan yang
 Selalu tertabur bersama isakkan
 Setiap tangis ku kemas ke dalam
 Sebuah bait-bait puisiku yang
 Selalu menjadi sahabat sepiku


Riuh pun kian lirih menyerukan tanya?
 Haruskah aksara pedih itu selalu tertulis dalam bait-bait puisi kesedihanku ?
 Sedangkan lentik jemari telah letih
Dalam mengaksarakan
 sebuah kepiluan kalbu selama ini



"" Aksara Pilu Dari Dalam Kalbu ""
(Putra Jogja)

Selasa, 18 November 2014

Sang Penghianat

Hadirmu bagaikan angin
Harunya deruan sang bayu malam
 Hingga sayup bisikan malam mengingatkan
 Hati yang telah ter gores luka
 Luka yang kian memar membahana
 Lara mengikis tepian relung hati


Sadar seketika hidupku
 Terasa sepi layaknya peti
 Setia menunggu kematian
 Tibanya hari akhir seseorang
 Di penghujung penantian


Tak lagi terasa dalam lidah
Manis
 Pahit
 Asam
 Asin



 Getirnya gelora rasa
 Dari dalam jiwa
Semua tertelan oleh dusta
 Semua terhapus oleh penantian
 Sang penghianat janji seiya sekata
 Sehidup dan sematimu


Dengarlah Kasih,
 Hidupku bagaikan karam
 Tanpa terangnya lentera
 Dan ramainya suara tawa
 Dari candamu yang pernah
 Mewarnai hari-hariku



"" Sang Penghianat ""
(Putra Jogja)

Senin, 17 November 2014

Luka Hati Aku Genggam Sendiri

Indahnya tirai senja telah merayap
 Dengan perlahan ke dalam dinding hati
 Indahnya sejarah silam tat kala
 Ter urai kembali di sela waktu
Terlena hati dalam buaian kidung rindu


 Gelora rasa serasa merajai
 seluruh isi kalbu
 Meskipun diri ini tak tahu art semua ini
 Secawan cinta kini telah mebuatku
 Mabuk kepaya di dalam gurauanmu


Kini aku hanya bisa menyulam hati
 Dalam rajutan asmaradhana
 Yang tlah terpenggal dalam pasungan
 Sang kekasih hati
 Hingga tegup jantung pun kian lirih
 Akan lukisan cinta dalam hati
 Yang menguruaikan kisah cinta


Luka memar yang harus ku genggam
 Meskipun kerap di sudut hatiku merintih
 Akan jalinan cinta yang tak terhias warna
 Seribu kebimbangan iringi langkah
 Yang telah terlalui dengan penuh air mata


Tirai indah pun kian memudar
 Mengukir seribu tanya yang melukiskan
 Keraguan akan adanya jalinan cinta
 Mampukah aku bertahan dalam jalinan cinta ini ?
 Haruskah diri ini larut dalam telaga cinta ?

 Biarlah luka hati ku genggam di dalam kesendirianku
Biarkanlah aku tapakkan langkah
di simpang jalan
Meskipun enggan menatap
Namun terpaksa aku melangkah
di titian-titian malam



"" Luka Hati Ku Genggam Sendiri ""
 (Putra Jogja)

Sabtu, 15 November 2014

Bukan Cinta Yang Salah

Bukan cinta yang salah
Hanya diri yang kurang memahami
Apa dan artinya cinta untuk kita
Maupun untuk orang lain


Bukan cinta yang salah
Hanya ketidak wajaran
Dalam diri yang telah dilema
Dari sebuah nafsu saling memiliki


Kasih,
Maafkanlah aku bila rasaku
Selalu mengusik kediamanmu
Kasih,
Maafkanlah aku bila rasaku
Selalu mengusik kebahagianmu


Semoga suatu saat nanti
Semua akan terbaca oleh hati kita sendiri
Karna teguh tulusku
Berpasrah pada sang padaNya
Di mana benih di tanamkan olehNya



"" Bukan Cinta Yang Salah ""
( Putra Jogja )

Jumat, 14 November 2014

Nafas Ter Iklhas

Ku puja rindu untukmu seorang
 Ku puji syukur untukmu sang kasih
 Kelak waktu mempersatukan jalinan
 Kasih sayang yang tumbuh di dalam hati


 Dambaku getaran nafas ter ikhlasmu
 Dengan alunan kidung merdumu
 Dekapi titik-titik senyapnya malam
 Dari kegundahan hati saat tak berada
 Di sampingmu wahai gadis pujaan


 Ter simpan lama rasa ini
 Tat kala tak karuan di buatnya
 Ter pendam lama rindu ini
 Tat kala luput terkapar
 Tiada daya untuk melawannya


 Duhai penjuru kutup bumi
 Dengarkanlah seruan senandung rindu
 Dari dalam relung hatiku
 Dan gemakanlah bersama alunan
 Deburan ombak rindu akan dirinya
 Yang berada di sebelah seberang sana



"" Nafas Ter Iklhas ""
 (Putra Jogja)

Kamis, 13 November 2014

Duri Dalam Sepi

Semilir angin membuwatku
 Selalu hanyut dalam lamunan
 Silih berganti sunyi dan ramaiku
 Seiring bergulirnya sang waktu


Diamku bagaikan arca dengan
 Di penuhi seribu bisu di sela
 Sang waktu yang kerap
 Mempertandingkan antara
 Sepi dan ramaiku


Andai saja
Aku terlahir dari tetesan
 Air matamu pasti ku kan selalu
 Ada di pipimu hingga matipun
 Akan berada di dalam pangkuanmu
Dan seandainya
Engkau terlahir dari tetesan
 Air mataku ku kan bendung
 Air mataku dengan harapan tak
 Akan ada tetesan air mata yang
 Akan jatuh dan hilang dari hidupku


Andai saja engkau tahu
 Jauh di dalam sudut hatiku masih
 Ada sebagian naluriku yang
 Sebagian habis termakan masa
 Masa yang berbalut keindahanmu
 Yang selalu berkata…
Engkaulah duri di dalam sepiku
Hingga sunyipun selalu
 Hinggapi malam-malamku
 Dengan menyerukan tembang
 Merana sang pencinta dalam kesunyian
 Yang berkepanjangan


Kalimah demi kalimah telah
 Ku lantunkan dan sirat ke dalam puisi
 Kesedihan meskipun tak seindah
 Karya puisi ternama yang selalu
 Kau puja selama ini


Semoga dengan aksara ini
 Engkau akan tahu pahit dan
 Getirnya rasa ini
Sunyi dan sepinya hati ini
 Saat tak berada di dekatmu
 Sang jelita



"" Engkaulah Duri Dalam Sepiku ""
(Putra Jogja)

Senin, 03 November 2014

Lantunan Kidung Cinta

Di saat bayangmu menghampiri malamku
Takkan ada kataku yang mampu melafas
Melainkan hanya ada satu kataku
Bahwa aku sangat menyayangimu

Takkan ada lagi yang mampu menggantikanmu
Takkan ada lagi yang mampu menyinggahi
Ruang
Dan singgah sana

Sesekali membayang jelma bidadaripun
Takkan mampu lunturkan asa di penghujung hidupku
Sesekali membayang jelma dewi malampun
Takkan mampu luluhkan peluh di keterbatasannya
Yang kau miliki saat ini

Duhai sang kekasih…
Adakah aku lancang mendambakanmu
Adakah aku tak pantas bila mengagumimu
Adakah aku hina menyayangimu
Adakah aku tak wajar mengikrar sumpah setiaku ini

Katakanlah kasih
Tegurkanlah kasih
Agar tulusnya kasih ini melega
Agar kidung ini melantun mendayu
Dengan senandung merinduimu


"" Lantunan Kidung Cinta ""
( Putra Jogja )

Sabtu, 01 November 2014

Hati Yang Sakit

Sinar kasihmu masih kerap membias nyata
 Laksana hati ingin mencari titik pasimu
 Meski hanya sesaat pintalmu
 Lalu hilang dihempas angin



 Entah,
 Kemana lagi harus kusapakan rindu ini
 Sedang arahpun tiada bertuju
 Entah,
 Kemana lagi harus kuserukan
 Sedang penjurupun terdiam membisu



 Mungkinkah?
 Semua kenangan itu tinggalah cerita belaka
 Mungkinkah?
 Semua kebersamaan itu tidak akan pernah terulang kembali



 Kasih,
 Jikalau ini suatu keputusanmu
 Biarlah kan ku bawa pergi jauh rasa ini
 Meski sakit hati yang harus ku tanggung penuh sembilu



"" Hati Yang Sakit ""
( Putra Jogja )

Jumat, 31 Oktober 2014

Rindu Kasih

Lentik jemari telah lukiskan
 Sang dewi rembulan malam
 Sejenak mata terbuai lelap
 Akan paras pesonanya yang
 Sangat terlihat meronanya


Teduh mata berseri wajah
 Akan cinta yang telah menjamah
 Di dalam sanubari dengan perlahan
 Dan menghembuskan
 Nafas ter iklhasnya


Gemintangnya purnama malam
 Membuka sejuta lembar kenangan
 Yang sangat mengesankan
 Dan masih menggumpal
 Bersama serpihan-serpihan
 Di dalam relung hati


Ku puja rindu kasih di sepanjang waktuku
 Dengan segenap ketulusan hati
 Meskipun kian samar dan tak bertapak
 Seiring bergulirnya waktu


"" Ku Puja Rindu Kasih ""
(Putra Jogja)

Rabu, 29 Oktober 2014

Kenangan Tentangmu

Usai waktu kita lalui bersama dalam berbagai canda dan tawa
Usai waktu kita tempuhi bersama dalam berbagai suka dan duka
Namun semua telah berlalu begitu saja tanpa setapak jejak
Maupun sepatah kata dari kefatamorganamusekarang


Pernahkah kau ingat akan sumpahmu
Pernahkah kau ingat akan tuturmu
Tidakkah kau menyadarinya
Bahwa tergerai jiwaku di hujani kepedihan
Tidakkah kau merasakannya
Bahwa sendu senandungku di hujami keresahan


Kau yang pernah mengisi hampanya ruang hidupku
Kau yang pernah memberi pelangi di ratapan vananya
Hingga camar berterbangan mengarak warta kebahagiaan
Yang tak pernah terdapati lagi meski hati mendawaikan keindahan
Sebuah rasa dari kedalaman


Kenangan ini akan selalu tersampul dalam lembar kehidupan
Kenangan ini akan selalu terukir dalam setiap sudut gelap dan terangnya
Hingga akhir nanti dimana malaikatNYA menjemput sepenggal
Jiwa terasing ini


¤¤¤ Kenangan Tentangmu ¤¤¤
 by, Putra Jogja

Minggu, 26 Oktober 2014

Tak Mungkin

Bagaimana mungkin aku bisa menghapus raut wajahmu
 Bila di setiap sudut malam jelma bayangmu selalu membinar
 Di bawah temaramnya purnama
 Bagaimana mungkin aku bisa menghapus namamu
 Sedangkan isyarat fikir ini selalu ter ukir indah namamu


 Seiring gulirnya sang waktu
 Rentaku hanya bisa mendayuh pilu
Kala menyilamnya sosok pelipur lara di dalam tepian relung hati
Yang kian serasa rapuh


 Duka lara hati tak mungkin ku pungkiri
Meskipun kerap derain air mata mengisak tangis
 Ketika hati tak lagi mampu untuk menyimbabnya


 Dengan sebuah pena dan selembar kertas ku aksarakan semua bisikan
 Sehingga bait-bait puisi selalu ku jadikan tempat penampung
 Kegundahanku selama ini
 Semoga dengan aksaraku ini
 Engkau bisa peka terhadap rasa
 Sehingga jiwa yang di rundung pilu dapat
 Engkau sambangi bersama sejuta ribaan kasih sayangmu


"" Tak Mungkin ""
( Putra Jogja )

Jumat, 24 Oktober 2014

Bunga Dalam Hati

Lama sudah aku memujamu
Hingga mekar bunga cinta
Di dalam hati yang kian menorehkan
Tentang berharganya sosok sang pujaan hati


Seberkas sesal telah ku torehkan
Ke dalam bait-bait puisi renunganku
Yang telah ter urai di keheningan malam
Tentang hati yang telah di rundung
kepiluan


Malam yang seakan temaram
Namun berakhir dengan kelam
Ku isakkan tangis yang telah
Menjahanamkan keheninganmalam
Senyum yang kian musam akan
Sunyi yang slalu menghampiri
Hingga duka lara hati tak mungkin
ter pungkiri
Di kala bunga masih bersemi
Di dalam hati


Redupku mungkin tak pantas
Mengharapkan terangnya lentera
Riuhku pun mungkin tak pantas
Menyerukan kalimah-kalimah
Keindahan cinta


Apalah arti indahnya langit malam ini
Tanpa indahnya bintang
Yang bertaburan dengan
Sejuta warna keindahan
Apalah arti seribu kata cinta dariku
Sedangkan di luar sana
Banyak para pujangga yang
Melantunkan sajak sajak keindahan cinta
Yang telah di persembahkan
untukmu


Dengarlah kasih,
Aku bukanlah seorang saudagar
Yang mampu mempersembahkan
Megah dan indahnya filla untukmu
Aku hanyalah insan biasa
Yang hanya mampu membangun
Gubuk kecil di lereng bukit yang
Penuh kensunyian


Biarkanlah ku tuntun langkah ini
Di likunya jalan hidupku
Meskipun kerap tertatih dan di tikam
kesunyian yang tiada henti menghampiriku
Kini aku hanya bisa berharap
Dan terus berharap akan adanya
Sosok panama di penghujung waktuku nanti
Hingga kegersangan benar-benar
Aku rasakan



” Bunga Dalam Hati ”
(Putra Jogja)

Kamis, 23 Oktober 2014

Nyanyian Sendu

Seraut tirai senja menyapa penuh duka
 Hanya kenangan pahit yang menyulam bara
 Segenggam perasaan sepertikata
 Yang tlah terpatahkan akan sebuah haluan
Renta kian mendayung dalam kelemahan
 Rinai senja pun masih terlihat disana

Dengarlah kasih,
Engkau lah duri dalam sepiku
 Engkau lah anggan yang tak terbaca hati
 Biarlah kisah tergulir bersama waktu
Biarlah luka tergurit sendiri
 Kala senyum terkapar tak bernyali
 Kala senja menjemput kepedihan
 Dalam hati insan ini


Semua terasa hampa
 Semua terasa hilang
 Semua tertulis dalam keranda waktu
 Sayup bumi pun menyerukan nyanyian sendu


"" Nyanyian Sendu ""
(Putra Jogja)

Selasa, 21 Oktober 2014

Ketulusan Hati

Harus berapa kali lagi
 Hatimu kan ku ketuk
 Hingga dirimu benar-benar
 Mendengarkan rintihan hati
 Sang pengagung cinta


Lunglaiku tak mungkin ber kaca
 Menghias hati selagi
 Lelahku masih mengharapkan
 Manisnya secawan madu rasa
 Dari aroma rasa sensasi kalbumu


Meski hadirmu hanyalah
 Sebuah pemacu hariku namun
 Semerbakmu menjadikan
 Sebuah pondasi yang kokoh
 Di sepanjang masa


Kasih,
Bila datangmu tak kan pernah kekal
 Biarkanlah ku ukir namamu di dalam
 Bilik dinding hatiku
 Ber hiaskan ke tulusan hati
 Dari sang pemuja cinta


"" Ketulusan Hati ""
(Putra Jogja)

Senin, 20 Oktober 2014

"" Nostalgia Cinta ""

Hendak kemana lagi
 Aku harus mencarimu
 Hendak kemana lagi
 Aku harus menanyakanmu
 Sedang simpang jalanpun
 Semakin enggan untuk menatap


Dapatkah aku menepis bayangmu lagi
 Meski hanya sekedar untuk
 Menawar rasa ini
 Dapatkah aku menyapamu lagi
 Meski hanya sekedar untuk
 Memastikan rindu ini


Wahai sang malam
 Senandungkanlah rindu ini teruntuknya
 Agar rindu ini tidak berkepanjangan
 Wahai sang bayu
 Bisikkanlah nostalgia cinta ini teruntuknya
 Agar aku tidak lagi menjadi seorang musafir cinta
 Yang merana karena cintanya



“” Nostalgia Cinta “”
( Putra Jogja )

Minggu, 19 Oktober 2014

Rasa Yang Terbenam

Seharusnya aku resapi dulu
 Sebelum aku menginginkanmu
 Seharusnya aku ratapi dulu
 Sebelum aku menempatkanmu


Mustahil bagiku,
 Jikalau harus bintang yang kujadikan penghias hatimu
 Mustahil bagiku,
 Jikalau emas permata yang kujadikan pelamar hidupmu


Kasih,
 Bukan niatku untuk menyakiti
 Hanya inginku membenamkan rasa
 Yang pernah singgah di dalam bilik hatiku
Kasih,
 Jikalau suatu saat engkau tidak lagi bisa melihatku



 Usahlah engkau tanyakan kembali
 Karna jauh sudah rasa telah kutepiskan
Bersama nanar
 Bersama air mata


 Birunya rindu ini kan kucoba
 Untuk mengiklhaskanmu
 Meskipun hati yang harus didera lara
 Yang tak pernah kunjung sembuh



“” Rasa Yang Terbenam “”
By, Putra Jogja

Sabtu, 18 Oktober 2014

Kenangan Bersulamkan Bara

Haruskah semua janji tak bisa di tepati?
Haruskah semua mimpi tak bisa di gapai?
Haruskah semua pertemuan berujung perpisahan?
Haruskah semua cinta berakhir dengan kesedihan?


Duhai apa yang sebenarnya merasuki dalam jiwa
Tak bisakah kau kembali pada asalmu berada
Aku lelah kau tawan
Aku lelah kau kelabuhi


Siang, malam telah kau renggut dariku
Hingga enggan mataku tuk membuka pintu
Hanya untuk melihat apa yang kian berlaku
Sesampainya hati harus menutup bagai batu


Maafkanlah aku yang harus melupakanmu
Walau dengan berat hati harus menangisimu
Karna aku sadar, bukanlah sesiapa untukmu
Sekarang, nanti, dan selamanya


Usah kau tanya mengapa?
Karna kau telah tahu jua jawabnya
Usah pula kau tanya tentang rasa itu?
Karna rasaku yang begitu tulus menyayangimu
Namun apa?
Sampai matipun, aku takkan melupakan
Perihal gadis penggores hati yang kian membawaku dalam lembah kehampaan


Jujur saja ku akui,
Berat, sulit untukku menerima semua ini
Namun apalah daya dan upaya ini
Kau pun kini telah berlalu, bersama bayangmu
Dan yang tinggal saat ini hanyalah kenangan bersulamkan bara dalam hati


Gubahan puisi perihku
( Putra Jogja )

Selasa, 14 Oktober 2014

Pergilah

Jika engkau ingin pergi
Pergilah dengan sesuka hatimu
Pasrah hati penuh duri menganga dalam kalutnya bara
Hingga tak kuasa menahan pergimu
Namun aku tahu
Aku bukan seorang insan ternama

Jika engkau ingin pergi
Pergilah dengan suka rela
Meski tak kuasa menahan langkah setiap
tapakmu
Namun aku sadar
Aku memang bukan pilihanmu


Biarkan aku sendiri
Berdiri di tepian hati
Mengais sejuta harap
Meski kini aku telah sekarat
Sendiri dan mati


"" Pergilah ""
( Putra )

Senin, 13 Oktober 2014

Diary Cinta

Selepas kepergianmu
Sunyi ini kian terasa menari-nari di relung kalbu
Sesekali malam tak jua luput mencengkam jiwaku
Serbuk bintang dan purnama seakan telah berlalu
Sekelumit rindupun mulai menggebu di antara kembaraku



Selepas rinai hujan merindu
Satu persatu lembar diari masa lalu mulai kubuka
Sekalipun itu hanya sebuah nama yang bertata
Sekedar hati untuk mengenangmu



Sebuah lembaran demi lembaran kian usang berdebu
Seiring airmata genangi masa lalu tanpa bayangmu
Dalam rajutan mimpi yang tak lagi berpangku
Dan telah terkulai layu



Terima kasih sang puan
Atas kenangan yang telah engkau hadirkan
Di setiap lembaran diari cinta ini


"" Diary Cinta ""
( Putra Jogja )

Minggu, 12 Oktober 2014

Riwayat Cinta

Derai waktu menabir tirai
Tersentak jauh sukma melayang tak bertepi
Penggalan cerita pun telah teretas di akhir memori dini hari



Deruan angin menjabar sejuta makna
Gemuruh berguguran rasa seiring kedukaan jiwa
Di bawah alam kesadaran kisah cinta telah tertinggal



Riuh lirih alunan ombak bergemericik
Rindu tercipta tanpa bertuan kemudian
Riwayat cinta itu pun harus berakhir dí sini



Riwayat Cinta Berakhir Di Sini
By, Putra

Sabtu, 11 Oktober 2014

"" Sembilu Dalam Hati ""

Mencintaimu yang tak ingin di miliki
Ibarat tangan menggenggam angin
Hanya bisa ku rasakan
Namun tak kan pernah bisa untuk ku sentuh
Menyayangimu yang tak ingin di sanding
Ibarat hati menawan sembilu
Hanya bisa ku abadikan
Namun tak kan pernah bisa untuk ku lepas


Entah,
Sampai kapan rasa ini akan ku bawa?
Sampai kapan kasih ini akan ku pertahankan?


Duhai kembara,
Bawalah pergi jauh-jauh hasrat yang ada ini
Hingga tak sedikitpun adanya tersisa mempengaruhi
Karna rasa yang tak semestinya hanya akan membuat pedih
Bila kah ada yang akan tumbuh di pinggiran hati
Biar lah aku dalam sendiriku bersandingkan dengan sembilu ini

Sembilu Dalam Hati
By, Putra

Sabtu, 04 Oktober 2014

"" Torehan Jiwa ""

Dalam terjal gulita malam
Ku seru beribu tanya tentangmu
Bahkan dalam peraduan malampun
Ku alunkan kidung kerinduan hati terhadapmu


Seandainya dirimu mendengar kesah kesuh jiwaku
Betapa tak kuasanya diri menahan rindu
Seandainya dirimu melihat geliat sendu tangisku
Betapa tak kuasanya diri menahan derasnya air mata


Tak ada lagi kata yang mampu menyanggupkan
Untuk merangkum diary cinta tentangmu
Tak ada lagi rasa yang bisa menawarkan
Untuk menggantikan sosok sepertimu
Karna dirimu telah abadi di hati


Di setiap lafas do'a pun selalu berpinta
Semoga bahagiamu kelak terdapati
Meski ke bahagiaan itu bukan tercipta untukku
Namun bahagiaku pernah mengenalmu
Duhai gadis penghias hati


Jika suatu saat nanti
Pesan hati ter urai di beranda mayamu
Jangan pernah kau hujat pilunya torehan jiwaku
Karna sampai detik ini rindu itu masih milikmu


"" Torehan Jiwa ""
( Putra Jogja )

Sabtu, 27 September 2014

Rasa Yang Ada

Saat bulan kembali temaram
Wajahmu mulai menawan
Senyum manjamu membuatku hanyut dalam lamunan
Hingga aku pun larut dalam pesonamu


Saat aku mendapatimu
Ada yang ganjil dalam perasaanku
Entah ini benar atau tidak
Namun aku berharap ini adalah rasa yang sebenarnya
Karna aku yakin dengan sebuah hati


Sayang,
Lihatlah aku yang selalu merindukanmu
Lihatlah aku yang selalu menunggumu
Jarak dan waktu kita memang berbeda
Namun jarak bukanlah penghalang
Namun waktu bukanlah aturan yang menyekat
Karna dengan adanya adalah suatu ujian kita


Sayang,
Aku ingin sesekali mendekapmu
Memeluk erat tubuhmu
Membisik lirih di telingamu
Dan aku ingin berkata , aku sayang sama kamu


Waktu demi waktu yang ku lalui
Masih seperti biasanya
Berbayang wajah ayumu
Berbalut rindu kasihmu
Sesekali puisi menjadi penuang rinduku


Matahari yang terbit
Tak luput dari kerinduanku
Bintang yang bertaburan
Tak luput dari kasih tulusku
Dan bulan yang melambai
Tak luput dari cinta suciku
Semoga waktu cepat berlalu
Karna aku tak lagi sanggup menahan rindu ku padamu


"" Rasa Yang Ada ""
( Putra Jogja )

Minggu, 14 September 2014

Puisi : Sang Pemilik Tahta

Dentuman guntur menggelar dengan keras
Menyerukan langgam tembang ratapan unggkapan
Para punggawa-punggawa malang
Di dalam rontangnya buana


Hening renta mengarak pilu
Dalam vananya semesta alam
Yang telah menabur duka dalam
Hidup insan di muka bumi
Hanya bisa meratap sendu
Di dalam menitih haluan hidup


Terpenggal asa dalam
pasungan
Teragisnya tatanan alam raya
Duka lara santapan setiap
Detiknya waktu yang bergulir
Dengan tumpahnya darah
Di dalam tanah bumi pertiwi


Torehan pilu di atas lembar
Tinta bercampur tetesan air mata
Merah putih di landa darah
Menjalar perih terangkai
Tanpa tawa , canda dan gurauan
Di penghujung kutub bumi


Sisa nafas menuntun langkah
Sejenak berteduh dalam ufuknya
Yang telah membutakan mata
Sebait puisi terangkai
mengenang
Suramnya suratan takdir ini


Amaran demi amaran dariNYA
Telah mereka resapi dan pahami
Mencoba diri menghibur hati
Menanti suara
syahdu dari
Sang pemilik tahta yang
Singgah di atas sana


Rintihan mendayu duka kalbu
Rebah jiwa musam senyum
Riang tak terjamah mengakhiri
Ratapan sayu dari sebuah
Resah yang membelenggu dalam relung sukma


Tuhan :
Pabila hari ini tertumpah darah
Dalam gersangnya suryaMU
Ku kan belajar menitih haluan
hidup
Di penghujung waktuku
Pabila ribaanMU masih
Tergenggam ku kan pasrah
Di dalam genggaman
jagadMU


"" Sang Pemilik Tahta ""
( Putra Jogja )

Jumat, 12 September 2014

Puisi : Gelora Rasa

Harus ke mana lagi
Puisi cinta ini ku postkan
Hingga kau bisa membaca , mengerti
Persandingan malamku dalam keresahan


Berbagai jaringan sosial
Puisiku berbait tentangmu
Bahkan blog pun berposting tentangmu
Tentang sosok gadis pembawa cita


Ku tak pernah berharap lebih darimu
Melainkan kasih sayangmu semata
Ku tak pernah berharap bintang , bulan
Melainkan keberadaanmu di sisiku


Kasih,
Janganlah pernah lelah
Ataupun letih menemaniku
Karna kau lah gelora rasa yang ada
Bak samudera tanpa reda



"" Gelora Rasa ""
( Putra Jogja )

Selasa, 19 Agustus 2014

Do'a Ku

Teriring do'a
Ku rela melepaskan kepergianmu
Karna ku tahu akan cintamu yang bukan lagi untukku


Teriring do'a
Ku rela menenggelamkan cintaku
Karna ku tahu akan kasihmu yang bukan lagi untukku


Bukanlah maksut di hati tuk meninggalkan     jalinan kisah kita
Bukanlah pula maksut di hati tuk melupakan kenangan kita


Namun,
Siapa yang mulakan keretakkan semua ini?
Kau dan aku menjadi berantakan
Hingga air mata yang ku simpan selama ini tak lagi bisa terbendung lagi


Apalah arti pertemuan kita?
Apalah arti cerita kita?
Takkan pernah kau tahu
Seperti apa pedih yang ku rasa
Seperti apa luka yang ku balut
Seperti apa remuknya hati yang kau hancurkan



Lantas,
Masih pantaskah kau tanyakan keadaanku?
Masih pantaskah kau tanyakan kebahagiaanku?
Masih pantaskah kau tanyakan semua itu?


Padamu perempuan yang hari ini telah ku dengar suaramu
Tak ada sedikitpun kebencianku terhadapmu
Tak ada sedikitpun dendamku terhadapmu
Tak ada sedikitpun niatku tuk mengusikmu lagi
Melainkan hanya sebuah do'a teriring kepergianmu
Semoga kau bahagia dengan kehidupan masa kini


Do'a ku,
By,,, Putra Jogja

Selasa, 05 Agustus 2014

rindu ini

setiap kali engkau hadir
selaksa rindu hadir membelai senja
setiap kali engkau hadir
selaksa rindu hadir menawan jiwa

namun siapa yang tahu akan kerinduan ini
dirimu yang dahulu kuanggap pelipur lara
kini tiada halnya sebuah kenangan usangku
dirimu yang dahulu kuanggap pelita jiwa
kini tiada halnya sebuah api yang mengobarkan amarah di setiap sudut hati


jingga senja soreku
adakah getar rasa itu masih melekat pada hatinya
adakah getar rasa itu masih menggema pada kediamannya
ataukah kisah ini harus berhenti sampai disini


rindu ini,
( putra jogja )

Selasa, 15 Juli 2014

#puisi : kisi-kisi rinduku

Bagaikan gerhana yang tiada kunjung beranjak pergi
Dari dalam jiwa
Bahkan tiada pernah sedikitpun terlupakan
Meski lenaku kerap terjamah oleh kesunyian malam
Hingga kasihpun telah memutih
Diantara rerantingan hati
Dengan sejuta rupa jelma mewujudmu



Sungguh,
Tiada pernah aku rasakan sebelumnya
Tiada pernah aku bayangkan sesudahnya
Namun
Sungguh tiada taranya kasih
Yang pernah engkau sajikan
Di beranda hidupku ini


Kau,
Yang selalu menari-nari bersama
Dengan kerlipnya kejora sang nama
Kau,
Yang selalu mengajak lamunku
Untuk berbincang dalam peraduan
sang malam


Meskipun letihku merangkul sepi
Namun alangkah bahagianya diri ini
Kala cinta itu pernah kumiliki
Dengan keterbatasannyajarak yang membentang


Engkaulah,
Bidadari penyeri sunyiku
Engkaulah,
Bidadari pelipur duka laraku
Engkaulah,
Bidadari penabur kasih di sela-sela waktuku
Yang kini kian serasa rapuh
Bersandingkan kepiluan hati


Kisi-kisi rindu laksana menghela
Seandainya getar nurani terajut kembali
Ku ingin kembalikan rindu itu
Sebagai kerinduanku padaNya seorang



"" Kisi-kisi Rinduku ""
(Putra Jogja)

Senin, 14 Juli 2014

#Puisi : Setia Kasihku

Lama sudah kembara dalam lanaku
Hanya demi mengais sebuah kasihmu seorang
Lama sudah ku susuri kelopak cinta
Hanya demi menguak tabir darimu seorang


Dirimu yang terindah
Ku sapakan rindu dalam hangat , dinginnya deruan angin malam
Dirimu yang terindah
Ku sematkan do'a dalam terang , gemerlapnya sudut malam
Bahwa setia kasihku selalu terjaga
Hingga akhir waktu nanti


Setia Kasihku,,,
By,,, Putra

Selasa, 08 Juli 2014

#Puisi : Sabda Cinta Di Hati

Diantara keterjagaan ataupun lenaku
Tidak pernah sedikitpun aku melupakanmu
Dan akupun masih tetap merinduimu
Diantara rekahnya bunga cinta


Kerinduan ini akan terus kusemaikan
Kala dinginnya angin mengusik
Kala kelamnya malam menyelimuti
Namun derap harap terus berpinta
Kelak esok
Atau lusa
Dapat terhantar di berandamu


Meski rembulan kian enggan menampak
Tiada pernah sedikitpun membuat rindu ini terkulai
Meski bintang kian enggan menyinari
Tiada pernah sabda cintaku terburai
Karna engkaulah sejatinya cinta dihati



"" Sabda Cinta Di Hati "'
 By,,, Putra

Minggu, 06 Juli 2014

#Puisi:Cerita Cinta Dalam Kenangan

Semusim telah berlalu
Seiring waktu ranting masih menunggu
Segumpal curahan hati ber isyarat menabuh kalbu
Sebesar ini kah kerinduan itu terhadapmu



Serempak debu berterbangan dalam kegalauan
Simpang siur ruas jalanan bersehteruan
Sedimikian ini kah rasa dalam kekalan
Sedimikian ini kah cerita cinta dalam kenangan



Sepindar cahaya lilin redup menyimak hening
Senandung kesunyian hati lirih bergeming
Seumpama sepurnama lepas membayang
Sedikit pun jelma wajahmu tak kan pernah hilang
Karna engkaulah sosok penghias ruang hidupku



"Cerita Cinta Dalam Kenangan"
 By,,,Putra

Selasa, 01 Juli 2014

#Puisi : Do'a ku

jika duka bersemayam dalam hatimu
usahlah engkau simpan air matamu
jika duka berlabuh dalam kesendirianmu
usahlah engkau ragukan keberadaanku
karna akulah penawar rasa yang telah melekat di dalam hatimu


tetaplah engkau dengan senyum indahmu
tetaplah engkau dengan tawa riamu
tetaplah engkau dengan canda guraumu
tetaplah engkau dengan kasih sayangmu
di mana kasih sayang itu pernah menempatkan sebuah cinta di hatimu


biarkanlah cinta bergelora dengan membawakan kerinduan yang ada
kala jarak membentangkan jauhnya ruang dan waktu di antara kita
biarkanlah tangis menghiba dengan membawakan harap dan cita
kala do'a demi do'a ter lafas di dalam heningnya sang malam



Do'a ku,,,
By,,, Putra

Rabu, 25 Juni 2014

#Puisi : Senandung Kidung Rinduku

Sudah hampir berkali-kali rindu ini memanggilmu
Hingga malam-malamku dengan setianya menanti kehadiranmu
Sekalipun risalah ini harus berwancana pilu
Hati senantiasa menantimu kembali di sisiku



Padamu rindu ini ku serukan bersama deruan angin malam
Padamu rindu ini ku semaikan bersama gundah gulananya yang kerap menggumam



Seandainya engkau tahu
Betapa rasa ini menyayangimu
Betapa rasa ini mengagumimu
Betapa rasa ini mendambakanmu



Pada jiwa yang telah tersemat
Setiap helaan nafas memanggilmu
Setiap lafaz mengharapkanmu
Semoga engkau mendengar senandung kidung rinduku terhadapmu



"" Senandung Kidung Rinduku ""
By,,, Kembara Hati

Selasa, 17 Juni 2014

#Puisi : Senandung Rindu Untukmu

Di saat bayangmu menghampiri malamku
Takkan ada kataku yang mampu melafas
Melainkan hanya ada satu kataku
Bahwa aku sangat menyayangimu
Takkan ada lagi yang mampu menggantikanmu
Takkan ada lagi yang mampu menyinggahi
Ruang singgah sana


Sekalipun membayang jelma bidadaripun
Takkan mampu lunturkan asa di penghujung hidupku
Sekalipun membayang jelma dewi malampun
Takkan mampu luluhkan peluh di keterbatasannya
Yang kau miliki saat ini


Duhai sang kekasih...
Adakah aku lancang mendambakanmu
Adakah aku tak pantas bila mengagumimu
Adakah aku hina menyayangimu
Adakah aku tak wajar mengikrar sumpah setiaku ini


Katakanlah kasih
Tegurkanlah kasih
Agar tulusnya kasih ini melega
Agar kidung ini melantun mendayu
Dengan senandung merinduimu



Senandung Rindu Untukmu
By,,, Putra Jogja

Sabtu, 14 Juni 2014

#Puisi : Surat Untuk Bunda

Di pertiga malam yang hening nan syahdu
Desahan kasih sayangmu serasa dekapi tepian relung sukmaku
Hingga tulus ikhlasmu menjadikan diri ananda
Menjadi seorang insan di muka bumi pertiwi



Namun
Gulirnya waktu telah menuntut dalam diri ananda
Untuk menguraikan sebuah suratan
Meskipun semua telah di tabir dalam genggaman cakrawala



Maafkanlah ananda yang kian tak terjamah dalam menitih langkah
Meskipun kerap lafasan do'amu dalam hening diri ananda
Maafkanlah ananda yang telah meninggalkan lautan kasih sayangmu
Meskipun kerap deburan ombak cintamu menghapuskan segala kegundahan dalam mengarungi luasnya samudera kehidupan
Yang tak pernah ber ujung ini



Maafkanlah ananda yang tak pernah memberi selembar kabar
Dalam melanglang di ujung seberang
Meskipun batin merintih merindu manisnya secawan kasih sayangmu



Bundaku tercinta
Jangan sangkakan kepergian ananda
Dalam menggapai sebuah hajat di dalam hati
Kelak jati menjadi diri di antara rontangnya padang buana
Hingga menjadikan genggaman itu mewujud nyata
Dan bukan semu lagi



Dengan selembar kertas dan sebuah pena telah kutuliskan
Selembar surat untukmu sang terkasih di sepanjang masa
Semoga bunda dapat mengerti akan sebuah asa di dalam sanubari ananda
Sekalipun mentari enggan tuk mengitari sepenggal jiwa ini
Namun asa akan selalu bernuansa dalam kalbu ini


Surat Untuk Bunda
By , Putra

Rabu, 11 Juni 2014

#Puisi : Rindu

Seirama nada rasa yang bergemuruh di hati
Kubiarkan cinta menyulam sejarah kita dengan sendirinya
Meski sepi merengkuh diri
Hampa membasuh jiwa
Kuyakin cinta tak menentukan jarak


Hanya pancang ketegaran yang kuracik dalam langkah
Bukankah ketabahan adalah ujung senja yg berbalur kemilau ?
Merebah lelah jiwa diambang rindu


Tanpa bait-bait kata, tanpa aluran aksara terkias
Dan kubiarkan mimpimu menyulam rinduku
Sebelum hadirnya terik mentari membakar hasrat yang ada


Rindu ,,,
By,,,Putra

Sabtu, 07 Juni 2014

#Puisi : Janji Sang Puan

Walau dalam samarnya
Aku masih menatap sunyi
Berharap kau hadir kembali hari-hariku
Namun kelam langit
Berkali-kali menyelimuti malam-malamku


Achhh
Bisakah gemuruh bayu menyerukan rasa yang mengganjal olehmu
Ataukah gemerlap nirwana bisa menawan rupa nan kusam


Netrapun kembali berkaca
Diam mengukir seribu tanya
Mungkin hanya dia lah yang aku tunggu
Sebagaimana janji sang puan dulu


Janji Sang Puan,
By, Putra

Jumat, 06 Juni 2014

#Puisi : Cinta

Dalam gigil pagi
Merias ranumnya kembali
Pada bibir sang mentari pagi



Senyum manjamu
Tak pernah lekang oleh waktu
Canda tawamu
Tak pernah henti merayu-rayu



Puji syukur atas karuniaMU
KarnaMU lah senyum itu kembali memgembang
KarnaMU lah kasih sayang itu kembali terlahir



Jangan biarkan cinta ini karam
Karna ku sayangkan dia
Jangan biarkan kasih ini pupus
Karna ku mengharapkan dia
Hanya dia lah yang ku inginkan



I Mis You,,,,Dinda
By,,,Putra

Minggu, 01 Juni 2014

#Puisi : Rindu

Laksana angin malam
Datang menyelubungi dengan dalam
Laksana gemuruh ombak
Datang menggempur dengan kejam



Ini kah rindu itu?
Rindu yang tak habisnya ku halang
Ini kah rindu itu?
Rindu yang tak habisnya ku tuang



Barisan titi wangsa
Tak mungkin dapat ku pungkiri
Buana cinta memukau
Tak mungkin dapat ku tepiskan



Ingin ku menjerit dalam bathin
Namun sadarku menerima
Ingin ku berlari dalam setiap bayangmu yang menjelma
Namun sadarku berkali-kali mengajarku
Dalam iklhasnya yang senantiasa memohon padaNya



Semoga kau
Selalu menjaga cinta kita
Semoga kau
Selalu menjaga hati untukku



Aku di sini selalu menantimu
Berharap malam hadirkan wajahmu
Walau sesaat jelmamu bersama lintasnya sang nawan
Yang teramat menawan nan mempesona



Rindu
By,,,Putra Jogja

Rabu, 28 Mei 2014

#Puisi : Rindu

Awan ber arak
Angin ber bisik
Angan ber terbangan



Bulan mempesonakan
Bintang mengerdipkan
Langit mengisyaratkan



Duhai jiwa yang di landa rindu
Bawalah terbang bilur di hujung pilu
Menawar resah menyelimut kalbu



Sampaikanlah kerinduin ini
Pada dia yang ku sayangi
Tak habis waktu menghitungi
Rindu yang tercipta untuknya



Rindu
By, Putra

Jumat, 23 Mei 2014

#Puisi : Bersamamu

Tepat pada raut wajahmu
Kau simpan misteri itu
Laksanaku ingin mengerlingmu
Dengan senandung kidung cintaku



Mutiara hati ku dekap erat
Layaknya permata tak ternilai
Meski berbagai jutawan menawar
Teguh tekadku menggenggamnya



Kau yang terindah
Yang pernah ku miliki
Kau yang mengerti
Diantara yang mengertikanku
Dan ku berharap kau lah cinta sejatiku



Duhai hati yang satu
Memahat nama hiasi waktu
Merias senja di sudut syahdu
Mendamba kasih kekalkan di kalbu
Bersamamu,,,
To , Dinda
By, Putra

Rabu, 21 Mei 2014

Puisi#Hadiah Luka

Cinta datang dan pergi sesuka hati
Hingga sampai detik ini tak sedikitpun yang mengerti
Akan pedihnya
Akan sakitnya
Sebuah cinta yang menjelma menjadi sembilu



Semua yang ku alami sangatlah begitu singkat
Semua yang ku rasakan sangatlah begitu tak masuk akal



Dahulu kau datang menjajakan kebahagian
Dahulu kau datang memberikan harapan
Namun kini hanya derita yang kau tanggalkan
Hanya kelukaan yang kau hadiahkan untukku



Kau taburi cinta di hatiku
Kau taburi mimpi di hidupku
Namun kau begitu cepat membuang harapanku
Kau begitu cepat hempaskan mimpiku
Hingga sekujur tubuhpun berlumurkan air mata



Dengarlah kasih,,,
Tulus di hatiku menyayangimu
Namun ini kah balasan darimu
Cinta yang begitu aku jaga untukmu



Dengarlah kasih,,,
Sedihku bukan karna sesalku kehilanganmu
Tangisku bukan karna sakitku tergores belati cintamu
Melainkan pergimu yang tak pernah ber warta



Saksi bisu cinta di hatiku akan ku suap
Hingga diamnya tak lagi bersuara
Ataupun berbisik tentangmu
Karna cukuplah hadiah luka ini untukku



Hadiah Luka
By,,,Putra

Selasa, 20 Mei 2014

#Puisi rindu

Telah ku semai malam-malamku
Bersama sepi
Bersama sunyi
Dan duka lara hati
Menerawang jauh dinginnya angin tanpa titian



Pudar cahaya cinta tanpa sekerlip cahaya yang tersisa
Gelap
Gulita
Menyelimuti tiada henti
Kabut asa terperosok dalam terjal malam
o


Meronta jiwa bagai ter cabik di hati
Merintih hati bagai ter tusuk di sanubari
Menghela nafas bagai terdesak di dada



Ya tuhan,,,
Aku lelah menangis
Aku lelah tersakiti
Aku lelah berbalut asa keindahan



Ya tuhan,,,
Kau lah yang maha kuasa
Mengubah cinta menjadi rindu
Mengubah cinta menjadi sayang
Mengubah rasa menjadi suka dan cita



Ya tuhan,,,
Insan ini tak mengerti akan cinta
Jua tak banyak mengerti akan ketulusan
Namun atas ijhinMu
Biar lah insan ini merengkuh cintanya
Sebagaimana cintaMu yang di impikan oleh setiap umatMu



Ya tuhan,,,
Ku hatur do'a padaMu
Berharap kau dengar kesah kesuhku
Karna kau lah sejatiNya tambatan hatiku selama ini
Dan padaMu lah teduh rinduku ber padu menyenandung




Senandung Rindu
By,,,Putra

Minggu, 18 Mei 2014

Puisi#Rasa Yang Ada

Harus kah semua janji tak bisa di tepati
Harus kah semua mimpi tak bisa di gapai
Harus kah semua cinta tak bisa di mengerti
Harus kah semua cerita cinta berakhir pedih di hati




Dengar lah kasih,,,
Ku bukan lah insan yang sempurna
Ku bukan lah insan yang ter nama
Ku bukan lah insan yang ter kaya
Ku bukan lah insan yang rupawan




Namun,,,
Ku punya hati
Sebagaimana insan lainnya
Ku punya cinta
Sebagaimana insan lainnya




Tak pernah ku ber harap banyak darimu
Mencintai
Menyayangi
Karna itu permintaan ter besar buatku
Namun hargai lah akan rasa yang ada untukmu ini




Rasa Yang Ada,,,
By,,,Putra

Selasa, 13 Mei 2014

Puisi# Risalah Cinta

Lama sudah aku menantimu
Hingga rindu ber kurun bagai salju di gurun
Lama sudah aku menantimu
Hingga cinta ber mekaran bagai bunga di taman kalbu



Tahu kah kau,,,
Tiada hari tanpa menyebut namamu
Tahu kah kau,,,
Tiada hari tanpa menutur rindumu



Ku di simpuh dalam penantian cinta tak ber ujung
Ku di sekap dalam penantian cinta yang ter larang



Ya tuhan,,,
Salah kah cinta yang tumbuh mekar ini?
Salah kah cinta yang menghuni kekal melekat ini?
Salah kah pula insan ini memuja cinta dari umatMU



Ya tuhan,,,
Bila pun cinta adalah suatu ke pedihan yang mendalam
Tenggelamkan lah cintaku dalam lautan kasihMU
Agar sadarku akan kasih sayangMU lah yang abadi di dunia maupun akhirat nanti




Risalah Cinta Di Hati
By,,, Putra

Senin, 12 Mei 2014

#Puisi Rindu Ber Keranda Waktu

Senja dini hari menorehkan kembali cerita lalu
Hingga sadarku pun ber tanya-tanya pada penjuru kalbu
Sudah berapa lama menanti
Sudah berapa kali menangisi



Namun penjuru tetap membisu
Getar rasa pun tak mampu gemakan rindumu
Gelegar guntur pun tak mampu membuatnya luruh
Sebuah rindu kekal ber kerandakan waktu



Wahai sang pemilik rindu
Di manakah binarmu ber sembunyi
Lelah
Letih
Mengintai tirai ke gundahan di jiwa



Ada kah secebis nalurimu
Masih merinduiku
Ada kah sebait sapamu
Masih menyapaiku



Rasaku selalu ter sudut dalam tangis dan air mata
Rinduku pun meraung sendu memilu dan menyayat pedih
Hingga bisik hati kecil pun mengeja nama dan rindumu yang kekal ber keranda ini



Rindu Ber Keranda Waktu
By,,,,Putra

Sabtu, 10 Mei 2014

#Puisi : Insan Merindu

Sampai detik ini
Masih ku dekap dengan erat
Sampai detik ini
Masih ku abadikan dengan beragam warna tinta cinta di hati




Walau senja selalu ber lalu tanpa kata
Walau malam selalu memijak tanpa hibahnya
Senantiasa ku rawat luka dengan sunyinya
Sebagaimana rasa ter kuak dalam duka lara jiwa




Pada senja dini hari,,,
Membisik rindu penuh rintihan
Hingga sadar pun ber tanya-tanya tentangmu
Duhai insan yang ku rindu



Insan Merindu,,,
By,,,Putra

Kamis, 08 Mei 2014

#Puisi : Getar Rindu

Jauh sebelum waktu ber lalu meninggalkanmu
Sering kali ku sapakan rindu pada sang bayu
Ber harap kau mendengar seruan dalam kalbu
Yang selama ini membuatku pilu



Kau,,,
Yang pernah hadirkan sejuta rasa di hati
Kau,,,
Yang pernah lukiskan warna-warni cinta di hati
Namun kini,,,
Kau menoreh luka yang kian menganga



Mampu kah diri untuk ber tahan
Sedang pedih kian menjalar
Mampu kah diri untuk mencinta
Sedang sembilu kian menyayat


Kau,,,
Yang ter amat jauh di sana
Ada kah getar rasa itu masih ada
Ada kah getar rindu menggema
Di antara waktu yang menyeruak cerita kita



Getar Rindu,
By,,, Putra

Puisi#Cinta

Seiring silamnya senja
Semua telah membiarkan ber lalunya
Semua telah meninggalkan ber artinya
Semua telah meninggalkan cerita semata



Begitu pula kah denganmu
Begitu pula kah dengan sisi pasimu
Begitu pula kah dengan rasamu
Begitu pula kah dengan cintamu



Laksana jiwa pun meronta
Ber tanya tiada jawabnya
Ber tutur tiada artinya
Lantas sendu kidung pun tanpa nada cinta



Hening pun hanya ber taut air mata
Merapal do'a
Mengurai kalimah
Hingga hadiratNya memapah duka lara yang membahana



Alunan Kidung Cinta
By,,, Putra

Selasa, 06 Mei 2014

Puisi : Jiwa Yang Kalah



Masih ter simak dengan syahdu
Saat mega mendung mengarak ke labu
Sehingga lembut pendar menggurat penuh pilu
Mengenang akan apa yang telah ber laku



Hanya sesaat kita ber sama
Lalu pergimu tanpa sepatah kata
Hanya sesaat kita ber sua
Lalu suaramu hilang tanpa nada



Duhai laksana ombak samudera
Terjang lah keras dan bekunya
Hingga hancur dan leburkan lah asa
Sebagaimana serpihan-serpihan permata
Menenggerai jiwa yang kalah



Jiwa Yang Kalah,,,
By,,,Putra Jogja

Senin, 05 Mei 2014

Puisi : Kisah Ber Madu Rupa

Selepas ke pergianmu
Apa lagi yang harus ku rangkum tentangmu
Selain dari pada kenangan musim lalu
Di mana kau dan aku saling mengisi hari lalu



Selepas ke pergianmu
Sunyi pun kerap ber bisik tentangmu
Tentang seorang kasih yang tak pernah tahu
Akan warta dan ke adaannya



Sekali pun lorong gelap gulita
Camar
Lautan
Masih ber padu menyingkap pada langit senja
Hingga sehteru gurun menggema di pusara



Seandainya rasa ada lah suatu ke kalan
Ku kan ukir namamu dalam hatiku
Hingga gulirnya waktu tak kan pernah mampu mencium aroma rasa tentang kisah ber madu rupa dalam tatanan inti hatiku
Karna kau telah menyatu dalam rasaku




Kisah Ber Madu Rupa,,,
By,,,Putra

Minggu, 04 Mei 2014

Puisi : Cinta Dan Kasih

Bulan telah kembali mengambang
Bimbang gelombangku ber ombak dalam
Binar kejora nirwana menggelayuti bagai merejam malam
Bias sinar kasih ter pintal jauh menyeru lantang


Rintik gerimis menguak sepertiga malam
Rindu menakar dalam diam nan tenggelam
Rinai cinta mendayu sayu seiring gelegarnya guntur
Hingga kesah kesuh pun menyandang resah kalbu


Duhai apa yang mengganjal di dalam benak
Tak bisa kah ber henti sejenak
Tuk mengusik ke diaman sesaat
Duhai apa yang menyelubungi di dalam fikiran
Tak bisa kah ber henti sejenak
Tuk membisikan kelunya di jiwa


Ya tuhan,,,
Insan ini tak begitu mengerti akan sebuah cinta
Juga tak begitu mengerti akan kasih sayang
Namun insan ini hanya kembara hati yang telah lama menantikan cinta dan kasih dariMu seorang


Cinta Dan Kasih,,,
By,,,Putra Jogja

Sabtu, 03 Mei 2014

Puisi Iklhasku

Demi hari-hari yang mesti kau lewati
Rela di hatiku melepasmu pergi
Demi bahagiamu yang mesti kau petik
Ikhlas di hatiku melepas secarik mimpi
Karna tahuku mimpi itu tak kan pernah ber ujung ke pastian

Usah kau tanya mengapa?
Karna kita telah tahu jawabnya
Usah pula kau tanya cinta?
Karna cintaku yang begitu tulus menyayangi sepenuh jiwa

Demi sejalinan hari-hari bahagia yang telah menanti untuk kau petik
Relaku merawat perih untuk mewujudkan mimpimu
Di mana tak kan ada lagi sebuah fatamorgana dalam ke semuanmu
Karna ku yakin sejatinya cinta menanti untuk kau miliki sepenuhnya

Pergilah kasih,,,
Rengkuh lah duniamu dari balik sangkar kasih nan pengap ini
Raih lah segala cita yang ada di benakmu saat ini
Karna sejatinya bahagiaku bisa mengukir seulas senyummu nanti

Usah kau ingat sepenggal jiwa ini
Karna penggalan jiwa ini telah lama menepi
Usah pula kau ingat mimpi tentang kita
Karna mimpi itu telah jauh ku hempaskan

Biarlah diri sendiri di sini
Mengukir asa
Mengurai rasa
Hingga saat kau kembali melihatku dalam wujud yang sama


Iklhasku,,,
By,,,Putra


Jumat, 02 Mei 2014

Puisi Goresan Cinta

Lewat bibir mentari pagi
Menuang rasa ber tintakan ke emasannya
Warna
Warni
Menggores dalam lentikan jemari yang menghiasi altar cakrawala dini hari

Mungkin,,,
Tak selamanya mentari datang menyapa
Mungkin juga,,,
Tak selamanya mentari membangunkan dari lelapnya
Namun setiap kali embun menetes mengajakku untuk bangkit kembali

Lalu ku coba alunkan kidung meski tanpa cinta
Ku alun kan hati meski tanpa hibahnya
Ku alun kan kasih meski tanpa sayangnya
Ku alun kan resah meski tanpa tuannya

Laksana ombak menggelora mencela
Sejauh mana kah rasa akan kau bawa
Sedalam mana kah cinta akan kau puja
Dan sedimikian ini kah hasrat yang membara

Ber ujar kata tak ter bata
Ber puisi pujangga letih ber maya
Ber munajad cinta mabuk ke paya
Ber argumen lisan memuja nama
Hingga yang ter tinggal hanyalah goresan tak ber makna


Goresan Cinta,,,
By,,,Putra


Kamis, 01 Mei 2014

Puisi Kerinduanku

Jauh sebelum hari ber lalu
Sering kali ku sapakan rindu
Kala senja menyilam
Kala bulan menghilang

Namun semua hanya semata-mata rindu yang ter curah dalam tarian mimpi di ujung senja soreku
Kelak jauhnya jarak yang membentang tidak lagi menjadikan penghalang
Antara dua rasa insan yang ber beda ruang
Atau pun waktunya

Ter untukmu yang jauh di sana,,,
Tetap lah dalam rasamu
Tetap lah dalam bahagiamu
Tetap lah dalam sejatinya dirimu
Kelak usai waktu yang kan datang menemukan kita kembali
Jangan pernah kau biarkan sedih itu menjadikanmu lemah
Namun niscayaNya akan membawa kita dalam jeda yang ber sama tuk menitih waktu yang ada nanti


Kerinduanku,,,
By,,,Putra

Rabu, 30 April 2014

Puisi Seruan Cinta Seribu Luka

Memijar pasi mentari di atas ke labu
Menelaah secercah pada titiknya bias kasihmu
Selaksa rindu ber fitrah menderu dalam kalbu
Yang ber serikat di antara mega mendung

Bahasa hati mengalun mengeja tanya pada langit
Sudah kah dirinya dalam balutan sutera cintaMu
Sudah kah dirinya dalam naungan kasih ter suciMu
Atau kah aku harus mengitari setiap jejak yang dulu pernah ada

Di manakah dirimu duhai penjaga hati
Aku di simpuh menunggumu
Aku di himpit resahmu
Di manakah nadamu duhai penyejuk jiwa
Ada kah dirimu mendengarku
Ada kah dirimu memikirkanku

Seruan cinta seribu luka menganga tanpa haluan
Seandainya pergimu sebuah jawaban dari ke tidak ber sahajanya
Rela
Iklhasnya
Melepasmu untuk selamanya


Seruan Cinta Seribu Luka,,,
By,,, Putra

Senin, 28 April 2014

Puisi Gugur Setia Janji

Desah lembut semilir angin mengusik jiwa
Derai degup jantung sesakkan dada
Hanya keluh
Hanya diam
Di sudut hati yang kian rapuh

Gugur setia janji
Ter selerak di setiap terjal gulita
Tumbang kencana kokoh
Ter hempas bagai serpihan semata
Hingga yang ter sisa hanyalah nanar di ujung pilunya

Persinggahan ber harapkan mahligai hanya tinggal bahana
Penantian ber harapkan ke pastian hanya tinggal igauan
Lantas apa yang hendak di kata
Lantang seruan pun tak lagi kau dengar

Sesungguhnya,,,
Engkau lah yang menghadirkan kecamuk rasa ini
Sesungguhnya,,,
Engkau lah yang menumbuhkan harapan ini
Dan ke padaMu lah ku kembalikan pula


Gugur Setia Janji,,,
By,,,Putra

Minggu, 27 April 2014

Puisi Sebait Do'a

Dengan alur nafasmu
Ku menitihkan langkahku ber sama desis angin rindu yang mencibir di kalbu
Hingga mentari tak luput dari sebagian secebis kerinduan ini
Meski tahuku jejak rindumu tak lagi ber tapak

Dalam butiran debu yang terbang dalam ke galauan
Aku masih ter jaga dari padamu
Aku masih ter ikat dari pada seiya untukmu
Desah nafas pun tak lekang dari pada namamu

Serempak dalam camar ber terbangan
Merajut mimpi di ujung langit
Menghias sutra ber manik nirwana
Mengukir satu kasih penuh kasih
Di sembari sebait do'a padaNya
Dan semoga esok kita bisa ber sama


Sebait do'a,,,
By,,,Putra

Sabtu, 26 April 2014

Puisi Sang Cipta

Hujan turun laut memburu
Hati merintih ter tindih rindu
Hembus bayu samudera ber bisik syahdu
Hening pun murung layaknya arca seribu batu

Bisik lirih suara hiba senja kala
Bias kasih ter jerembab dalam lara
Binar lentera redup memintal
Bisik hati pun kian mengumbar cinta yang tak lagi mengkristal

Duhai sang cipta,,,
Bawa lah aku pada rinduMu
Bawa lah aku pada kasihMu
Bawa lah aku pada cintaMu
Hingga tak ada lagi fatamorgananya sebuah cinta
Melainkan cintaku padaMu seorang


Sang Cipta,,,
By,,,Putra

Jumat, 25 April 2014

Puisi Cinta Ini

Setiap kata titihan jiwa
Ter urai ber sama air mata
Setiap bait puisi torehan lara
Ter ungkap ber sama rintihan sukma

Alunan ombak rindu yang menggelora tak lagi mampu ku halang
Alunan kidung cinta yang mendayu tak lagi mampu ku topang
Angan yang membayang tak lagi bisa ku tepis
Awan yang ber arak pun jua tak mampu ku kelabuhi

Andai waktu bisa mendamaikan rasa yang ber kecamuk ini
Tidak lah sesakit apa yang ku rasa saat ini
Andai waktu bisa membalik masa yang dulu
Tidak lah aku ke hilanganmu

Tuhan,,,
Jika cinta ini bukan milikku
Dengan dasar apa rindu ini menghuni ruang hidupku?
Tuhan,,,
Jika cinta ini bukan milikku
Dengan cara apa lagi aku menghapusnya?

Harus kah cinta ini ku bawa mati
Harus kah rasa ini ku bunuh saja
Hingga sakit
Hingga pedih tak pernah ku rasakan lagi

Cinta Ini,,,
By,,,Putra

Kamis, 24 April 2014

Puisi Hadirmu


Hadirmu bagaikan angin
Lembut menerpa
Lirih menyapa
Laksanaku ingin mendekapmu

Hadirmu bagaikan senja
Menggelayut syahdu
Melantunkan rindu
Laluanku ingin tenggelam ber samamu

Hadirmu bagaikan bintang
Memancar indah
Menghiasi hati
Lisanku tanpa batas memujamu

Hadirmu bagaikan purnama
Menyibak tabir
Menoreh cerita
Lafasku tanpa henti mendo'a
Dan hadirmu ku jadikan pelipur lara hati
Hingga waktu memisahkan sukma dan raga ini


Hadirmu,,,
By,,,Putra



Puisi Iklhasku : Karya-Kembara Hati

Setibanya rintik gerimis senja
Lantang seruan seribu luka kian menganga
Selaksa gemuruh ombak samudera ber bisik pada lukanya
Di sebaris arakan awan yang kian pekat

Gertak hati pada ganasnya ombak yang mengikis tepian
Sebesar ini kah goresan yang harus ku terima?
Gertak hati pada luruhnya asa yang telah hamburan
Sedemikian ini kah getir pahitnya yang harus ku telan?

Wahai sang pemilik rasa,,,
Usah kau sulam lagi rasa pada kanvas hatiku
Usah kau jajakan lagi lembutnya kasih pada jiwaku
Karna hati dan jiwa itu serasa telah beku dan memaku

Sekali pun kejora nirwana melambai
Tak kan pernah ku memintanya lagi
Sekali pun kekal cinta ter patri
Senantiasa iklhasku akan melumatnya sendiri


Iklhasku,,,
By,,,Putra

Rabu, 23 April 2014

Puisi Cinta Di Matamu

Kenangan ini,,,
Masih ku dekap erat
Hingga waktu pun tak kan mampu
Membuatnya berkarat atau pun retak

Kenangan ini,,,
Masih ku abadikan dalam lembaram hidupku
Hingga cerita kita ter sampul dalam usangnya rindu
Yang ber tuju padamu

Kenangan ini,,,
Masih ku selak dalam diary memori cinta
Hingga namamu selalu ku eja di antara puisi ke rinduan hati
Yang kerap menjelma di sudut altar cakrawala

Seandainya saja waktu menepati janjinya
Tidak lah hati sepedih ini
Seandainya saja waktu mempersuntingkannya
Tidak lah hati sesakit ini

Mungkin di matamu
Cinta ini tak ubahnya sepindar cahaya lilin
Yang ter amat redup di antara ribuan cahaya terang di sekitarmu
Namun di setiap pintaku padaNya
Ku pinta selalu menyala di hatimu
Kala cahaya yang lainnya telah mulai padam


Cinta Di Matamu
By,,,Putra